Chapter 4

11.9K 1.3K 203
                                    

Hermione terus mondar-mandir di common room asramanya. Disana hanya ada dirinya seorang. Semua orang tengah makan malam di aula besar. Sesekali Hermione meneliti benda kecil yang sekarang ada di tangan nya.

Hermione berusaha mengingat. Namun selalu gagal. Dia yakin, pernah melihat anting itu. Tapi dia tidak ingat kapan, dan siapa pemiliknya. Hermione benar-benar frustasi.

Apa benda ini berguna? Bagaimana kalau benda ini hanya milik perempuan yang diajak bermalam oleh malfoy? Kalau begitu, sia-sia saja aku berpikir keras seperti ini. Batin Hermione.

Dengan pertimbangan, akhirnya Hermione memutuskan untuk tetap menyimpan anting itu. Siapa tahu memang berguna, pikirnya.

...

Pagi hari yang dingin di Hogwarts menyambut seluruh siswa. Hari ini adalah kunjungan mereka ke Hogsmead. Hermione, Harry, dan Ron berangkat bersama. Salju sudah turun dari semalam.

Banyak anak yang bermain salju, bercanda, dan tertawa gembira. Itu membuat hati hermione sedikit menghangat. Sebenarnya dia takut tidak bisa merasakan suasana seperti ini. Tidak bisa melihat teman-temannya lagi. Khususnya Harry dan Ron. Hermione tidak sanggup membayangkan kalau dia akan kehilangan mereka.

Hermione merangkul Harry dan Ron. Namun saat mereka sedang asyik berbincang, tiba-tiba ada jeritan wanita. Merekapun menghampirinya.

Dilihatnya seorang wanita yang tengah bergelantungan diudara dengan kedua tangan yang terbuka.

"Tolong! Tolong dia. Aku sudah memberi tahunya agar tidak menyentuhnya" pekik temannya takut. Tak lama Hagrid datang dan membawa gadis yang diketahui bernama Kattie bell itu menuju Hogwarts. Harry melihat kotak hitam yang diberitahu teman Kattie. Didalamnya ada sebuah kalung bermotif.

Harry dapat merasakan sihir hitam yang kuat dari kalung itu. Pasti Voldemort.

...

"Malfoy, pasti dia pelakunya" ujar Harry yang kini tengah berhadapan dengan Prof.Mcgonagall dan juga Snape. Semuanya menatap Harry terkejut. Begitupun Ron dan Hermione.

"Dari mana kau tahu?" Tanya Prof.Mcgonagall.

"Aku..hanya tahu" jawab Harry tak yakin.

"Hanya tahu.. tuduhan yang sangat menyakitkan Mr.Potter" cibir Snape. Akhirnya Prof.Mcgonagall memerintahkan mereka bertiga untuk pergi.

Mereka bertiga pun keluar dari ruangan itu. Hermione semakin khawatir. Penyerangan terhadap Dumbledore sudah dimulai. Kalung tadi ternyata ditujukan untuk Dumbledore. Kattie bell disihir untuk memberikan kalung itu kepada Dumbledore. Tapi siapa pelaku dibalik semua ini? Apa benar Malfoy?

...

"Tolong lepaskan dia, kumohon" pinta Narcissa dengan isakan. Dia tidak tega melihat Draco dipukuli sampai babak belur.

"Ini balasannya karna terlalu lama menjalani tugas" jawab salah satu Death eater dengan gigi yang menggeretak. Draco tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya terbaring dilantai, merasakan punggungnya yang terasa patah. Keringat dingin sudah membanjiri wajah pucat nya.

Disampingnya berdiri Lucius yang hanya mematung. Narcissa semakin kesal. Dia mengguncang-guncang kan tubuh Lucius.

"Lihat? Kau lihat dia? Dia itu anakmu! Kau ingin melihatnya mati?" Teriak Narcissa histeris.

"Itu balasan untuknya" jawab Lucius datar.

"Kalau begitu bunuh aku saja! Bunuuuh!!" Pekik Narcissa sambil meronta-ronta.

"Diaaam!" Death eater yang tadi menyerang Draco beralih melayangkan sihirnya kepada Narcissa. Wanita setengah baya itu menggeliyat kesakitan karena merasakan tulang-tulangnya seperti dicabut paksa.

Secret Love [DRAMIONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang