4. Menyatakan

6.3K 689 20
                                    


  Bel pulang berbunyi, Yoongi di kejutkan oleh Jung Hoseok anak kelas sebelah yang cukup dekat dengannya. Hoseok memberitahunya mengenai latihan basket yang akan ditunda  untuk hari ini. Dan sebagai gantinya akan ada rapat untuk pertandingan nanti.

   Dengan begitu Yoongi dan Hoseok pergi. Yoongi menyempatkan diri melirik Jaehye yang masih mencatat sesuatu di buku tulisnya. Gadis itu bukannya membereskan bukunya ke dalam tas untuk pulang, yang ada dia malah mengambil buku baru di tasnya dan mulai bergelung dengan angka-angka yang tertulis di dalamnya.

    Jaehye belum berniat pulang.

  "Hei, kenapa melamun?"

  Yoongi tidak sadar dirinya berhenti berjalan hanya untuk memperhatikan Jaehye. Hoseok di sebelahnya menyadarkannya.

  "Tidak. Ayo..."
Yoongi berlalu dan Hoseok mengikutinya.

Rapat pertandingan memang membosankan, dia hanya akan duduk dan mendengarkan semua penjelasan dari pelatihnya. Kadang dia akan mengeluarkan pendapatnya saat sesi santai terjadi.

Pelatihnya cukup percaya pada Yoongi, tapi beliau tidak memakai strategi yang Yoongi sampaikan. Dan Yoongi hanya menerimanya tanpa banyak bicara atau mengeluh.

Satu jam penuh rapat berlangsung, dan ini masih belum selesai karena masih membahas mengenai anggota yang bermasalah dalam hadir untuk latihan, dalam kata lain jarang ikut berlatih.

Dan sepertinya pelatih tidak mau ada toleransi lagi. Beliau menyudahi acara rapat dengan mengatakan akan menjadikan anggota cadangan bagi siapapun yang jarang ikut berlatih. Jika masih saja sama, pelatih akan mengeluarkan mereka yang bermasalah.

  Itu keren, menurut Yoongi. Terlebih karena dapat pulang sekarang, tidak terjebak di dalam rapat yang akan menghabiskan malam di sekolah.

  Saat Yoongi berjalan menuju parkiran dia teringat dengan Jaehye. Lalu dengan cepat dia kembali ke kelasnya.

  Yoongi tersenyum saat melihat Jaehye yang baru saja keluar dari  kelas. Dia dapat melihatnya di sebrang lorong balkon, berjalan pelan melewati beberapa kelas.

  Yoongi mengerutkan keningnya saat Jaehye berhenti lama di salah satu kelas milik adik tingkatnya. Jaehye seperti memperhatikan sesuatu yang ada di dalam kelas tersebut, membuat Yoongi menjadi penasaran.

  Yoongi berjalan menyusul Jaehye dan berhenti tepat di samping Jaehye. Tapi sepertinya Jaehye tidak menyadarinya, dia terlalu serius dengan apa yang dilihatnya. Tapi ekpresi Jaehye berubah sedetik kemudian, dia menutup mulutnya sendiri dengan mata yang terbelalak terkejut.

   Yoongi yang tidak tahu apapun mengikuti arah pandang Jaehye. Ia sama terbelalaknya setelah melihat apa yang terjadi di dalam kelas 1-2 itu.

   "Bocah sialan."
Yoongi mencicit begitu tahu anak laki-laki yang sedang bercumbu dengan siswi perempuan di dalam kelas itu adalah Jimin.

  Sumpah, Yoongi tidak buta, perempuan itu bukan Sena. Kalau tidak salah perempuan itu adalah adik kelasnya yang cukup terkenal karena kecantikannya.

  Dengan cepat Yoongi menolehkan kepalanya pada Jaehye.

   Di sisinya Jaehye berdiri dengan tangan yang gemetar, dan matanya memerah. Yoongi tahu sebentar lagi Jaehye akan menangis.

  Lalu kemudian tangannya meraih pergelangan tangan Jaehye, dia menariknya membawa Jaehye pergi dari tempat itu.

    Yoongi tidak habis pikir, Sialan sekali si Jimin berbuat begitu dengan orang lain, terlebih ini adalah sekolah. Jimin benar-benar brengsek, dia bocah playboy yang brengsek.

  "Lepas!"

   Jaehye di belakangnya mulai memberontak, mencoba melepaskan genggaman Yoongi di pergelangan tangan kanannya.

   Tapi percuma, Yoongi lebih kuat. Dia membawa pergi Jaehye ke parkiran. Setelah sampai di sana Yoongi melepaskan genggamannya, kemudian dia berbalik untuk melihat Jaehye.

   Di depannya, Jaehye sedang menangis tanpa isakan. Kepalanya menunduk, tapi Yoongi masih bisa melihatnya. Mata indah itu, terus menerus mengeluarkan air mata.

  Yoongi tidak tahan melihat Jaehye yang seperti ini. Yoongi menendang angin, ia jadi kesal sendiri melihatnya begitu.

  "Jae bisakah kau tidak menangis lagi karenanya?"

  Katakan saja Yoongi gila bertanya seperti itu di saat suasana seperti ini.

  Jaehye terkejut, ia mendongkakan kepalanya menatap Yoongi yang sedang menatapnya.

  "Dia tidak pantas untuk kau tangisi. Dia terlalu brengsek untuk itu!"

  Jaehye mengerti apa yang dikatakan Yoongi, tapi dia tidak mengerti bagaimana Yoongi bisa tahu masalahnya.

  "Aku tahu." Seakan dapat membaca pikiran Jaehye, "Aku tahu kau menyukai bocah brengsek itu."

  Jaehye memanas, "Dia bukan bocah brengsek!!"
entah kenapa dia tidak suka Yoongi mengatai Jimin begitu.

"Dia memang brengsek. Bukankah dia pacarnya Sena? Lalu kenapa dia melakukannya dengan gadis lain?"

  "Hentikan!" Jaehye tidak mau mendengarnya lagi.

  "Dia brengsek Jae-"

   "Berhenti memanggilnya brengsek!!"

  Yoongi terkejut, baru kali ini Jaehye membentak seseorang, terlebih Jaehye membentaknya.

  "Kau bahkan tidak mengenalnya, jangan memanggilnya brengsek!!" Jaehye berteriak lagi membuat Yoongi ikut meledak.

  "Kau membelanya? Kau bahkan bukan siapa-siapanya. Kenapa kau seperti itu?!" Yoongi ikut emosi.

  Jaehye menatap Yoongi penuh amarah. Yoongi hanya menatap Jaehye kesal, dia hanya kesal dengan tingkah Jaehye yang membela bocah brengsek seperti Jimin, padahal Jaehye melihat sendiri bagaimana brengseknya si Park Jimin.

  Yoongi menghela nafas, mencoba untuk tidak emosi lagi.
"Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu..."

  "Kau benar..."

  Yoongi tersentak sekali lagi karena Jaehye berucap tiba-tiba.

  "Aku tidak seharusnya seperti ini. Aku bukan siapa-siapanya..... bahkan dia tidak mengetahui namaku..." Jaehye tersenyum miris, membuat Yoongi tahu apa yang dirasakan gadis itu.

  "Tapi....tetap saja sakit," Jaehye menunduk lagi, air matanya keluar lagi.
"A-aku tidak bisa menahannya....hiks...." kali ini disertai isakan,
"air mata bodoh ini....hiks..terus saja keluar.... hiks.." Jaehye menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

 
  Yoongi mendekat pada Jaehye, dia mendekapnya dan memeluknya. Jaehye tidak memberontak, dia diam saja walau awalnya sedikit terkejut.

  Lama mereka diposisi seperti itu, dan kemudian..

  "Maaf..."
Yoongi berbisik, tapi Jaehye dapat mendengarnya dengan jelas.

  "Maaf. Aku berbicara begitu karena...., aku peduli padamu.."

 
.....

✔ Summer Love || Min Yoongi (Suga)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang