Bagian Sebelas

310 21 0
                                    

She was different.

***

Koridor sekolah nampak sepi sekali. Jam pulang sekolah telah lama berakhir namun gadis itu masih belum balik rumahnya. Ia berjalan menuju ke lokernya untuk mengambil hoodie-nya yang ia titipkan beberapa hari yang lalu. Tatapan dinginnya itu seolah membunuh tiap situasi. Banyak orang berpikir kalau gadis ini korban broken home atau rumah tangga yang berantakkan, namun sayang setiap pandangan itu salah.

Matanya masih tetap lurus menatap ke depan walau langkahnya telah terhenti. Menatap setiap pergerakan yang ada di depan matanya.

"Apa?"

"Ngapain lo?" tanya Lyla dengan nada dingin.

Kenath berjalan pelan menghampirinya sambil mengangkat tinggi kunci yang ia pegang.

Flashback.
Kenath Pov.

"Kunci loker siapa nih?" ujarku sambil mengambil kunci loker yang jatuh di depan pintu toilet perempuan.

Dari modelnya yang seperti ini sangat tidak asing bagiku. Ini seperti kunci loker seseorang yang biasa ku lihat. Gantungan kunci berbentuk gadis muram yang mengenakan baju putih hitam khas seragam penjara.

"Chelyla." gumamku dalam hati.

Gadis itu mempunyai gantungan kunci yang sama di tasnya. Mungkin benda ini jatuh ketika ia masuk ke kamar mandi. Aku pun menunggunya untuk keluar lalu ingin ku berikan padanya.

"Kenath? Ngapain di sini?" ujar seseorang.

"Eh Rissa, uhm... gak sih lagi nunggu seseorang." kataku.

"Siapa? Udah gak ada orang di dalam."

"Eh..."

Lalu? Kemana gadis itu? Kenapa tidak ada di sini? Atau jangan-jangan...

"Lyla ada di dalam gak?" tanyaku.

Saat pertanyaan itu ku lontarkan pada Arissa, entah kenapa mukanya begitu agak lain ketika mendengar nama Lyla.

"Gak ada. Ehm... lo mau barengan gue gak? " ajaknya.

Sebenarnya apa yang terjadi pada gadis ini. Mungkin ada sesuatu yang ia sembunyikan mengenai sepupunya itu.

"Duluan aja, gue masih ada urusan." ucapku sambil tersenyum.

Ia pun membalas senyumanku lalu pergi berlalu dari hadapanku.

Kenath Pov.
Flashback off.

"Nih... gue mau balikin kunci milik lo."

Kenath memberikan kunci tersebut pada Lyla. Gadis itu masih enggan untuk mengambil kunci itu dari tangan Kenath. Lelaki itu pun menarik tangan Lyla lalu memberikan kunci itu.

"Lain kali hati-hati." sarannya.

"Makasih."

"Lo belum pulang? Dah hampir malam." ujar Kenath.

Tak ada balasan dari gadis itu padanya. Melihat sikap Lyla yang seperti itu, Kenath langsung menarik tangannya.

"Eh... apaan sih?" erangnya.

"Udah, gak usah banyak bacot. Ikut aja." jawab Kenath.

Sesampainya di parkiran Kenath langsung membukakan pintu mobilnya untuk Lyla.

"Masuk." pintahnya.

Tidak ada jawaban. Dia masuk tanpa basa-basi pada Kenath. Perjalanan pulang hanya diiringi dengan sunyi kecuali suara acara radio.

"Mau diantar kemana La?" tanya lelaki itu namun tak ada balasan darinya.

Diliriknya gadis itu, ternyata Lyla sudah tertidur lelap. Mungkin karena kecapean selama beraktifitas seharian dan ditambah sudah hampir pukul tujuh malam mereka baru akan kembali ke rumah. Mungkin ia harus memulangkan saja gadis itu pada orangtuanya.

Lagu Alicia Keys mengisi kesunyian dalam mobil itu. Dikeraskannya lagu itu agar sedikit enak dan nyaman untuk didengar.

Some people live for the fortune
Some people live just for the fame
Some people live for the power, yeah
Some people live just to play the game

Some people think that the physical things define what's within
And I've been there before, and that life's a bore
So full of the superficial

Some people want it all
But I don't want nothing at all
If it ain't you baby
If I ain't got you baby
Some people want diamond rings
Some just want everything
But everything means nothing
If I ain't got you, yeah

Some people search for a fountain
That promises forever young
Some people need three dozen roses
And that's the only way to prove you love them

Hand me the world on a silver platter
And what good would it be
With no one to share, with no one who truly cares for me

Some people want it all
But I don't want nothing at all
If it ain't you baby
If I ain't got you baby
Some people want diamond rings
Some just want everything
But everything means nothing
If I ain't got you

Some people want it all
But I don't want nothing at all
If it ain't you baby
If I ain't got you baby
Some people want diamond rings
Some just want everything
But everything means nothing
If I ain't got you, yeah

If I ain't got you with me baby
So nothing in this whole wide world don't mean a thing
If I ain't got you with me baby

Hingga sampai ke area perumahan Chelyla, lagu itu terus menemani setuasi hening mereka. Canggung namun nyaman, pendapat seorang Kenath. Ada suatu rasa sebenarnya saat mendengarkan musik itu. Seakan seorang yang bernyanyi itu adalah dirinya dan orang yang dimaksud dalam nyanyian adalah gadis yang sedang terlelap di sampingnya.

Pintu pagar pun terbuka lebar. Kenath memarkirkan mobilnya di halaman rumah gadis itu. Ia turun lalu mencoba menggendong orang yang duduk di jok depan mobilnya.

"Berat amat si bocah." gerutunya sambil menggendong Lyla yang sedang terlelap.

Dia langsung dihampiri oleh Calista, ibu gadis itu. "Eh, Kenath ya? Haduh... maaf ya ngerepotin kamu." sambutnya di depan pintu.

Kenath sunggu sudah sangat merasa keberatan karena gadis yang ia gendong memang berat, "Boleh saya masuk tante? Di mana kamar Lyla ya?" ijinnya pada Calista.

"Oh mari-mari, silahkan. Lurus aja terus ada pintu yang banyak stiker, nah di situ kamar Lyla." jelas Calista pada Kenath.

Kenath langsung membawa masuk gadis itu dan meletakkannya ke ranjang tempat tidur gadis itu. Memperbaiki posis tidurnya lalu menyelimutinya. Dia memandangi wajah polos gadis itu. Sebenarnya inilah sisi yang ia sukai dari Lyla, di mana gadis itu diam dan tenang namun hangat, bukan seperti yang biasanya.

"Gue pulang ya La." pamitnya sambil mengacak-acak rambut gadis itu.

Lyla sudah terlelap sehingga ia tak pernah tahu semua kejadian yang ia alami saat itu. Kenath pun akhirnya pamit pulang pada Calista.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Everything Is(not) RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang