12

52 6 1
                                    


Assalamualaikum 😊
Akhirnya chapter 12 nya udah jadi 😂 oklah kalau gitu selamat membaca semuanya...

"How can I lose something that I never had?" Anonymous.

"Selalu ada alasan untuk airmata, kesedihan, dan kebahagiaan".

Hujan turun semakin deras sore ini. Mobil yang dikendarai oleh fathir terasa asing. Ya, karena sedari tadi tak ada yang memulai topik untuk dibicarakan. Suasana hati mereka saat ini kecewa. Berharap pada seseorang yang melukai orang lain. Apalagi yang dilukainya adalah sahabat mereka. Terutama fara. Wajar, ia sangat kecewa dan merasa hancur saat ini. Biar saja percikan air menetesi permukaan bumi ini. Terlebih membuat semua yang dilaluinya basah.
Biarkan saja.

                            ❄❄❄

"Pelan pelan ra" kata nada.
Mereka bertiga sudah sampai di rumah fara. Gelap. Suasana kamar fara sangat gelap. Sama seperti keadaan hatinya. Rapuh. Kosong. Tak ada yang mengisinya lagi.
"Ma... Makasih nad..." lirih fara. Tangan nya bergetar hebat. Wajah nya pucat. Mungkin karena kehujanan tadi. Apalagi ia juga menangis dari tadi. Bisa saja keadaan nya akan semakin buruk jka dibiarkan.
"Ra, badan kamu panas banget. Aku buatin teh hangat sama kompresan ya" nada segera pergi ke dapur.
Fathir menyalakan lampu. Lalu mendekat ke arah fara.
"Ra, maafin helmi ya... Aku sebenernya tau siapa cewek itu..."
"..." fara hanya bisa diam memaku karena kedinginan. Selain itu, ia masih menatap kosong pandangannya.
"Cewek itu sebenarnya... Orang yang pernah disukain sama helmi sebelum kamu jadi pacarnya..." fathir menatap fara prihatin.
Jleb. Seketika susasana hati fara memburuk. Hilang sudah harapannya. Ternyata orang yang dulu pernah menyatakan cinta padanya, tega melakukan ini padanya juga. Sesak. Seperti tak bisa menghirup oksigen lagi. Apa mungkin tuhan sudah mengambil semua oksigen yang ada di bumi ini? Ataukah waktu fara sebentar lagi sampai ia diberi cobaan yang berat seperti ini?...
"..."
Air mata fara keluar dari mata yang sudah membengkak merah itu. Pemilik mata itu tak kuat membendungnya lagi.
"Fara.. Kamu kenapa nangis?" tanya nada saat memasuki kamar fara membawa teh hangat dan air kompres.
"..."
"I...itu tadi... Aku baru kasih tau dia tentang syla... Orang yang pernah helmi suka sebelumnya..." kata kak fathir dengan suara pelan.
"Ja...jadi cewek tadi itu... Masa lalunya kak helmi...." nada tercenga. Kaget. Apagi sahabatnya yang baru saja dulu mendengarnya.
"Ra... Gak usah mikirin dia dulu deh mendingan kamu minum teh dulu mumpung masih hangat. Biar kamu enakan. Aku takut kamu drop lagi..." bujuk nada.
"Aku gak mau minum atau makan apa apa nad..." fara berkata sangat pelan. Suaranya diiringi tangis nya. Tapi dengan suara yang sangat pelan.
"Ra..."
Tiba tiba fathir menyuruh nada meninggalkan fara sendiri. Saat ini fara hanya butuh waktu. Waktu untuk melenyapkan kesedihan hatinya. Akhirnya mereka berdua meninggalkan fara sendirian.

Flashback end.

                            ❄❄❄

Tanpa fara sadari, air matanya terjatuh lagi. Butir butir air itu membasahi pipinya. Kenangan itu. Yang selama ini ia lewati bersama kak helmi, hilang ditepa badai. Tak tau kenapa bisa terjadi dan bagaimana hal ini bisa terjadi. Yang jelas satu yang fara yakin, bahwa memang cinta tak bisa ia paksakan.
Nada pulang ke rumah fara. Ia tak mungkin meninggalkan fara lagi. Tadinya memang ia ingin pulang ke rumah aslinya tapi, setelah melihat kondisi sahabatnya akibat kejadian beberapa hari yang lalu itu, hatinya semakin tak tega membiarkan fara tinggal sendiri. Untuk itu, ia urungkan lagi niatnya.
"Assalamualaikum ra, aku pulang"
"... Waalaikumsalam nad..."
"Kamu belum makan buburnya juga ra?"
Mangkuk putih berisi bubur itu masih lengkap dengan isinya dan juga tak disentuh sama sekali oleh fara.
"Aku gak laper..."
"Tapi kalau kamu kayak gini terus, kamu bakal sakit lagi ra. Aku gak mau liat kamu sakit kayak dulu lagi. Udah cukup ya ra. Aku mohon. Jangan nangis karena laki laki yang gak pernah peduli sama kamu. Percuma"
"Cukup nad! Dia emang gak peduli lagi sama aku dan aku juga gak mau liat muka dia lagi. Tapi aku susah buat lupain semua nya nad. Biarin aku pelan pelan lupain dia sama semua kenangan bodoh yang pernah aku lakuin sama dia. Aku juga gak mau buat kamu repot mulu. Tapi aku juga butuh waktu nad. Aku mohon..."
"Ra... Maafin aku ya... Aku udah ngomong kasar sama kamu..."
"Iya... Gak papa kok nad, aku mohon sama kamu buat ngertiin aku kali ini aja. Ya?"
Nada mengangguk. Ia memeluk fara. Hati fara merasa lebih baik setelah mendapat pelukan tulus dari sahabatnya itu. Walaupun tak semuanya bisa kembali, tapi setidaknya ia akan mencoba dan harus mencoba.

                           ❄❄❄

Hari hari berlalu. Ya dua hari kemarin nada pergi menemui kak fathir untuk perpisahan karena ia akan pergi ke riau lagi. Anak SMA SMART memang diizinkan ke jakarta hanya beberapa hari saja. Tidak banyak waktu mereka disini. Tapi sudah mulai banyak yang berubah. Saat itu helmi juga tidak mengabari fara sama sekali. Bahkan sudah seperti tak kenal satu sama lainnya. Fara juga sudah membaik. Ceria seperti biasa. Namun, tetap saja ia tak bisa sepenuhnya melupakan itu. Besok ia akan pergi ke sekolah karena tak mungkin jika ia terus tak masuk sekolah lagi. Apalagi dengan kondisinya sekarang. Ia merasa lebih baik dan harus segera melanjutkan kewajibannya yang tertinggal itu.

                           ❄❄❄

Kicauan burung pagi ini terdengar indah di kamar fara dan nada. Mereka pergi ke sekolah seperti hari hari biasanya. Tapi, hari ini topan menjemput mereka. Karena topan tau kalau fara sedang sakit. Oleh karena itu, ia akan mengantar dua gadis itu.
"Fara... Nada..." panggil topan dari bawah.
"Aduh, tuh anak berisik banget perasaan. Gak tau apa kalau ini rumah orang? Udah tau ada yang baru sembuh, eh malah teriak teriak kayak kucing ke cebur" omel nada sembari merapihkan alat tulis nya.
Fara tersenyum.
"Gak papa nad, anggap aja hiburan buat aku" kata fara.
Nada ikut tersenyum melihat fara tersenyum. Itu artinya suasana hatinya sudah membaik. Dan nada akan mengubur nama helmi dalam dalam bersama kenangan yang fara lakukan dengannya. Nada tak ingin lagi hal terjadi untuk ke tiga kalinya. Tak akan.
Mereka turun ke bawah. Disana topan tersenyum kecut. Ya, itu tandanya ia sebal karena menunggu terlalu lama.
"Kalian gimana sih, janjinya 15 menit yang lalu udah mau berangkat. Tapi apa? Malah lewat 15 menit lagi. Ngapain aja sih? Gak tau apa aku pegel hati nungguin? Mau kena hukuman kalau terlambat hah?" kata topan tanpa jeda.
"Heh, biasa aja dong bang. Iya emang kita telat 15 menit tadi tapi kan kita gak akan telat di sekolah kali. Toh masih setengah jam lagi masuk. Lagi, kagak capek apa tuh mulut ngomel mulu" jawab nada.
Begitulah kelakuan dua sekawan yang jka bertemu akan seperti kucing dan tikus itu.
"Udah ah, kalian berantem terus kapan kita pergi ke sekolahnya? Yuk kita berangkat..." lerai fara sambil tertawa.
"Huh..." gerutu nada dan topan bersamaan.

                          ❄❄❄

Mereka tiba di sekolah. Ya, sekolah sudah sangat ramai. Tapi, untungnya mereka tidak terlambat. Pastinya dari tadi di perjalanan fara, nada, dan topan bercanda sesekali bertengkar. Itulah mereka.
Seperti biasa, fara berpisah dengan nada di koridor persimpangan. Saat memasuki kelas semua mata anak anak menuju pada fara. Seakan fara adalah artis korea yang sedang hits tahun ini. Tapi tak lama satu anak memberi ocehan pada fara.
"Eh, ra kamu kenapa? Patah hati lagi? Sampe segitunya ninggalin sekolah demi sakit hati..." katanya.
"Eh, kalian apa apaan sih? Udah tau fara baru sembuh dari sakitnya, malah kalian sindirin lagi. Gak kasihan apa sama temen sendiri!" kata topan membela.
Setelah topan melerai mereka, fara duduk di tempatnya. Ia menatap taman lewat jendela. Ya, seakan ia mengenali tempat itu. Tapi, jika ia mengingatnya, maka akan semakin susah tuk lupakan nya. Biarlah ini terjadi. Mungkin memang semestinya terjadi.

                         ❄❄❄

Topan menatap sahabatnya penuh rasa sedih. Ia tau bagaimana perasaan fara saat ini. Tapi, ia juga tak mungkin menanyakan hal ini pada fara. Mungkin lain kali saja.

Topan pov.

'Tadinya aku mau nanya sesuatu sama kamu ra. Tapi karena kamu baru sembuh, sebaiknya nanti saja. Aku takut kamu sakit lagi. Karena itu aku urungkan aja' batinnya.

End.

Fara menatap topan sembari tersenyum.
"Pan, kamu kenapa?" tanya fara.
Fara paling bisa melihat kelakuan orang dengan menatap matanya. Oleh karena itu, ia tau pasti ada yang ingin topan katakan padanya.
"Emmm... Gini ra. Sebenarnya..."

                          ❄❄❄

💙To be continue...

Haiiiii semua 😅 Gimana ceritanya? Okok author terima kritik dan saran dari kalian kok. Oya jangan lupa vomment ya! Jangan lupa! 😂😂😂
Sekian dari author...
Wassalamualaikum ☺

Lost HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang