21

25 3 0
                                    

"Forget who hurt you yesterday, but don’t forget who loves you tenderly today." Anonim.

"Harusnya Tuhan ciptakan waktu berjalan dua arah supaya aku bisa kembali ke masa lalu untuk menghapus semua penyesalan ku."

"Helmi....!" panggil syla dari kejauhan.
Sebenarnya helmi dan syla satu sekolah sekarang. Pasti kalian ingin bertanya bukankah helmi sekolah asrama dengan fathir? Ya, itu dulu. Setahun yang lalu keadaan sudah berubah disini. Helmi lebih memilih masuk sma negeri daripada ikut asrama lagi. Akhirnya ia satu sekolah dengan syla.
"Kenapa syl?" tanya helmi bingung.
"Hosh...hosh...hosh... Ka...mu....dapet....beasiswa..i...tu..hel" kata syla sambil mengatur nafasnya. Bayangkan saja ia berlari dari papan mading sekolah ke kelas mereka XI.IV IPA itu. Kira kira jaraknya sekitar 300 m. Lumayan kan?
"Apa? Aku gak salah denger kan? Atau kamu yang mengigau?" helmi tak percaya.
"Hosh.... Ya, aku gak bohong hel. Aku serius. Barusan aku dari mading sekolah dan lihat nama anak anak yang dapat beasiswa itu" tutur syla.
"..."
Helmi yang masih tak percaya dengan omongan syla barusan segera pergi meninggalkan syla di tempatnya. Melihat ke arah papan yang bertuliskan Mading itu. Ternyata nama ia masuk kategori ke-3. Sulit dipercaya memang. Karena yang terpilih hanya 3 orang saja. Walaupun ia urut terakhir tapi setidaknya ia bisa pergi ke sana. Ya hanya menunggu waktu saja.

                            ❄❄❄

London.

Senior high school. Pagi ini fara terdiam di tempat duduk nya. Kelasnya sudah lumayan ramai. Hanya saja belum waktunya pelajaran dimulai. Adila teman sebangkunya, ralat maksudnya teman sebelah duduknya hanya bisa menatap fara. Di sekolah ini murid duduk sendirian. Hanya saja ditemani murid lain di sebelah nya.
Lalala....
Notifikasi chat ponsel fara. Fara mengecek ponselnya. Tertera jelas nama "Nada" disana. Fara yang tadinya diam tersentak kaget. Tumben nada mengirim chat untuknya pagi pagi sekali. Oya lagipula mereka beda waktu kan.
'Hai ra.... Lagi apa?'
Fara membalas cepat.
'Hai juga nad. Lagi diem aja nih di kelas. Tumben chat pagi pagi begini. Ada apa?'
Nada membalas nya.
'Ra, ada yang mau aku kasih tau ke kamu.... Masalah kak helmi'
Deg.

Fara pov.

Tet...tet...tet.

'Yah, bel masuk berbunyi lagi.... Bagaimana ini?' pekik ku.

'Nada, nanti kusambung lagi ya. Sudah waktunya belajar. Dah'

'Ya sudah dah'

Click.

Ponselku ku taruh di tas. Sebenarnya aku melihat dila yang sedang memerhatikanmu dari tadi. Entah dia ingin bertanya apa padaku. Tapi yang jelas aku masih memikirkan hal yang nada katakan. Bagaimana bisa kak helmi akan menyusul ku kemari? Ah, sudahlah. Kuharap dia tak bertemu dengan ku walau kamu satu sekolah....

End.

                           ❄❄❄

Fara sudah pulang sekolah sekitar 15 menit yang lalu. Tapi, ia tak langsung pulang. Seperti biasa ia pergi ke taman. Ia dan dila pergi ke Bushy Park. Bushy Park dengan luas 445 hektar. Bushy Park merupakan royal park terluas kedua. Taman ini terletak di Teddington dan Hampton, London, berdekatan dengan istana Hampton Courtdan Hampton Court Park. Fara memilih duduk di dekat pohon besar. Manik matanya tertarik pada kolam ikan di depannya. Ia mulai menggerakkan jemari nya untuk menulis.

Fara pov.

Magic Time.

Untaian Rindu.

Setiap malam kutulis sebait puisi.
Sebait puisi.
Yang terintih dari jeritan hati.
Sebab bintang bintang tak mampu lagi.
Menawarkan geliat rindu.
Kepada dirimu.

Sebait puisi kutulis setiap malam.
Setiap malam.
Dengan tinta berlinang bening air mata.
Dari derasnya pilu kalbu.
Karena untaian rasa rindu.
Kian menggenang di sungai cinta.
Atas wajah sayumu.

Padamu.
Kupersembahkan sebait puisi yang kuuntai.
Dengan benang benang doa setiap malam.
Setiap malam.
Untuk mengenang kepergian mu.
Jauh disana.

Huft.
Akhirnya selesai juga kata kata ku. Hmmmm lumayan bagus sepertinya. Oya, aku lupa aku harus beritahu nada.

End.

Click.
"Assalamualaikum halo?"
"Waalaikumsalam.... Nada"
"Oh, hai ra ada apa? Kamu udah pulang sekolah ya? Cepet ya... Disini masih jam istirahat loh!"
"Haha iya sekolah ku udah bubar dari tadi. Mmm, masalah tadi itu kamu gak bohong kan?"
"Yang mana?"
"Kak helmi..."
"Oh, itu.... Iya aku serius. Kamu tanya aja langsung kak fathir. Oya gimana naskah novel kamu? Udah selesai?"
"Belum sih. Tapi mau. Nanti aku telpon lagi ya. Aku lagi sama adila di Bushy Park. Dah"
"Oh gitu. Okok dah ra hati hati ya"
Click.

Hening. Dila mengerutkan dahinya. Mungkin ia berkata 'ada apa?'. Aku menjelaskan padanya. Reaksinya tentu saja tak jauh beda denganku. Ck, dasar dila.

End.

"Aku tidak pernah merasakan keraguan dalam hidupku ini untuk menjadi milikimu walaupun kamu saat ini menghilang dariku. Tapi aku yakin kehilanganmu saat ini menjadikan aku untuk mencarimu dimanapun kamu berada karena letak cinta sejati dan abadi bukan untuk dihilangkan tapi untuk dicari dan dipertemukan."
~Lost Hope.

Fara diam menunggu seseorang. Sedangkan dila hanya bisa melukis pemandangan indah yang sangat disayangkan apabila dilewatkannya.

.........................Masih menunggu...

"Hai..."
"Oh hai"
"Sudah lama ya?"
"Emmmm, ya begitu deh..."

                           ❄❄❄

"Tanpa mengalami penyesalan dalam cinta mungkin selamanya kita tidak akan mampu menyikapi kisah cinta selanjutnya dengan penerimaan yang bijak."
~Fara.

"Terkadang kita boleh bermimpi untuk menemukan dan mendapatkan cinta yang kita inginkan, namun disisi lain kita pun harus siap ketika apa yang kita inginkan tidak menjadi kenyataan."
~Helmi.

Lost HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang