"Ikutlah denganku" lanjutnya.
Draco mengernyitkan dahinya ketika mendengar ucapan Hermione. Apa maksudnya? Dia mengajakku? Untuk apa? Kemana? Pikir Draco.
Hermione memejamkan matanya sekejab dan mengambil napas dalam. Berdoa agar keputusannya tepat.
"Aku akan membantumu" kata Hermione.
"Ikutlah denganku dan kita akan menemui Profesor Dumbledore. Aku yakin dia akan membebaskanmu"
Draco nampak berpikir. Masih tidak menyangka kalau yang didengarnya adalah nyata.
"Kau hanya ingin diam seperti patung?" Kata Hermione lagi yang langsung membuat Draco tersadar.
Pria pirang itu pun menenggakkan kepalanya untuk melihat kedalam manik mata Hermione. Dia ingin menemukan maksud asli gadis itu. Tapi sebenarnya apa yang gadis itu mau? Membohonginya agar dia ikut dan tertangkap, atau benar-benar ingin membantunya? Batin Draco.
Draco pun berdiri. Mensejajarkan dirinya dan Hermione. Dibawah sinar bulan Draco dapat melihat wajah Hermione yang tajam meski meneduhkan. Dia tidak melihat kebohongan sama sekali dimata itu.
"Kenapa? Kenapa kau membantuku?" Tanyanya lirih.
Hermione mengalihkan pandangannya dari Draco. Memikirkan jawaban yang akan dijawabnya. Namun sekeras apapun dia mencari alasan membantu Draco, dia tetap tidak menemukannya.
"Entah. Aku sendiri pun tidak tahu kenapa" ujar Hermione.
"Kau membenciku?" Tanya Draco yang langsung membuat Hermione menoleh kearahnya. Draco tidak menatap Hermione, dia menatap air danau yang tenang. Seakan ingin tahu juga jawaban dari Hermione.
"Mmm.. tidak tahu" jawab gadis bermata coklat madu itu.
"Apa kau bisa berhenti mengatakan 'tidak tahu' ?" kata Draco dengan nada mengejeknya.
"Habisnya kau bertanya pertanyaan yang aku tidak tahu" sungut Hermione sambil memutar bola matanya. Draco tersenyum mendengar perkataan Hermione yang terdengar seperti rengekan anak kecil.
"Katanya kau ini Miss tahu segala?"
"Bukan aku yang memberi julukan itu. Lagi pula hanya Tuhan yang tahu segalanya"
Draco kini menatap Hermione intens. Dia bisa leluasa menatap gadis itu, karena yang ditatap sepertinya sedang asyik melamunkan sesuatu.
Draco memperhatikan dari rambutnya yang selalu ia hina sebagai rambut semak, matanya, hidungnya, bibirnya, dagunya.
Tiba-tiba Draco merasakan ada sesuatu yang aneh pada dadanya. Rasanya menyesakkan. Seperti ada sesuatu yang ingin meledek dari perutmu dan naik kejantungmu. Draco memejamkan matanya dan menyentuh dadanya.
Jangan..lagi.
...
Pukul tujuh pagi. Hermione sudah berada di aula besar bersama Harry dan Ron. Hermione merasa tidak tenang. Semakin ia ingin mengenyahkan Draco dari pikirannya, semakin ia mengingatnya dan memikirkannya.
Bodoh! Buat apa dia berpikir dua kali untuk itu. Kalaupun dia takut dibunuh Voldemort karena tidak membunuh Dumbledore, apa dia tidak berpikir dibunuh seisi Hogwarts karna membunuh Dumbledore? Batin Hermione.
Lagi pula kenapa aku memikirkannya? Kenapa aku tidak memberi tahu Harry dan menyuruhnya membunuh Si Ferret itu?
Ahh!! Kenapa terus kau Malfoooy! Pekik Hermione dalam hati.
Tidak! Aku hanya merasa kasihan padanya. Lagipula aku menyukai Ron. Ya.. Ron
"Hermione?" Panggil Ron. Hermione tersentak dan bangun dari lamunannya. Thanks Ron.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love [DRAMIONE]
Fanfiction[COMPLETED] Tahun ke enam di sekolah sihir Hogwarts sangat mencekam. Teror dari para death eaters tidak kunjung berhenti. Kepedihan,ketakutan harus dilalui. Begitupun yang dialami draco malfoy. Hidupnya tak lagi sama. Ia merasa dia dilahirkan hany...