16

39 5 0
                                    

Selamat membaca 😊

"The pain of love is the pain of being alive. It is a perpetual wound."
Maureen Duffy.

"Dan aku tidak bisa berbuat apa-apa selain merasakan rapuhnya hati ini. Walaupun seribu maaf yang kau ucapkan, itu tidak akan bisa mengobati secuil luka yang kau toreh di dalam hatiku."

Setelah hari hari itu berlalu, fara dan nada sibuk mengisi hari hari mereka dengan mendaftar kan sekolah. Ya, sebenarnya fara belum menceritakan pada nada bahwa minggu depan ia akan pergi ke london. Disana ia akan bertemu orang tuanya yang sudah lebih dari dua tahun berada disana. Fara sangat rindukan mereka. Tapi, haruskah fara meninggalkan kota ini beserta seluruh kenangan nya?

Riau.

Fathir dan helmi masih saja sibuk dengan urusannya sendiri. Apalagi mereka akan liburan sekolah untuk awal semester nantinya. Satu minggu lagi mereka sudah dibolehkan pulang kerumah masing masing. Itu artinya masa liburan akan segera tiba. Dan mereka tak sabar akan hal itu. Lain halnya dengan helmi. Ia harus pulang ke kampung halamannya ataukah ia pergi ke jakarta untuk menemui fara? Entahlah semua pertanyaan yang bahkan belum ia mengerti sudah ada pertanyaan baru lagi.

Helmi pov.

Sebentar lagi liburan tiba. Apa aku harus bertemu dengan mu? Apa yang akan kau dengarkan? Mungkin kah kau akan mendengarkan penjelasan ku?

End.

Sekolah mereka sudah dipulangkan sekitar satu jam yang lalu. Jika fathir pergi untuk menyiapkan keperluannya saat liburan nanti, lain halnya dengan pria yang satu ini. Ia justru pergi ke taman kota untuk menenangkan pikiran nya agar menjadi jernih kembali. Tapi, bukan nya ia mendapat apa yang inginkan justru penghalang datang menghampirinya. Gadis itu semakin lama semakin mendekat ke arahnya. Hingga akhirnya ia duduk di sebelah helmi.
"Hai... Kenapa kamu disini hel?"
"Bosen"
"Ouhhhh... Oya kamu kapan libur?"
"Ntar"
"Ish, kamu jutek amat sih hel"
"Udahlah syl, aku lagi gak mau ngomong sama siapa pun termasuk kamu"
"Kamu kenapa sih? Setiap aku pengen ulang lagi kayak dulu, kamu malah nolak aku. Apa salah aku sampai kamu berubah hel?"
"Kamu itu...."
Drrttt.
Ponsel helmi berbunyi. Ia terpaksa mengangkatnya karena si penelpon nya adalah sahabatnya fathir. Tak jauh dari tempat tadi ia bicara lewat telpon.
"Assalamualaikum... Halo hel?"
"Ya, waalaikumsalam tir... Kenapa?"
"... Maaf tadi aku sempet marah sama kamu.. Tapi ada hal penting yang mau aku kasih tau ke kamu"
"Hal penting apa? Gak bisa lewat telpon aja?"
"Gak bisa... Kamu pulang ke asrama sekarang"
"Okok yaudah"
"Assalamualaikum"
Fathir mematikan telponnya. Perasaan helmi semakin menjadi saat fathir mengatakan ada hal yang penting. Ia segera mengambil tas nya dan pergi meninggalkan syla yang masih dengan tatapan nya. Syla hanya menatap punggung helmi yang semakin jauh. Hingga akhirnya menghilang.

                          ❄❄❄

Syla pov.

Pada akhirnya kamu akan menyesal menghianatiku, karena seorang penghianat tidak berhak mendapatkan cinta yang tulus.

End.

Fara pov.

Seperti terhujam silet, teriris perih. Menyayat urat nadi dan meneteskan darah. Ku tak kuasa lagi menahan.

End.

Helmi pov.

Andai saja rasa ini tak pernah terlahir untuk dirimu, mungkin aku tak pernah se menderita seperti sekarang ini.

End.

Nada pov.

Aku sangat mengerti dengan perasaanmu saat ini. Kuakui cinta bertepuk sebelah tangan itu memang sakit. Tapi, lebih sakit lagi kalau dia harus berpura-pura cinta.

End.

Fathir pov.

Jangan pernah paksakan kehendakmu untuk memilikinya, karena tak akan ada bahagia dalam hatimu juga hatinya meskipun ia terus bersamamu.

End.

                          ❄❄❄

"Apaaaa?..." teriak nada.
Untung saja rumah fara sepi jika tidak pasti akan membuat keributan akibat nada.
"... Nad... Kamu kenapa?"
"Kamu mau pindah ke london kan ra?"
"...."
"Kenapa ra? Kenapa? Apa karena dia?"
"..."
"Atau apa karena aku? Kita udah sahabatan dari kelas 5 SD kan ra tapi kenapa kamu mau pergi. Apa kamu gak ngerasain apa yang aku rasa in ra?"
"Bu... Bukan gitu nad..."
"Kamu anggep aku sahabat kan ra? Trus kenapa?"
"Aku... Mama yang suruh nad..."
"Hiks...."
Nada menangis. Sangat wajar bila ia sedih kehilangan sahabatnya sedari kecil itu. Apalagi ia akan pergi jauh bukan di satu negara tapi beda negara.
"Nada...." fara ikut menangis.
Kedua sahabat itu saling berpelukan. Karena dua hari lagi fara akan pergi. Pergi meninggalkan kota kelahirannya dan semua kenangannya. Tak tau kapan kembali. Suatu saat nanti.

                           ❄❄❄

Riau.

"Apaa?"
"Iya hel... Fara mau pindah ke london. Aku barusan dapet kabar dari nada"
"Gak....gak mungkin..."
"Mungkin hel, mama sama papa nya yang suruh"
"Tapi...."
"Semenjak kamu sama dia pisah dia hilang harapannya. Dan menurut aku sekarang mungkin ia juga akan hilang semua harapan nya tentang kamu dan sahabatnya..."
"Iya. Lagipula aku siapa yang bisa menghalangi hidupnya? Aku bukan siapa siapa lagi baginya"
Brak.
Pintu terbentur keras. Fathir hanya bisa menatap pintu kosong tak bersalah itu dibanting oleh sahabatnya yang pergi menghilang. Entah kapan kedua insan saling cinta ini dipertemukan lagi. Nihil memang.

                             ❄❄❄

Fara pov.

Kenangan lebih indah daripada waktu yang kita lalui. Di dalam hening, aku sering menerka rindu. Menolak kenangan yang pulang dari sisa-sisa perpisahan. Setelah perpisahan itu, aku melupakanmu dengan perlahan. Lalu menata kembali ingatan, sebab kenangan bersamamu akan menghalangi perjalanan. Yang menyakitkan itu bukan perpisahan, tapi mengingat dari setiap kenangan yang pernah tercipta sebagai cerita. Mungkin selepas perpisahan ini, aku kembali akan melawan kenangan yang baru saja berhasil aku selesaikan. Aku tabah dengan perpisahan, aku hanya lemah dengan kenangan. Itu saja. Apa yg indah dari perpisahan? Kenangan yg hanya akan ada sekali selamanya. Apa yg indah dari mengikhlaskan? Mencintai tanpa pamrih. Yang indah itu pertemuan. Yang manis itu kemesraan. Yang pahit itu perpisahan Yang tinggal hanyalah kenangan. Setiap pertemuan ada perpisahan, setiap satu nya pasti ada kenangan. Pertemuan & perpisahan itu sudah biasa. Tapi jangan pernah melupakan orang-orang yang sudah hadir dalam hidupmu dan memberi kenangan indah. Kenangan terindah ini masih terus ada di dalam hatiku, yg namanya pertemuan pasti ada perpisahan. Yang paling indah ialah pertemuan, yang paling sukar ialah perpisahan. Walau bagaimanapun kita boleh mengikat kedua duanya dengan kenangan.

End.

Helmi pov.

Bila memang kau tak tercipta untuk dapat ku miliki, namun cobalah untuk mengerti yang terjadi. Jika ini memang tak bisa, maka jangan pernah untuk coba memaksa. Jadikan ini sebuah perpisahan yang termanis sepanjang waktu ku. Semua berakhir tanpa dendam dalam hati, ku ucapkan Maafkan semua salahku ini, yang mungkin menyakitimu. Semoga suatu saat nanti kau temukan kekasih cinta sejati yang akan menyayangimu lebih dariku. Kita akan berpisah, dan kuharap kamu jangan pernah lupakan kenangan yang terindah kisah antara kita berdua.

End.

💙To be continue...

Dont be siders please 😅
Makasih yang sudah mau membaca...
Wassalamualaikum

Lost HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang