11. Dia Kembali

103 11 4
                                    

"sorry ya"

Airina turun dari motor Raffa dan menunduk memandang kakinya. Ia merasa tidak enak karna telah mendesak Raffa untuk pulang

"gapapa kok, masih bisa lain waktu kan?" Raffa tersenyum kecil menandakan ia tak keberatan sama sekali

Airina mengangguk. "yaudah gue masuk dulu ya" Raffa tersenyum menandakan iya

"gue juga balik ya" Raffa pun memakai kembali helmnya dan mulai menjalankan motornya keluar dari pekarangan rumah Airina

setelah motor Raffa sudah tidak terlihat, Airina menghela napas dan saat itu juga air matanya yang ia tahan turun

Airina memandang ponselnya gugup

dia menelfon lagi

entah ini sudah berapa kalinya dia menelfon dan juga sudah berapa kalinya Airina me reject nya

Airina menekan tombol merah dan langsung masuk kedalam rumahnya.

Airina langsung masuk ke rumah, menjanggalkan sepatunya dan berlari ke kamar. Deva yang baru saja dari dapur dengan coklat di tangannya memandang Airina bingung

"ada yang gak beres" gumamnya. Terdengar suara Airina menutup pintu dengan sangat keras dan membuat Deva tambah yakin kalau ada sesuatu yang terjadi dengan adiknya itu

Deva pun meletakkan coklatnya di meja makan dan segera menyusul Airina ke kamarnya

tok tok tok

"Rin?" panggil Deva lembut namun tak ada balasan. "Rin kamu kenapa?" tanya Deva lagi. Tetap tidak ada balasan. Deva memicingkan pendengarannya dan ketika ia dengan jelas mendengar isakkan Airina yang begitu parah, langsung saja ia membuka pintu kamar

hatinya serasa ditohok melihat adik kesayangannya terduduk di kasur sambil memeluk lututnya dan menangis sesenggukan.

Deva langsung mendekat dan mendekap Airina. Ia menarik kepala Airina untuk bersender kedadanya sambil mengusap-usap punggung Airina, menenangkannya

"Rin kenapa?" tanya Deva lembut. Airina terus sesenggukan, tapi mulutnya berusaha menjawab pertanyaan Deva. "d-dia b-balik"

dan saat itu juga Deva mengerti kenapa Airina mengis hebat saat ini. Memang cuma dia yang bisa membuat Airina menjadi sosok yang lemah. Cuma dia yang bisa membuat Airina menangis sesegukan seperti ini. Cuma dia yang bisa membuat Airina seperti ini

Deva mengeratkan pelukannya dan sesekali menciumi puncak kepala Airina. Tiba-tiba ponsel Airina kembali berdenting namun kali ini bukan ada panggilan yang masuk melainkan ada pesan yang masuk

Deva melihat itu langsung mengecek ponsel Airina dan membuka isi pesan tersebut

"Rina, aku bisa jelasin semuanya. Aku mohon banget sama kamu untuk dengerin penjelasan aku dulu. Kamu itu salah ngerti. Asal kamu tau kalau selama kamu hilang, aku mati-matian nyariin kamu. Aku sayang banget sama kamu Rina.

Please dengerin penjelasan aku. Kalau kamu pengen aku jelasin di depan kamu langsung, kita ketemuan ya besok sore di taman yang dulu. Aku pikir kurang efektif kalau aku jelasin lewat telfon

Aku bakal seneng banget kalau kamu ada disana walau aku tau kamu bakal nampar aku atau bahkan maki aku. Aku gak peduli, aku kangen banget sama kamu

-daniel-"

Deva terdiam sebentar melihat nama itu. Dia benar-benar kembali. Deva melihat ke arah Airina yang ternyata sudah terlelap di pelukannya.

Ia kembali memikirkan haruskah ia mencegah Airina bertemu dengannya atau membiarkannya menyelesaikan masalahnya sendiri

sebenarnya ia tidak bisa memilih. Ia tidak mau menyakiti hati Airina tapi juga sebenarnya ia tau apa yang terjadi. Deva mengerti apa yang terjadi diantara mereka berdua. Dia mengerti siapa yang benar siapa yang salah

Namun kebencian Airina yang sudah kalut itu membuat keadaan menjadi sulit. Deva tidak memihak siapa-siapa. Ia hanya bisa membantu mana yang menurutnya terbaik untuk keduanya. Terlebih untuk adiknya

Deva pun membenarkan posisi tidur Airina dan menyelimuti tubuh Airina. Ia mengelus rambut Airina dan mencium keningnya

Ia memandangi wajah adiknya itu. Dulu, Airina adalah gadis yang bawel,cengeng,suka marah,jail,jelek. Sampai sekarang juga dia tetap seperti itu tidak banyak yang berubah

hanya saja Airina sudah semakin tinggi, dan tambah dewasa. Wajahnya juga semakin cantik. Semakin ia dewasa, wajahnya semakin mirip dengan ibunya

Deva tersenyum. "gue gak akan pernah biarin siapapun nyakitin lo lagi. udah cukup dengan penderitaan lo saat ini, gue gak bisa liat adik gue nangis sepanjang malam untuk nangisin hal yang gue benci"

Deva kembali mencium kening Airina. Bertepatan dengan itu, ponsel dalam saku celananya bergetar menandakan ada panggilan masuk

"halo?"

"Va, ke basecamp dong. Udah pada ngumpul nih, lo doang yang belom dateng"

Deva memperhatikan jam dinding yang menunjukkan waktu pukul 11 malam.

"ya"

Deva memutuskan sambungan dan beranjak dari kasurnya. Ia berjalan keluar dari kamar Airina dan kembali tersenyum melihat Airina yang terlelap, lalu ia pergi

🌸

"heh! kodok panggang! balikin hape gue"

"elaaaah pinjem doang bentar. Gua kepo sama foto cewek lo Nes" Aldo terus menghindar dari tangan Annes yang berusaha merebutkan kembali ponselnya dari tangan Aldo

"wuih, Annes punya yang baru nih sekarang?" goda Raffa yang baru saja datang menyusul teman-temannya di cafe tempat biasa mereka nongkrong

"iya,ketemu di tikungan katanya" jawab Moran santai sambil terkekeh.

"enak aja lo ketemu di tikungan! gue ketemu cewek gue itu di pesta bisnis bapak gue, tikungan-tikungan lo kira kucing pacaran di tikungan?" oceh Annes

Moran tertawa mendengar itu "santai aja Nes" ucap Moran dengan nada biasanya membuat Annes mendengus

"Gila Nes! mantap! kece! wow! mkw banget dah cewek lo!" pekik Aldo kagum sambil melihat layar ponsel Annes. Moran dan Raffa saling memandang dan ikut nimbrung untuk melihat

"cantik juga cewek lo, gue gak habis pikir kenapa dia bisa sama conge kambing kayak lo" lagi-lagi ucapan Moran membangkitkan emosi Annes

Ia mengambil buku menu dan melemparnya tepat ke kepala Moran membuat laki-laki itu meringis.

"jahat ya kamu, kepala hayati sakit loh kamu lempar-lemparin" ucap Moran dramatis membuat Annes,Raffa dan Aldo mengernyit geli

"najis lo"

dan buku menu kembali melayang

. . .
Hela! me back!

cuma mau ngasih tau kalau misalnya cast nya sebentar lagi keluar ok? sabar, gue belom ada wifi hehe. blm dibayar. :D

so, soon ya?

vote&comment🎊

No Matter HowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang