20. Siap-siap

65.2K 6.7K 750
                                    

Bagian Dua Puluh

Arella masih beranggapan kejadian barusan itu mimpi—hal yang tidak masuk akal dan tak dapat dipercaya.

Setelah Pricill hanya tersenyum dan mengangguk serta memasang ekspresi kelewat bahagia, Arella langsung menunduk malu dan menggigit bibir bawahnya, terlebih lagi bingung hendak melakukan apa saat Mamanya sudah berjalan menjauh.

Arella masih tidak menyangka, perasaan yang selama ini ia dambakan, dan yang sejak awal memuja Ferrel walau seberapa menyebalkan sikapnya, terbalaskan. Terlebih, ia merasa harus menepati janjinya sendiri: siapapun yang menemukan jam tangannya, kalau cowok mau ia jadikan pacar dan kalau cewek mau ia jadikan teman dekat. Ternyata, Ferrel kan yang menemukannya?

"Rel?" panggil Ferrel, membuat Arella berharap kalau Ferrel tengah memanggil dirinya sendiri. Arella bergeming.

"Arella," panggil Ferrel lagi, namun kali ini lebih lembut dan seakan menghipnotis Arella yang langsung saja mendongakkan kepalanya.

"Hm?" Arella hanya  mampu bergumam, takut untuk mengeluarkan suara yang nanti malah berubah bergetar saking gugupnya.

"Gak mau ya?" tanya Ferrel, yang langsung ingin menjambak mulutnya sendiri karena sudah bertanya hal itu kepada Arella. Bagaimana kalau Arella malah jadi menolaknya? Bisa mampus dia.

Dan Ferrel langsung tak dapat menahan senyuman di wajahnya kala Arella menggeleng dengan cepat sambil berseru. "Mau!"

Sekarang giliran Arella yang rasanya hendak menjahit mulutnya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang giliran Arella yang rasanya hendak menjahit mulutnya sendiri. Selalu saja kehilangan kontrol dan tidak mampu bekerja sama dengan otaknya sendiri.

Ferrel bangkit dan membuat Arella merasa penyakitnya akan segera kumat dalam hitungan detik. Apa justru Ferrel marah? Ternyata dia salah karena Ferrel malah duduk di sampingnya dan menarik leher Arella untuk masuk kedalam dekapannya.

"Udah bebas meluk kan sekarang?" tanya Ferrel, masih mendekap Arella yang sekarang malah justru malu dan menahan wajahnya di dada Ferrel, hendak menyembunyikan ekspresinya sekaligus nyaman dengan wangi badan Ferrel.

"Kamu ngomongnya dikit aja gapapa. Soalnya dikit aja aku pusing balesnya, gimana banyak," kata Arella dengan suaranya yang agak mengendap dengan dada Ferrel.

Ferrel terkekeh pelan. Jadi, sekarang Arella sudah mulai berbicara aku-kamu dengannya. Ditambah lagi, ternyata Arella

"Iya, bawel."

***

Hari ini adalah hari libur karena tanggal merah, dan Arella tidak memiliki kegiatan apa-apa, sampai Ferrel menelponnya.

Catastrophe [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang