Musim semi 2004,
"memangnya, apa yang terjadi pada appa-mu?"
"aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi eomma selalu diam dan tidak menjawab jika aku bertanya tentang appa, aku harus bagaimana? Aku juga ingin bertemu appa seperti yang lain, aku ingin punya appa juga, hiks."
"gwaenchanayo, sinB-ya, kau pasti bertemu appa suatu saat, percayalah," Yuju menenangkan, berusaha menghibur sebisanya.
"apakah aku bisa bertemu dengan appa?"
^^^
"kau tidak berpesta lagi?" Tanya Chanwoo.
"sudahlah, aku sudah tidak berniat lagi untuk berpesta, bersyukurlah kau aku bebaskan,"
"hei, boleh aku bertanya sesuatu?"
"tidak!" ujar Yeri mengeaskan.
"kalu begitu bisakah kita berdamai?"
"aku tidak ingin berdamai dengan siapapun,"
^^^^^^
Musim semi 2016
Air minum yang belum sempat tertelan dari mulut sinB itu menyembur. Parahnya, menyembur ke seragam milik chanwoo. Ya benar, Jung Chanwoo. Seragam milik namja itu basah akibat semburan air dari mulut sinB. Dia menyemburnya dengan air. Karena saking kagetnya. Tak menyangka apa yang dikatakan Yuju itu benar, sinB melototi Yuju. Sementara yuju, sudah tidak ada di tempat, sudah kabur entah kemana meninggalkan mereka berdua.
Apa yang harus aku lakukan?
Chanwoo mematung. Sebenarnya dia cukup kaget atas apa yg dilakukan SinB terhadapnya. Tak jauh beda dengan sinB, dia juga kebingungan harus melakukan apa. Dengan canggung, Ia membersihkan seragamnya yang basah akibat semburan maut dari SinB. Tanpa berkata sepatah katapun.
SinB linglung bagai ayam mencari induknya. Ia juga canggung setengah mati.
"a.. aku... tidak... aku tidak sengaja! Mian!" ujarnya sambil ngacir mengejar Yuju yang sudah menhilang beberapa menit yang lalu. Sambil menahan malu, dia berlari sekencang angin. Dia bersumpah, setelah menemukan Yuju, ia akan menghabisinya. Dia bahkan mengorek-ngorek ke penjuru tempat untuk bisa menemukan Yuju.
Chanwoo yang kalem itu membersihkan seragamnya dengan santai. Ia kemudian pergi ke koridor dimana tempat loker-loker berderet rapi. Mengambil seragam baru untuk mengganti seragamnya yg basah.
***
Musim Semi 2004
.
.
.
.
"apakah aku bisa bertemu dengan appa?"
"kau bisa bertemu dengan appa-mu, kok,"
"bagaimana kau bisa tahu?"
"Semakin deras hujan yang membasahimu, semakin indah pula pelangi yang akan kamu lihat"