Yoongi mengerang.
Tangannya melemparkan sebuah surat yang ia remas menjadi bulatan ke dalam tempat sampah.Badannya yang lelah ia baringkan di ranjang bersprei hitam sutra. Sebelah tangannya meremat rambutnya, matanya menutup rapat dan bibirnya terus menyumpah.
Setelah seminggu saat ia untuk terakhir kalinya mengunjungi Jaehye di rumah sakit, ia kehilangan Jaehye. Semua yang berhubungan dengan perempuan itu menghilang tanpa jejak. Yoongi sudah mencarinya ke rumahnya, tapi rumah itu kosong. Tidak ada penghuninya sama sekali.
Jungkook juga tidak hadir di sekolahannya sejak insiden Jaehye. Tercatat di sekolahnya bahwa Jungkook resmi mengundurkan diri dari sekolah. Tidak seperti Jaehye yang tidak pernah muncul sejak kejadian itu. Jaehye sama sekali tidak memberikan keterangan pasti untuk sekolahnya. Maka dari itu, di daftar absensinya masih bertuliskan keterangan sakit.
Mereka menghilang seakan-akan mereka sengaja melakukannya untuk menutupi masalah. Padahal tidak ada yang tahu mengenai masalah ini kecuali dirinya, Jimin dan tentu saja si Brengsek Taehyung.
Ia tidak membicarakan masalah ini dengan siapapun. Jimin juga terlihat cuek-cuek saja dan malah kembali akrab dengan Taehyung di sekolah setelah menghajarnya habis-habisan.Jika alasannya memang begitu. Yoongi sanggup untuk menutup mulut kedua bocah itu.
Bagaimana pun Yoongi mencari keberadaan Jaehye. Hasilnya akan tetap sama. Ia tidak menemukan Jaehye. Dimanapun.
Belum masalah ini terselesaikan. Ayahnya mengirim surat padanya, memintanya agar pergi ke Seoul untuk tinggal dengan keluarga baru Ayahnya.
Yoongi tidak menyukai bagaimana Ayahnya itu menikah dengan wanita Seoul. Melupakan mendiang Ibunya begitu saja. Dan menelantarkan Yoongi selama setahun di Daegu sendirian.
Kemudian sekarang setelah ia kembali meraih kesuksesan di Seoul. Ayahnya menginginkan Yoongi kembali padanya, hidup bersama wanita muda yang akan dipanggil Ibu olehnya
"Arghh.., sial!"
Yoongi bangun dari posisi tidurannya. Ia meraih handphone nya yang menyala-nyala dengan deringan yang menyakiti telinga.
Nomor yang sangat dikenalnya terlihat di layar.Yoongi mendengus lalu menekan tombol merah di layar untuk menolak panggilannya.
Sebelum Yoongi melempar handphone. Nomor itu kembali menghubunginya lagi."Keras kepala."
Dengan enggan Yoongi mengangkatnya.Suara Ayahnya terdengar, menanyai kabarnya untuk berbasa-basi.
"Kenapa menelphone? Aku tidak mau ke Seoul. Jadi, jangan harap aku berubah pikiran." Yoongi menghentikan gerakan tangannya yang akan menutuskan sambungan.
"Ayah di luar. Buka pintunya!"
Sial.
Bel apartemennya menyala. Yoongi dengan malas serta kesal membuka pintunya.
"Aku tidak akan pernah pergi. Sebaiknya Ayah pulang kembali ke Seoul. Jangan buang-buang waktu berharga Ayah hanya untuk membujuk anak sepertiku." Yoongi menatap wajah Ayahnya dengan tajam.
"Kau akan menjadi apa jika terus di sini?! Menjadi pengangguran eoh?!" nada bicara Ayahnya meninggi. "Ikutlah ke Seoul selagi Ayah membujukmu secara halus.."
Tapi sedetik kemudian suaranya berubah menjadi dingin.Yoongi mendelik tajam. Ia tidak suka jika Ayahnya sudah mulai ikut campur kehidupanya. "Aku masih bisa hidup tanpamu sekalipun." gumamnya.
Ayah Yoongi sudah kewalahan membujuk anaknya yang keras kepala. Jadinya ia menyuruh pengawalnya membawa Yoongi secara kasar.
"Jangan salahkan Ayah jika akhirnya begini.." Ayahnya berlalu begitu saja dengan satu pengawal lain menuju lif. Meninggalkan Yoongi yang tengah berkelahi dengan beberapa pengawal bertubuh besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Summer Love || Min Yoongi (Suga)
Fanfiction[Bahasa Indonesia] [Tamat] (Bonus Chapternya aku unpublish karena khusus buat di fanbook saja😉) Ini hanya cerita seorang gadis yang menyukai seorang laki-laki brengsek. Lalu kemudian, muncul satu laki-laki lain yang benar-benar mencintai si gadis...