6. Ragu dan Gundah

72K 6.3K 397
                                    

Bagian Enam

Ini namanya pembodohan publik.

Arella benar-benar kesal kalau yang namanya dimanfaatkan, apalagi untuk tindakkan yang tidak pantas, menyebalkan dan kurang ajar.

Begitu masuk di kelas, raut wajah Arella sudah cemberut, masam. Membuat kebanyakan murid kelasannya bertanya sekiranya apakah yang menjadi permasalahan bagi cewek itu.

Pokoknya satu. Jam tangan Arella belum dikembalikan sama Ferrel.

Setelah mengatakan bahwa Ferrel akan menyerahkan jam tangannya, namun dengan syarat, cowok itu langsung berlalu pergi meninggalkan Arella.

Arella mendumal sepanjang perjalanan dan sekarang di sinilah dia berada, di dalam kelasnya dan duduk sendiri di kursi paling belakang saat tiba tiba saja salah satu dari dua orang cowok yang duduk di depannya, menengok ke arahnya.

"Arella," panggil Theo, membuat Arella mendongakkan pandangannya. "Joshua suka sama lu."

Joshua lantas menepuk kepala Theo dan menoleh ke arah Arella juga. "Apaansi anjing," gerutu Jonathan. "Boong, Rel."

Arella hanya tersenyum menanggapi.

Dalam hati, dirinya masih kelimpungan setengah mati. Bagaimana kalau Ferrel tidak mengembalikan jam tangannya? Dan bagaimana kalau Ferrel hanya memanfaatkan keadaan dalam kesempitan dan makin mempersulit kehidupan Arella? Atau malah hutangnya akan bertambah lagi?

Tapi, di satu sisi, Arella tidak bisa kalau kehilangan jam tangan itu. Itu adalah satu-satunya pemberian ayahnya, sebelum seluruh kerumitan di hidup Arella dimulai. Jadi, Arella bakalan rela melakukan apa saja asal jam tangannya kembali.

***

Jam istirahat adalah waktu jeda yang paling sempurna bagi anak sekolahan. Selain bebas dari pelajaran sejenak, mereka juga bisa mengisi perut atau sekedar bersenda gurau kemana-mana.

Lain dengan Ferrel, yang untuk ke sekian kalinya hanya menyendiri di kelas setelah ia menyuruh teman-temannya berjalan ke kantin duluan tanpa dirinya.

Ferrel meraih ranselnya dan mengeluarkan surat yang belum lama ini ia ambil dari lokernya. Surat yang tertahan begitu lama di sana, tanpa disentuh olehnya. Tangannya perlahan membuka lipatan surat itu yang sebenarnya ia cetak dari surel, dan membaca ulang isinya setelah sekian lama.

From: wellynans@yahoo.co.us
To: ferrelgr.18@yahoo.co.id
Title: letter to Ferrel Ghio Ravaro

Untuk Ferrel Ghio Ravaro.
Dari Wellyn Anshabelle.

Chicago, 4 Januari 2016.

Hallo, Ferrel.
Gimana kabar kamu?

Ngehubungin kamu kenapa susah banget ya? Untung aku masih apal e-mail kamu. Kamu kan paling males gunta-ganti e-mail dan semua akun sosial media kamu ya e-mailnya ini.

Ohiya, aku niatnya mau ngabarin sesuatu yang membahagiakan. Untuk aku sih lebih tepatnya, gatau kamu bakalan bahagia atau nggak denger ini.

Bulan September nanti, tepatnya tanggal 9, aku bakalan ke Jakarta. Yeay? Hahaha.
Aku ke Jakarta buat nemenin adek aku, si Ronald yang sudah mulai besar itu. Dia mau ada lomba racing, biasa. Lomba itu tanggal 10-nya.

Catastrophe [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang