2. Fakta Mengejutkan

149 11 3
                                    

sekarang sudah saatnya untuk pelajaran jam ketiga. Itu artinya, kelas 10-3 akan memulai pelajaran dengan Bu Rere si guru fisika sekaligus wali kelas 10-3

"selamat pagi anak-anak. ohya ada murid baru kan di kelas ibu? silahkan maju ke depan dan perkenalkan diri" Airina yang merasa segera berdiri dari duduknya dan berjalan ke depan kelas

"hai semuanya, mungkin beberapa kalian udah kenal nama saya karna tadi sempet kenalan di pelajaran sebelumnya. Tapi perkenalkan, nama saya Airina Pratama panggil aja Rina" sapa Airina sambil memberikan senyuman manisnya

"eh? tunggu tunggu" Bu Rere terlihat mengambil selembar kertas dari mejanya dan melihatnya. "kok di data saya nama kamu Erina Pratama ya?" tanya Bu rere yang membuat Airina sendiri juga bingung

"waktu itu kakak kamu, Deva kan yang daftarin kamu?" tanya Bu Rere "i-iya bu" Airina mengangguk kaku. Memang benar adanya kalau Deva lah yang mengurusi semuanya dari kepindahan sampai pendaftaran

"kok tulisannya Erina? nama kamu yang bener Erina atau Airina?" tanya Bu Rere. "yang bener Airina bu, bukan Erina" jawab Airina dan membuat Bu Rere menggeleng-geleng kan kepalanya

"memang bener bener ya itu anak gak pernah serius sedikitpun. nulis nama adiknya aja masasalah" gumam Bu Rere sambil memperbaiki kertas absen murid-muridnya

"yaudah deh nanti kamu urusin ulang aja ya ke ruang administrasi. Dan ini name tag seragam kamu. Nanti minta ganti aja" Bu Rere mengeluarkan sebuah plastik kecil dari sakunya berisi name tag seragam dengan tulisan 'Erina Pratama'

Airina menerima barang itu dan duduk ke tempat duduknya seperti perintah Bu Rere sebelum pelajaran Fisika dimulai

🌸

bel istirahat baru saja berbunyi dan Bu Rere sudah meninggalkan kelas beberapa menit yang lalu. Airina membereskan buku-buku di meja nya dan berniat untuk pergi ke kantin lebih cepat karna ia harus mencari dulu letak kantin

dia anak baru dan tidak tau apa apa tentang sekolahnya

"hai Airina" Airina menoleh ke kirinya dan menemukan sosok yang menyapanya. "hai" balas Airina dengan senyum di wajahnya "kenalin nama gue Emmarilda Renata. Panggil aja Emma"

"gue Airina pratama panggil aja Rina" Emma tersenyum. "eh lo mau kemana? beres beres buku gitu?" Emma ternyata sedaritadi memperhatikan Airina yang tengah membereskan mejanya

"gue laper jadi gue mau beli makanan di kantin. lo mau ikut?" tawar Airina dan Emma langsung menatapnya bingung. "lo mau jajan apa di kantin? di kantin cuma jual minuman Rin"

Airina tertawa mendengar ucapan Emma yang menurutnya sangat lucu dan aneh itu. "yang bener aja Em, sekolah segede ini kantinnya cuma jual minuman?" Emma mendengus

"bukan itu maksud gue. aih, gue baru inget lo anak baru yang gak tau apa-apa. oke gue jelasin ya Rin" tiba-tiba Emma mengubah nada bicaranya menjadi serius membuar Airina meredakan tawanya

"di sekolah ini cuma ada dua kantin. kantin pertama itu di deket lapangan sekolah. Kantin itu lengkap dengan makanan dan minuman tapi khusus untuk kelas 11 dan kelas 12

nah, kantin yang satu lagi ada di belakang sekolah. Mereka cuma jual minuman doang disitu gak ada yang lain. Dan itu kantin kita, anak kelas 10" penjelasan Emma sukses membuat Airina terdiam

'kenapa harus dibedain gini sih. gak adil banget' batin Airina

"dan kalau lo berani masuk ke kantin anak senior, bisa abis lo di bully Rin" Airina terpekik kaget. "disini main bully-bully an?" tanyanya pelan. Jujur, Airina kaget mendengar hal itu. Dia pikir disini sekolah yang taat tanpa ada bully

Emma mengangguk sebagai jawaban 'iya' "dan, disini kelas 10 yang paling tersiksa. kita harus ikutin apapun yang dimau senior kita. Seaneh dan segila apapun itu, harus kita lakuin. atau masa remaja lo bakalan gak tenang deh disini"

Airina bergidik ngeri mendengar kalimat Emma. "duh, tapi gue laper banget lagi" Airina mengeluh sambil memegang perutnya yang berbunyi

"lain kali lo bawa bekel aja mangkanya" saran Emma. Keadaan sekitar tiba-tiba menjadi ramai membuat Airina dan Emma menoleh ke luar kelas

"ada apaansih tuh?" tanya Airina sambil melihat lorong kelas 10 yang sangat ramai. "gue juga gak tau. liat dari deket yuk" tanpa persetujuan Airina, Emma nenarik tangan Airina untuk mendekati keramaian

saat mendekat, terlihat lebih jelas disana ada 4 lelaki yang berdiri di tengah-tengah kerumunan. sebagian siswi siswi berbisik sambil mengagumi ketampanan mereka dan beberapa juga bertanya tanya kenapa semua berkumpul disini

"oke, kita selaku senior kalian pengen besok masing masing dari kalian bawa duit lima ribu rupiah buat kita. Tapi kalau mau lebih juga boleh, lebih bagus malahan

besok kita akan keliling dan minta duitnya ke kalian satu satu. awas aja kalau ada yang gak bawa atau kabur. kalian bakalan abis sama kita pulang sekolah. ngerti kalian?!"

semua murid kelas 10 menjawab 'mengerti kak' secara serempak teriecuali Airina yang terlihat bingung sekaligus jijik melihat orang yang berbicara tadi di depan karna seenak jidat nyuruh-nyuruh

keempat lelaki itupun pergi meninggalkan koridor dan semua murid bubar dari keramaian. "huh, baru beberapa hari masuk aja udah ada tagihan duit goceng. gimana kedepannya?"
Emma mengeluh sambil menghembuskan napas berat

"Em, cowok-cowok tadi itu siapa sih? enak banget nyuruh nyuruh. Padahal guru bukan, osis juga kayaknya bukan" tanya Airina. "itu tuh cowok-cowok tenar di sekolah ini Rin. Mereka kayak most wanted nya disini" jawab Emma

"ih tapi kok songong amat nyuruh nyuruh?" Airina memberikan ekspresi jijiknya. "ya kan udah gue bilang. senior disini suka nyuruh hal yang aneh dan gila. dan sialnya kita harus ngelakuin hal itu atau enggak kita bakalan dapet masalah

apalagi kalau masalahnya sama mereka. berabe deh" Airina mengangguk mengerti. "lo tau gak nama mereka?" tanya Airina

"mereka Annes, Moran, Aldo dan Raffa. mereka semua anak kelas 11. Selain cogan, mereka semua anak yang paling suka nge bully disini. Jadi kita harus hati-hati sama mereka. Jangan sampe nyari masalah sama mereka"

. . .

i need your vote and comments! kalau punya saran, komen ya :)

add to library (jangan lupa)

thank you so much❤️

No Matter HowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang