Hermione membeku di tempat nya. Jantungnya naik turun seiring helaan napasnya yang memburu. Tangan kirinya ia sampirkan di pohon untuk menopang tubuhnya.
Pelupuk matanya sudah dibanjiri air mata. Sesekali ia menutup mulutnya agar tangisannya tidak terdengar, sesaat setelah ia melihat orang itu menambah kecepatannya.
Sakit. Perih. itulah yang dirasakan Hermione. Kenapa dia begitu sakit melihat orang yang selama ini menyakitinya sakit?
Tak jarang Hermione menahan napas saat dilihatnya orang itu hampir jatuh. Matanya sudah tak kuat menahan air matanya yang berlomba keluar.
Takut. Hermione takut.
Tidak, aku tidak takut
Oh ayolah.. akui saja Hermione. Kau perduli padanya, iya kan?
Tidak! Aku.. aku hanya kasihan
Mencoba membohongi diri sendiri, eh?
Kapan dia akan berhenti?
Kenapa? Katanya tidak perduli?
Dia bisa jatuh..
Biarkan dia jatuh..
Dia akan terluka
Siapa perduli?
"Shut up! Shut-Up!!" Hermione menutup kedua telinganya. Mencoba menghentikan perdebatan hati dan pikirannya.
Ia lelah dengan perdebatan ini. Ia lelah membohongi dirinya sendiri.
Malfoy..
Hermione memejamkan matanya. Merasakan jantungnya yang terasa naik turun. Dan..
Brukkk!!!
Hermione langsung membelalakkan matanya. Dilihatnya Draco yang tengah berguling di tanah. Sapu terbangnya terhempas jatuh dan patah.
"Oh, shit!" Hermione langsung berlari kearah pria pirang platina itu yang sedang terbaring lemah di atas tanah yang berbatu.
"Malfoy.. bangun Malfoy! Malfoy?!" Hermione memangku kepala Draco.
Tidak..tidak..oh tidak.. jangaann.
Hermione merasakan ada sesuatu yang basah di telapak tangannya yang sedang menopang kepala Draco. Perlahan Hermione melepas tangannya dan melihat ada cairan merah membasahi seluruh permukaan tangannya.
Drac.. hermione tercekat. Tangannya gemetar. Kepala bagian belakang Draco mengeluarkan banyak darah. Apa yang harus aku lakukan, pikir Hermione.
"Malfoy?" Hermione kembali menopang kepala Draco. Dengan satu tangannya yang bebas, ia menepuk-nepuk pipi Draco, berharap Draco sadar.
Nihil.
"Malfoy! Malfoy bangun Malfoy! Ku mohon, bangunlah" Hermione panik. Dia masih bisa merasakan darah yang mengalir di tangan nya.
Tidak tidak tidak! Jangan pergi, kumohoon!
Hermione menangis dengan air mata mengalir deras di pipinya tanpa bisa ia bendung. Ia tak tahan. Hermione pun mendekatkan wajahnya pada wajah Draco. Kening mereka bersatu.
"Drac..co" desis Hermione diselingi sesenggukannya.
"Jangan pergi.." lirihnya masih dengan posisi yang sama.
Keajaiban. Tiba-tiba Draco menggerakkan sedikit kepalanya. Tak lama matanya terbuka perlahan.
Hermione langsung menenggakkan kepalanya dan menghapus air mata yang sudah amat membanjiri wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love [DRAMIONE]
Fanfiction[COMPLETED] Tahun ke enam di sekolah sihir Hogwarts sangat mencekam. Teror dari para death eaters tidak kunjung berhenti. Kepedihan,ketakutan harus dilalui. Begitupun yang dialami draco malfoy. Hidupnya tak lagi sama. Ia merasa dia dilahirkan hany...