5. Fake It

123 11 12
                                    

Airina melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah. Matanya menyapu ke sekitar dan mencari seseorang yang dicarinya. Raffa. Pandangannya pun terhenti diarah jam 2 dan disana ada Raffa dan teman temannya yang sedang tertawa sambil bersender di motor mereka

Airina dengan berani berjalan menghampiri mereka. Lantas kedatangan  Airina membuat mereka yang setadinya sedang bercanda gurau menjadi tiba tiba diam sambil memperhatikan Airina bingung

"eh akhirnya lo keluar juga. gue udah nungguin dari tadi" Raffa angkat bicara sambil membenarkan posisi berdirinya. Airina menoleh ke arah Raffa. Dalam hatinya ia merasa lega ternyata hukumannya memang benar hanyalah diantar pulang oleh Raffa

"yaudah cepet naik" Airina mengangguk. Ia pun duduk di atas motor Raffa begitu juga sebaliknya. Raffa memakai helm dan mulai menyalakan mesin motornya

setelah dipastikan Airina naik ke atas motor dengan aman, Raffa pun mulai berjalan meninggalkan kawanannya "gue duluan ya" pamitnya dan mereka segera meninggalkan kawasan sekolah

"kita makan dulu gapapa kan? gue laper banget nih" tanya Raffa dengan keras karna suaranya berpadu  dengan angin. "terserah lo aja" jawab Airina

Tak lama, mereka berdua sampai di sebuah restaurant. Mereka pun turun dari motor. Raffa melepas helm nya dan membenarkan jambulnya yang berantakan itu

Mata Airina menatap kagum ketampanan Raffa. Memang cowok itu paling ganteng kalo lagi gini. "gue tau gue ganteng tapi gak usah ngeliatin segitunya kali" ucap Raffa sambil tersenyum miring dan meletakkan helm nya di atas motor

Airina menundukkan wajahnya karna malu dan merutuki dirinya yang tadinya mengagumi ketampanan lelaki itu. "yaudah masuk yok" Airina mengangguk kaku. Mereka berdua pun berjalan memasuki restaurant itu dan memilih duduk di dekat jendela

sesaat setelah mereka duduk, pelayanpun datang sambil membawa buku menu. "lo pesen apa aja terserah lo. Tenang, gue yang bayar gak usah jaim" ucap Raffa santai sambil membolak balikkan buku menu

Airina juga ikut membolak balikkan buku menu. Sebenarnya perutnya sudah kenyang tapi ia merasa tidak enak dengan Raffa. Akhirnya matanya menemukan sesuatu yang ia ingini

"berliner nya satu ya mbak, sama teh manis gulanya dikit aja" ucap Airina kepada pelayan itu. "yaudah saya samain aja deh mbak". Pelayan itu mengangguk dan mencatat pesanan mereka. Setelah mengulangi pesanannya, pelayan itu segera pergi

"lo suka germany food gitu ya?" tanya Raffa sambil bertopang dagu"gue udah terbiasa aja" jawab Airina, dan Raffa hanya mengangguk paham

"sebelumnya lo sekolah dimana emang?" tanya Raffa lagi. "gue pindah dari German karena bokap gue pindah tugas" lagi dan lagi Raffa mengangguk.

Keheninganpun menyelimuti mereka. Tak ada yang memulai pembicaraan lagi dan masing-masing sibuk dengan pikirannya. Namun, mata Raffa mengarah ke name tag di seragam sekolah Airina.

"Erina Pratama" gumamnya. Airina melihat Raffa yang memperhatikan name tag nya yang salah ejaan itu. "nama gue Airina bukan Erina" koreksinya

Raffa mengangkat sebelah alisnya. "ini salah tulis, yang asli Airina" lanjutnya. "oh jadi lo Airina" Raffa ber-oh ria. "Tapi gue lebih suka manggil lo Erina. Gapapa kan?" tanyanya. "terserah lo aja"

akhirnya pesanan mereka pun tiba. mereka pun mulai menikmati hidangan itu dalam diam. Tiba-tiba Raffa berdiri dari duduknya dan mengelap mulutnya dengan tissue

Airina mendongakkan kepalanya memperhatikan Raffa dengan bingung "gue ke toilet dulu ya" Airina mengangguk. Raffa pun melengas pergi sedangkan Airina kembali melanjutkan makannya

sudah hampir 15 menit namun Raffa tak kunjung balik dari toilet. Airina berasumsi kalau Raffa mungkin sedang buang air besar.

Makanan yang di piring sudah habis beberapa menit yang lalu. Airina hanya duduk diam, menunduk melihat rok abu-abunya sambil sesekali memainkan jarinya

menit pun berlalu dan ini sudah 45 menit tapi Raffa belum juga kembali.

"tu anak kemana sih? lama amat"

Tiba-tiba seorang pelayan datang. "misi mbak, ini ada titipan dari mas- mas yang tadi" Pelayan itu menyerahkan selembar kertas yang dilipat dua

Airina menerima kertas itu dan dipandangnya dengan pandangan bingung.

"mas yang tadi? apa ini Raffa? buat apa dia ngirim ini?"

tak mau ambil pusing, akhirnya Airina langsung membaca kertas itu

hey erina
Ayrina atau siapapun lah itu nama lo
selamat, kamu masuk ke dalam jebakan batman! gue udah balik nih, jadi lo bayarin makannya yak dan pulang sendiri bisakan?

bisa dong HAHAHAHA mampus lo! lo pikir hukuman dari gue segampang itu? cuma dianterin pulang sama gue? bodoh juga ya wkwk. Mangkanya jangan macem macem sama kita

- Raffa :) -

Airina memanas. Sungguh ia tidak percaya kalau ia telah dibodohi oleh pria macam Raffa

"sialan" umpatnya

dengan kesal Airina pergi ke kasir untuk membayar makanannya juga makanan Raffa karna mereka satu meja.

Namun betapa terkejutnya ketika ia hendak membayar makanan itu. Dalam struk, daftar makanannya jauh lebih banyak dari yang ia pesan

1. nasi goreng spesial
2. pete goreng
3. terong belanda tumis
4. ayam goreng kremes
5. sop iga
6. gulai ayam
7. milkshake vanila
8. juice mangga
9. soda gembira
10. berliner
11. berliner
12. tea

"loh mbak?! saya gak pesen makanan sebanyak ini lho mbak?! salah meja kali ini?!" Airina meninggikan suaranya karna kaget melihat struk pembayarannya dengan total harganya

"maaf mbak, tapi tadi ada gerombolan cowok sma yang bilang kalau bill nya disatuin sama meja mbak"

Airina hampir tak berkedip mendengar ucapan pelayan itu. Ia pun menghela napas dan mengusap wajahnya kasar

"gue dikerjain habis habisan ini"

dengan berat hati ia membayar semua makanan itu dengan kartu kreditnya.

di lain sisi,
Raffa tertawa terbahak bahak bersama teman-temannya melihat kejengkelan Airina. "Hahaha mampus tuh cewek! rasain!"

mereka pun saling ber-tos tosan. "sumpah Raf ide lo gokil abis! apalagi pas bayar makanannya! gue jamin tu anak ke kantin cuma beli yupi doang!" ejek Aldo sambil tertawa terbahak bahak

"biar tau rasa tuh anak udah cari gara-gara sama gue"

. . .

yehey! akhirnya update juga! hope you like it please vote and comment :]

No Matter HowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang