[PART 14] It's Rain

188 39 6
                                    

Pagi ini, untuk kesembilan kalinya, preman itu datang lagi dengan pakaian seperti biasa. Dan mungkin juga dengan maksud dan tujuan yang sama pula. Tapi kali ini dia hanya diam dan tak berkutik. Hanya datang ke restoran dengan menyimpan kedua tanggannya di kedua saku jaket hitamnya.

Dan kali ini pula, ahjumma tak bersikap seperti kemarin untuk menghaadapi si preman dengan pakaian serba hitam itu. dia lebih tenang dan hanya mengatakan kata-kata seadanya. Wajahnya tak lagi menggambarkan amarah seperti kemarin. Dengan santai, dia menghampiri si preman yang sudah kesembilan kali menyambangi kediamannya.

"kau tidak perlu datang lagi besok untuk yang kesepuluh kalinya. Dia sudah kubujuk untuk bertemu hwang johyun nanti siang. Lalu, apa kau anak buahnya? Kau sudah bekerja keras selama ini, sekarang pergilah." Jawab ahjumma yang kemudian berlalu usai mengatakan kata-kata tersebut dan melanjutkan aktifitasnya kembali.

Preman itu pun tak menjawab. Dia hanya cukup mendengar ucapan ahjumma dan kemudian pergi meninggalkan restoran dengan sedikit smirk di wajahnya.

Ahjumma sebenarnya tak habis pikir. Kenapa hwang Jo Hyun baru mencari anaknya setelah dua belas tahun yang lalu. Dan kenapa pula dia harus menyuruh anak buahnya untuk membujuk sinB. dan apa maksud dan tujuan dirinya menemui sinB. kenapa baru sekarang?

***

Sekolah

"yuju-ya!" panggil sinB saat jam pelajaran kosong di dalam kelas.

Yuju yang berada di sebelahnya itu menengok, "ada apa?" tanyanya.

"ayahku mengirimi surat kemarin," jawab sinB memberitahu.

"jinjja?" tanya yuju kaget. Ia tak percaya dengan kata-kata yang baru saja keluar dari bibir sinB.

"dia memintaku untuk bertemu. Aku harus bagaimana? Aku bahkan tak berharap apapun untuk bertemu dengannya. Aku takut ini hanya tipuan seperti dulu. Aku benar-benar takut. Aku harus bagaimana? Aku bingung."

"siapa yang memberitahumu untuk bertemu dengan appa-mu?" tanya yuju.

"ahjumma. Dia bilang ada seorang pria suruhan appa. Dia terus datang dan mencariku agar aku bertemu dengan appa. Dia bahkan memberiku surat."

"benarkah? Aku juga tidak tahu harus memberi saran apa. Tapi mungkin sebaiknya kau datang saja dulu." Jawab yuju.

***

Saat jam pulang sekolah tiba. sinB dijemput dengan sebuah mobil hitam dengan si pria yang disebut preman oleh ahjumma. Pria yang menyambangi rumahnya selama sembilan kali. Dia sudah berdiri di depan pintu mobil dan siap membukakan pintu jika sinB datang.

Dari kejauhan chanwoo menyaksikan itu semua. Dia menunggu sinB keluar gedung sekolah dan segera masuk kedalam mobil. Sebentar lagi, mereka akan bertemu. Dia menaruh harapan besar untuk hari ini. Semoga besok, dan seterusnya bahan selamanya, kehidupan sinB akan menjadi lebih baik. Hingga dia bisa lega dan hidup tenang tanpa rasa bersalah yang terus menjalari pikirannya selama ini.

Tak lama kemudian, datanglah yuju dan sinB yang berjalan beriringan keluar dari gedung sekolah.

"jadi kau akan bertemu dengan appa-mu hari ini?" tanya yuju.

"ya, sepertinya aku harus melakukan ini agar ahjumma tak di datangi preman itu terus," jawab sinB.

"semoga saja ini akan menjadi titik balik hidupmu. kau tidak akan hidup seperti dulu. aku yakin semua ini demi kebaikanmu," jawab yuju menyemangati.

"ya, aku harus menghadapinya walaupun firasatku sepertinya agak buruk," kata sinB.

"Itu karena kau trauma pada kejadian dua belas tahun yang lalu. Kau harus bisa menghadapi rasa takutmu itu. semuanya akan baik-baik saja, ayolah.."

"baiklah aku harus bertemu appa." Jawab sinB

"bagus! Kau harus tersenyum ketika bertemu appa-mu, arra?"

sinB menjawabnya dengan anggukkan di kepalanya. Kemudian ia bergumam kecil sambil memandang langit, "sepertinya hari ini akan hujan,"

"mwo? Langit secerah ini kau bilang akan hujan nanti? Kau ini mengada-ngada saja," jawab yuju sambil tertawa.

Ketika sedang asyiknya mereka bergurau, si pria yang dijuluki dengan sebutan preman oleh ahjumma itu menghampiri mereka.

"hwang eunbi, sebaiknya anda masuk sekarang." Ujar si preman itu.

"kau.. kau siapa? Kau kenal aku, ahjussi?" tanya sinB.

"aku adalah suruhan ayahmu. Sebaiknya kau pergi sekarang, karena sudah tidak ada waktu lagi" jawab si preman itu.

"oh, baiklah," jawab sinB menurut.

Ia kemudian mengekori si preman itu dan masuk ke dalam mobil meninggalkan yuju yang tengah melambaikan tangan ke arahnya.

***

Chanwoo bisa bernapas lega. setelah melihat sinB masuk kedalam mobil untuk memastikan agar wanita yang sangat dicintainya itu bisa bertemu dengan seorang ayah kandungnya sendiri.

Chanwoo pulang dengan senyum mengembang di wajahnya. Meskipun ia sngat senang, tapi ia juga menyimpan rasa khawatir karena membiarkan sinB datang ke sana sendirian. Tanpa pegawasannya. Terlebih dalam otaknya masih saja berlarian akan sosok bayangan yang tengah menguping pembicaraanya kala dia di jepang.

Dan, rasa khawatirnya itu semakin menjadi-jadi ketika salah satu anak buah Hwang Johyun yang dikenalnya tengah berdiri menghadang jalannya.

Anak buah yang ia temui di jepang, yang berdiri di sisi kanan Hwang Johyun saat berada di ruang utama. Sepertinya dia mengenal chanwoo karena dia datang meghampiri.

"kau yang bernama Jung Chanwoo?" tanya orang itu.

"ne, bukankah kau anak buah Johyun ahjussi ?" tanya chanwoo.

"ya benar, aku ingin mencari alamat rumah sinB, putri kandung boss kami yang kau ceritakan. Kami tidak bisa menemukannya. Boss kami ingin datang langsung ke rumah putri kandungnya," terang anak buah itu sopan.

Mata chanwoo terbelalak kaget mendengar ucapan anak buah barusan.

Lalu siapa yang membawa sinB dan mengaku sebagai suruhan Hwang Johyun itu?

"ahjussi, beluma ada lima menit yang lalu ada orang yang bilang kalau dia suruhan boss-mu! Dan dia membawa sinB bersamanya!"

"mwo? Kami tidak menyuruh siapapun. Tolong jangan mengada-ngada karena kami baru saja terbang dari jepang dan langsung menuju kemari."

Rasa khawatir yang ia rasakan semakin membesar. Dia bingung harus bagaimana!

Dengan amarah yang berkecamuk, Chanwoo menarik kerah anak buah itu.

"TOLONG KATAKAN YANG SEBENARNYA!"

To be continue

It's RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang