Draco's Pov
Akkhh, sebenarnya apa yang kupikirkan? Kenapa semua pekerjaan ku tidak ada yang beres? Kenapa otakku ini terasa buntu?
AH, ini pasti karna surat sialan itu. Kenapa aku harus marah? Apa hakku? Harusnya aku biasa saja kan? Bahkan seharusnya aku bahagia!!
Kuambil lagi kertas yang tadi kubuang ke tempat sampah. Sebuah kertas lumayan tebal dengan hiasan emas disetiap pinggir nya.
Undangan pernikahan.
.
.Jujur, aku masih sangat mencintainya. Semua tentangnya masih terekam jelas di benakku. Tanpa cela sedikitpun. Aku bersyukur dia selamat dari perang dua tahun lalu. Melihatnya sehat-sehat saja, sudah lebih dari cukup untukku.
Lalu apalagi masalahnya? Karna undangan pernikahan itu? Oh ayolah, itu hanya undangan pernikahan...
Oke oke!! Aku mengakui kalau aku tidak rela! Aku sakit hati! Aku iri! Tapi aku bisa apa? Bahkan semua uangku tidak bisa membeli itu semua. Tidak bisa mendapatkan Granger kembali.
Memangnya kapan aku memilikinya?
...
"Kau mendapat undangan pernikahan Granger dan Weasley?" Ujar Blaise yang semakin membuat moodku hancur.
"Hn" Jawabku singkat.
"Aku tidak menyangka, mereka mengundang kita"
Ya aku pun tak menyangka.. tak menyangka akan kehilangan dia.
"Hy, mate. Kenapa sedari tadi kau melamun?"
Aku menoleh sebentar, lalu mengalihkan pandangan lagi. Dia benar-benar tidak tahu ya kalau aku tidak ingin diganggu?
"Kau sedang ada masalah? Dengan Astoria?" Tebaknya.
"Oh ayolah, Blaise.. pekerjaan ku sedang menumpuk, kau tidak bisa ya tidak menggangguku barang sedetik?!" Sungutku. Aku benar-benar tidak ingin diganggu saat ini.
"Oke baiklah, aku akan pergi.. tapi kalau kau ingin bercerita, panggillah aku" Ucap Blaise seraya melangkahkan kakinya keluar dari ruanganku.
Aku tidak tahu apa masalah ku, Blaise. Yang aku tahu, ternyata semenyakitkan ini kehilangan seseorang yang nyatanya tidak pernah kau miliki.
...
Sekarang aku bekerja di kementrian. Sangat membosankan bekerja disini. Setiap harinya aku cuma berurusan dengan berkas, berkas, dan berkas.
Hari ini pun sama. Berurusan dengan berkas lagi. Aku menyeret kakiku masuk kedalam lift. Ku tekan tombol untuk naik ke lantai lima. Berdesakan di lift sangat tidak mengenakkan. Apa lagi bersama orang-orang tua yang rambutnya sudah putih semua. Eh, tapi kan rambutku juga putih? Ah sudahlah..
Pintu Lift terbuka. Benar kan, sangat tidak enak satu lift dengan orang yang sudah berumur. Jalan mereka itu yang sangat lambat. Mungkin siput pun akan menang jika melawan mereka di lomba lari.
Aku yang paling terakhir keluar lift. Tapi saat aku keluar, ada suatu hal yang sangat mengagetkanku. Didepan sana, berdiri, menatapku, dengan mata yang masih sama, meneduhkan. Hermione.
Rasanya aku seperti terkena mantra pembeku. Aku tak dapat bergerak. Mataku terlalu terpaku dengan objek didepanku. Dan kulihat dia juga sama kagetnya denganku. Pupil matanya melebar dan Ia meremas bagian bawah kemejanya.
Oh, apa ini mimpi?
"Malfoy?" Terdengar suaranya yang seperti berbisik.
Ternyata ini bukan mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love [DRAMIONE]
Hayran Kurgu[COMPLETED] Tahun ke enam di sekolah sihir Hogwarts sangat mencekam. Teror dari para death eaters tidak kunjung berhenti. Kepedihan,ketakutan harus dilalui. Begitupun yang dialami draco malfoy. Hidupnya tak lagi sama. Ia merasa dia dilahirkan hany...