10

61 6 2
                                    

Assalamualaikum 😊
Hallo readers... Maaf ya author baru sempat update lagi. Semoga suka sama cerita nya.
Warning!
Hati hati typo 😂

"Have you ever been hurt and the place tries to heal a bit? And you just pull the scar off of it overand over again." Rosa Parks.

"Perjalanan hidup yang membawa ku terjebak pada satu kesalahan tentang arti pasangan dan ku tak mengerti akan semua ini."

Pagi yang cerah. Fara dan nada pergi ke sekolah mereka seperti biasanya. Pagi ini juga sapaan hangat dari sahabat mereka Topan diberi. Sekilas terlihat senyum simpul yang dibuat fara. Entah mengapa hatinya senang sekali. Hari ini mereka juga akan pulang bersama dan pergi ke kafe tempat mereka biasa berkumpul bersama. Dan topan ingin mengajak fara dan nada bertemu nadia sang pujaan hatinya.
"Eh, kalian lama banget datangnya. Untung guru kita belum masuk kelas" gerutu topan.
"Maaf, tadi jalanan macet" jawab nada.
Fara hanya tersenyum melihat tingkah kedua sahabatnya itu. Jarang sekali fara melihat sesuatu seperti ini setelah sekian lama. Setelah itu, mereka pergi ke kelas masing masing. Di persimpangan antara UKS dan ruang OSIS fara dan topan berpisah dengan nada. Kelas mereka kan berbeda. Saat memasuki kelas, suasana kelas 9E pagi ini sangat ramai. Ada yang menggunjing sana sini, ada yang membicarakan pertandingan sepak bola semalam ada juga yang tengah sibuk dengan tugas kemarin. Fara bukan termasuk anak yang pandai bergaul karena ia tau setiap ada teman yang mendekatinya pasti akan mengambil hartanya saja. Untung saja nada tidak begitu. Makanya ia menjadi anak yang pendiam. Baginya nada dan topan adalah sahabat baiknya. Jadi, ia tak perlu khawatir selama ada mereka berdua.
"Eh, ra kamu ngapain? Sibuk banget sama tuh benda" kata topan.
Fara sibuk mengetik benda pipih berwarna putih miliknya itu. Benda itu tak asing lagi bagi setiap orang. Bahkan fara tak menghiraukan perkataan tipan barusan.
"Kringggg" bel masuk pun berbunyi.
Fara segera menaruh ponselnya ke saku jas sekolah nya. Jam pelajaran pertama pun dimulai. Bosan dan letih. Ingin rasanya bel surga itu berbunyi secepatnya. Namun apalah daya. Hanya bisa menunggu waktu nya tiba.

                           ❄❄❄

Bel yang sedari tadi dinanti pun berbunyi juga. Para murid menghela nafas lega karena bebas dari pelajaran mereka. Tak terkecuali fara dan topan. Saat mereka hendak pergi ke kelas 9C, nada sudah ada di depan pintu kelas 9E. Melihat nada, fara dan topan langsung menghampirinya. Akhirnya tiga sekawan itu pergi ke kantin biasa. Mereka memesan makanan dan pergi ke taman sekolah. Seperti biasa mereka menghabiskan waktu istirahat mereka disana sembari bergurau. Tak jarang banyak anak anak yang sama seperti mereka. Namun, tak jarang juga yang menggunjingnya.
"Hahaha... Lucu banget sih pan, ya kali masa nadia kayak gitu" tawa nada.
"Iya nad, aku beneran. Serius deh. Waktu itu nadia yang cerita sendiri ke aku kalau dia pernah makan batu" jelas topan.
"Hahah bohong kali" jawab fara menimpal.
"Ck, serah kalian mau percaya apa kagakl lah"
"Hahaha..."
Tawa mereka terdengar sampai ke kelas atas. Tapi mereka tak peduli.
Sampai tiba waktu belajar pun dimulai lagi. Seperti biasa mereka berpisah kelas dan akan pulang bersama nantinya.

                            ❄❄❄

Riau.

Seperti biasanya helmi memulai sekolah nya lagi sama seperti anak sebaya mereka. Hanya bedanya mereka tinggal satu atap saja. Pagi ini fathir menyapa sahabat baiknya itu. Namun, dibalas senyuman kecil dari si sahabatnya.
"Pagi hel"
"..."
"Kenapa? Kamu sakit ya?"
"Enggak kok. Cuman pusing aja"
"Itu namanya sakit mi"
"..."
"Mending kamu izin sama kak Ari buat istirahat aja"
"Gak ah, baru juga masuk udah minta izin gimana sih kamu"
"Daripada nanti kenapa napa gimana? Aku juga kan yang pusing?"
"..."
"Yaudah deh terserah helmi nya aja"
"..."
"Yuk ke kelas"
Helmi hanya mengangguk pelan. Mereka berdua pergi ke kelas mereka. Saat pelajaran tiba helmi terus memegangi kepalanya yang terasa semakin berat. Hingga di detik terakhir, helmi jatuh pingsan. Mungkin saja ia tak kuat lagi menahan rasa sakit kepalanya itu. Semua anak yang melihatnya langsung menolongnya ke UKS. Akhirnya helmi dibolehkan istirahat hari ini. Fathir tak bisa ikut serta karena ia tak dibolehkan. Helmi terbaring di atas kasur UKS. Sunyi. Satu kata yang menggambarkan suasana ruang itu saat ini.
"Awww..." ringis helmi kesakitan sembari memegangi kepalanya itu.
"Kok aku bisa disini?"
Tak lama ia mengingat beberapa jam yang lalu dimana ia bisa berbaring di UKS. Karena ia bosan akhirnya ia mengeluarkan ponsel miliknya. Ia merogohnya dari dalan saku celana. Dan segera mencari kontak fara. Rasa rindu kemarin yang sempat tertahan ia lampiaskan hari ini. Tak banyak lagi, ia segera memencet tombol bergambar ponsel itu sebagai tanda menelepon nya. Tak lama akhirnya tersambung juga.

                         ❄❄❄

Topan pov.

Aku, fara dan nada sudah tiba di kafe tempat biasa kami berkumpul. Aku menunggu sendiri di meja yang sudah tertata rapih makanan dan minuman nya. Kami sudah memesannya. Fara pergi ke kamar mandi setelah meminum minuman nya. Sementara nada sibuk dengan ponselnya. Entah apa yang ia ketik pada ponselnya hingga tak menghiraukan aku yang ada di hadapannya itu. Satu yang kulihat, ponsel fara tertinggal di atas meja. Dan, tiba tiba saja ada panggilan masuk dari orang yang bernama "Helmi". Aku awalnya ragu, karena aku tak tau itu siapa. Tapi jika penting bisa bisa fara memukul ku. Sementara nada masih asyik dengan ponselnya sehingga tak mendengar bunyi telpon fara di sampingnya. Segera kuambil dan kuangkat sebelum si penelpon mengakhirinya.
"Hallo..."

                            ❄❄❄

Helmi pov.

"Hallo..."
'Suara siapa ini? Kenapa seperti suara cowok? Jangan jangan...'
"Hallo... Maaf ini siapa ya?"
"E, eh hallo saya... Helmi, bisa bicara dengan fara?"
"Oh temannya fara ya? Maaf fara nya sedang di kamar mandi. Silahkan hubungi dia saja nanti ya"
"Oh, oh iya..."
"..."
Telpon terputus. Sepertinya pria itu yang memutuskannya. Firasat ku mengatakan bahwa fara sedang bersama pria lain. Tapi siapa? Benarkah itu mantannya? Atau hanya teman nya? Mengapa tidak ada nafmda bersamanya? Fiuhh...
"Aww..."
Kepalaku semakin terasa sakit mencoba mengingat kejadian barusan. Aku pun segera berbaring tidur untuk menghilangkan rasa sakitku itu.
'Mau apa dia?'

                           ❄❄❄

Fara kembali ke meja makan. Ia melihat ponselnya masih sama seperti yang tadi ia tinggalkan. Topan tak memberitahu fara karena ia lupa. Sifat maklum dari diri topan inilah yang tak bisa dilepaskan. Fara melirik nada yang ada disampingnya. Nada masih sibuk menelpon kekasihnya fathir. Fara memaklumi hal itu. Tiba tiba ia ingin sekali menelpon kak helmi hanya sekedar menanyakan kabarnya. Tapi waktu nya tidak pas baginya. Sehingga ia harus menahannya.
Nadia pun datang menghampiri topan. Fara yang melihat ada perubahan dari nadia pun segera melongo.
"Hai sayang"
"Hai juga. Lama banget sih?"
"Maaf..."
"Ini nadia kan?" tanya fara tak percaya.
"Lah fara kan?
"Iya... Kamu kok berubah ya?"
"apanya?"
"Yah, penampilan nya.."
"Ah, masa sih?"
"Mmm"
"Haha makasih ra"
Begitulah percakapan dua teman yang jarang bertemu. Singkat. Setelah itu mereka menyantap makanan yang sudah dipesan dari tadi. Mereka terlihat senang. Berkumpul lagi setelah sekian lama.

                         ❄❄❄

Riau.
"Karena malam ini... Saat yang terindah bagi hidupku... Oh tuhan jangan hilangkan dia... Dari hidupku selamanya..." kata syla.
Syla menyanyikan sebuah lagu yang menurutnya sangat cocok untuk suasana hatinya sekarang. Menyesal dan sedih.

Syla pov.

Aku menyanyikan lagu kesukaan ku dan helmi saat masih bersama seperti dulu. Aku menyesali semua perbuatanku. Aku sedih atas pemikiran ku. Mengapa aku menolak orang di depanku yang sudah sangat peduli. Tapi aku malah memilih orang lain yang tak tau apa dia memperdulikan ku.
"Hiks..."
Air mataku jatuh saat aku mengingat masa itu. Masa dimana kami bersama dihiasi canda dan tawa setiap harinya. Aku memang bodoh tak memikirkan apa alasan nya. Dan sekarang saat helmi sudah punya pengganti ku, aku baru menyadarinya.
Aku mungkin masih bisa menunggu kehadiran cintamu untukku, tapi jika aku sudah lelah. Mungkin itu saatnya aku akan mencoba melepaskan dan melupakan mu untuk selamanya. Aku masih bisa tersenyum saat melihat kamu bersama orang lain, padahal didalam hatiku menangis dan terluka.

                        ❄❄❄

"Aku mencintaimu dengan cara sederhana karena dengan cara itu cinta terasa sempurna."
~Fara

"Aku menemukan kesepian dalam cinta, mungkin karena meninggalkan dan mungkin juga karena ditinggalkan."
~Syla

Ditunggu ya Vomment nya 😊
Wassalamualaikum

Lost HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang