12. Balapan

60.5K 5.9K 508
                                    

Bagian Dua Belas

Suasana terasa begitu mencekam bagi Arella.

Selesai perkenalan singkat tadi, juri menyatakan pertandingan akan segera dimulai. Ferrel lalu memberikan kunci mobilnya kepada salah satu staff, untuk membawa mobilnya ke arena balap, sama seperti yang lainnya.

"Ini bayar berapa balapan kayak gini, Rel?" tanya Arella yang sudah penasaran sejak awal, setengah berbisik menengadah ke arah Ferrel saat mereka berjalan menuju arena.

"Dua juta," jawab Ferrel singkat.

Arella berjalan sambil sedikit berjinjit untuk menyesuaikan langkahnya dan berusaha melihat seluruh mobil di arena balap, menghitung mobil aneka ragam nan elit sama seperti milik Ferrel, dan selesai pada hitungan ke dua puluh dua.

"Dapetnya empat puluh empat juta!?" Arella hampir memekik, dan langsung mendekap mulutnya sendiri. Awalnya ia pikir uang dua juta bukanlah apa-apa, apalagi bagi anak-anak orang kaya macam mereka yang memiliki hobby untuk menghambur-hamburkan uang orang tua.

"Tujuh puluh lima." Ferrel membenarkan.

Mata Arella hampir saja keluar dari tempatnya dan tergeletak di bawah sana saking kagetnya. Ia menghentikan langkahnya dan mencegat Ferrel, berhenti di hadapannya dengan merentangkan kedua tangan.

"Kok banyak banget!?"

Ferrel menepis tangan Arella dan menggesernya agar tidak menghalangi jalan. "Sponsor," jawabnya saat sudah kembali melangkah.

Arella baru saja membalikkan badannya dan hendak berjalan mengikuti Ferrel, kala tiba-tiba saja seluruh lampu jalanan menyala dan menerangi, terlebih di garis start yang memiliki lampu lebih besar dan juga terang. Di kanan dan kiri pembatas garis start, terdapat banyak papan besar, berisikan nama-nama sponsor, dan kurang lebih enam kameramen sudah berada di posisi yang benar pada garis start.

"Masuk tipi!!?" tanya Arella dengan antusia, ia kemudian mengejar Ferrel dan menyamakan langkahnya.

"Bukan, lah," sergah Ferrel, kesal dengan Arella yang cerewet.

"Ish, galak banget."

"Bawel," balas Ferrel.

"Bodo!" Arella tidak mau kalah dan menjulurkan lidahnya kearah Ferrel.

Arella hendak berlari, namun dengan cepat tangan Ferrel menarik hampir seluruh rambut Arella, membuat Arella kehilangan keseimbangannya dan...

"Aduh!" pekik Arella, yang baru saja terjatuh.

Ferrel menutupi mulutnya dengan kepalan tangan, susah payah menahan tawanya namun akhirnya tawanya meledak juga. Awalnya Arella berharap kejadian sekarang ini akan seperti drama-drama Korea yang sering ditontonnya, seperti Ferrel yang akan menangkapnya atau sekedar menahannya agar tidak terjatuh. Namun, tentu saja itu tidak terjadi di kehidupan nyata apalagi hidup Arella.

Arella menolehkan kepalanya dan menatap Ferrel kesal. "Jahat bangetsih dasar syaiton."

"Maaf-maaf," kata Ferrel, maju selangkah dan berjongkok untuk membantu Arella bangkit. Ferrel mengangkat tubuh Arella seperti menenteng anak kecil.

"Sakit tau," gerutu Arella, menggigit bibirnya dan tangannya memegangi bagian belakang tubuhnya.

Ferrel baru saja hendak membantu Arella kala tangannya dipukul dengan keras.

"Ngapain lo!?" cecar Arella, menatap Ferrel was-was.

"Orang mah, ya, nih, gue kasih tau. Kalo gue mau jatoh, lo sebagai cowok aturan cepat! Sergap! Siaga! Tanggap!" Arella memukuli bahu Ferrel dengan kesal, berkali-kali berirama dengan seruannya.

Catastrophe [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang