Setelah keluar dari toilet Jaehye berjalan menuju meja Yoongi. Tapi sebelum itu, ia sempat melirik ke jendela karena sempat melihat seseorang yang sangat ia kenali.
"J-jimin..."
...
Dan benar saja, ia melihat Jimin dan Sena yang sedang berjalan sambil bergandengan tangan.
Jaehye menoleh pada Yoongi yang sedang meminum soda dengan mata yang terfokus pada layar handphonenya. Tidak berpikir dua kali, Jaehye langsung berjalan keluar dari kedai untuk memastikan apakah benar yang ia lihat tadi adalah Jimin.
Yoongi tidak menyadari Jaehye pergi. Dia asik sendiri dengan handphonenya. Sementara Jaehye sudah berjalan sedikit berlari agar dapat berada cukup dekat dengan Jimin.
Gadis itu malah mengikuti Jimin dan Sena yang berjalan beriringan dengan penuh canda. Dia sendiri tidak mengerti kenapa malah mengikuti pasangan itu.
Inginnya ia kembali ke kedai tempat dimana Yoongi berada. Tapi, tubuhnya tidak bisa ia kendalikan. Ia hanya ingin melihat Jimin, tapi ia malah menempatkan situasi menyedihkannya sendiri.
Dirinya sudah ada tepat di belakang Jimin dan Sena. Hanya berjarak beberapa langkah saja, beruntung sekali mereka tidak menyadari kehadiran Jaehye dibelakangnya. Seakan-akan mereka berada di dunianya sendiri.
"Dasar tubuh bodoh, kenapa tidak mau berhenti"
Jaehye sadar ia hanya akan menyakiti dirinya sendiri jika masih saja mengikuti mereka.
Deg~
Jaehye berhenti melangkah, jantungnya seakan berhenti berdetak, tubuhnya jadi kaku. Ia meremas tangannya sendiri, dengan cepat darah yang ada di dalam tubuhnya mendidih. Matanya sudah berkaca-kaca dengan air mata yang siap tumpah kapanpun.
Itu semua terjadi karena ia melihat Jimin mengecup pipi Sena tepat di depan matanya. Membuat langkahnya berhenti seketika dan hanya berdiam diri mematung di tengah-tengah jalan yang masih ramai dengan pejalan kaki yang lewat. Orang-orang yang melewati jalan itu merasa terganggu karena Jaehye menghalangi jalan mereka.
Jaehye membiarkan dirinya mematung seperti patung jalanan, membiarkan Jimin dan Sena yang pergi semakin menjauh dari pandangannya dan tidak sama sekali memperdulikan pejalan kaki yang memarahinya. Dia bahkan sempat terhuyung ke belakang saat beberapa pejalan kaki menyenggol tubuhnya, namun...
Greb~
Ada sepasangang lengan yang menahannya, pemilik tangan itu memeluk tubuh Jaehye yang hampir terjatuh ke belakang.
"Jaehye, kenapa kau berdiri disini?"
Ucap si pemilik tangan, Jaehye tahu dia siapa..."Y-yoongi.....hiks...."
Tumpah sudah semua pertahanannya, air mata yang ia tahan sedari tadi akhirnya keluar juga disertai isakan pilu.
"Kenapa menangis? Ada apa?" Yoongi heran dengan Jaehye yang tiba-tiba menangis begitu.
Bukannya menjawab, Jaehye malah terus menangis pilu. Membuat semua mata tertuju kepada mereka.
"Tenanglah,, sutt...." Yoongi menenangkannya dan membawa Jaehye yang masih ada di dalam rengkuhan lengannya beranjak dari tempat itu.
Yoongi tidak bertanya apa-apa lagi, ia hanya menuruti kemauan Jaehye yang ingin pulang. Yoongi mengantarkan Jaehye pulang dengan sepeda motornya. Jaehye sudah tidak menangis lagi, ia berterimakasih pada Yoongi yang sudah banyak direpotkannya. Yoongi hanya tersenyum dan mengatakan jangan sungkan karena bukankah mereka teman.
.....
Keesokkan harinya Yoongi tidak melihat Jaehye dimanapun. Tapi saat bel masuk berbunyi Jaehye datang dan duduk di kursinya. Tidak biasanya gadis itu datang terlambat.
Saat bel istirahat pun Yoongi tidak mendapati Jaehye ada di kelas atau di kantin. Jaehye seperti menghindarinya atau mungkin menghindari Jimin yang sekarang ada di kelasnya bercakap-cakap dengan Sena dan beberapa temannya.
Yoongi sebenarnya tahu alasan kenapa Jaehye menangis kemarin. Ia juga sebenarnya melihat Jimin dan Sena yang sedang berjalan melewati kedai yang sedang ia tempati. Tapi ia hanya tidak menyangka Jaehye akan mengikuti mereka.
Jaehye masuk ke kelas saat Jimin sudah pergi. Yoongi berniat menanyai kabar Jaehye tapi sebelum itu Guru mata pelajaran selanjutnya sudah datang membuat niatannya tertunda.
Bel pulang berbunyi, Yoongi di kejutkan oleh Jung Hoseok anak kelas sebelah yang cukup dekat dengannya. Hoseok memberitahunya mengenai latihan basket yang akan ditunda untuk hari ini. Dan sebagai gantinya akan ada rapat untuk pertandingan nanti.
Dengan begitu Yoongi dan Hoseok pergi. Yoongi menyempatkan diri melirik Jaehye yang masih mencatat sesuatu di buku tulisnya. Gadis itu bukannya membereskan bukunya ke dalam tas untuk pulang, yang ada dia malah mengambil buku baru di tasnya dan mulai bergelung dengan angka-angka yang tertulis di dalamnya.
Jaehye belum berniat pulang.
"Hei, kenapa melamun?"
Yoongi tidak sadar dirinya berhenti berjalan hanya untuk memperhatikan Jaehye. Hoseok di sebelahnya menyadarkannya.
"Tidak. Ayo..."
Yoongi berlalu dan Hoseok mengikutinya.Rapat pertandingan memang membosankan, dia hanya akan duduk dan mendengarkan semua penjelasan dari pelatihnya. Kadang dia akan mengeluarkan pendapatnya saat sesi santai terjadi.
Pelatihnya cukup percaya pada Yoongi, tapi beliau tidak memakai strategi yang Yoongi sampaikan. Dan Yoongi hanya menerimanya tanpa banyak bicara atau mengeluh.
Satu jam penuh rapat berlangsung, dan ini masih belum selesai karena masih membahas mengenai anggota yang bermasalah dalam hadir untuk latihan, dalam kata lain jarang ikut berlatih.
Dan sepertinya pelatih tidak mau ada toleransi lagi. Beliau menyudahi acara rapat dengan mengatakan akan menjadikan anggota cadangan bagi siapapun yang jarang ikut berlatih. Jika masih saja sama, pelatih akan mengeluarkan mereka yang bermasalah.
Itu keren, menurut Yoongi. Terlebih karena dapat pulang sekarang, tidak terjebak di dalam rapat yang akan menghabiskan malam di sekolah.
Saat Yoongi berjalan menuju parkiran dia teringat dengan Jaehye. Lalu dengan cepat dia kembali ke kelasnya.
Yoongi tersenyum saat melihat Jaehye yang baru saja keluar dari kelas. Dia dapat melihatnya di sebrang lorong balkon, berjalan pelan melewati beberapa kelas.
Yoongi mengerutkan keningnya saat Jaehye berhenti lama di salah satu kelas milik adik tingkatnya. Jaehye seperti memperhatikan sesuatu yang ada di dalam kelas tersebut, membuat Yoongi menjadi penasaran.
Yoongi berjalan menyusul Jaehye dan berhenti tepat di samping Jaehye. Tapi sepertinya Jaehye tidak menyadarinya, dia terlalu serius dengan apa yang dilihatnya. Tapi ekpresi Jaehye berubah sedetik kemudian, dia menutup mulutnya sendiri dengan mata yang terbelalak terkejut.
Yoongi yang tidak tahu apapun mengikuti arah pandang Jaehye. Ia sama terbelalaknya setelah melihat apa yang terjadi di dalam kelas 1-2 itu.
"Bocah sialan."
Yoongi mencicit begitu tahu anak laki-laki yang sedang bercumbu dengan siswi perempuan di dalam kelas itu adalah Jimin.Sumpah, Yoongi tidak buta, perempuan itu bukan Sena. Kalau tidak salah perempuan itu adalah adik kelasnya yang cukup terkenal karena kecantikannya.
Dengan cepat Yoongi menolehkan kepalanya pada Jaehye.
Di sisinya Jaehye berdiri dengan tangan yang gemetar, dan matanya memerah. Yoongi tahu sebentar lagi Jaehye akan menangis.
Lalu kemudian tangannya meraih pergelangan tangan Jaehye, dia menariknya membawa Jaehye pergi dari tempat itu.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Summer Love || Min Yoongi (Suga)
Fanfiction[Bahasa Indonesia] [Tamat] (Bonus Chapternya aku unpublish karena khusus buat di fanbook saja😉) Ini hanya cerita seorang gadis yang menyukai seorang laki-laki brengsek. Lalu kemudian, muncul satu laki-laki lain yang benar-benar mencintai si gadis...