15. Triple-date 2

462 33 1
                                    


"Brakk"
Sepeda yang mereka tunggangi terjatuh menindih chanyeol dan juga joy.

"A aa apa~ " rintih joy kesakitan dengan sepeda yang menindih setengah badannya.

Chanyeol melihat kebelakang dimana joy berada, dengan sigapnya dia menyingkirkan sepeda tersebut membebaskan diri dan juga joy.
Chanyeol membantu joy bangun agar dia bisa terduduk di pinggir jalan karena sepertinya dia terluka lumayan parah.

"Deo gwaenchana?? " tanya chanyeol begitu khawatir.

"Ang gwaenchana~" rintihnya sambil memegangi sikut kirinya dengan tangan kanananya yang tak terluka.

Chanyeol menatap sikut joy dan juga lutut joy yang juga terluka.

"Yak! Apa ini tidak sakit? sampai kau tidak melihat dan memeganginya?" Tanya chanyeol menunjuk lutut joy.

"Pi ??" Pekiknya saat melihat darah di lututnya sontak dia menurunkan kedua tangannya hendak memegangi lututnya.

"A a apa! apa!apa! " belum samapai tanganya menyentuh lututnya dia merintih kesakitan karena perih di sikutnya yang amat terasa saat dia menurunkan tangannya itu.

"Arasseo.. arasseo " ucap chanyeol mengerti dan memegangi tangan kanan joy dan sikut kiri joy hati-hati. Dia membalik badanya memunggungi joy kemudian meletakan tangan joy di pundaknya.

"Mweo hae??" Tanya joy tak mengerti dengan tindakan chanyeol.

"Cepat naiklah" pinta chanyeol.

"Wuaah chanyeol kau begitu pintar memanfaatkan kesempatan ya~" seru joy saat tahu maksud chanyeol.

Chanyeol menyingkirkan tangan joy dari punggungnya dan berbalik badan menatap joy.

"Geurae kalau kau mau berjalan dengan kaki seperti itu maka aku akan pergi meninggalkan mu sendiri."

sahutnya lantas berdiri, dan baru beberapa langkah dia melangkahkan kakinya joy berteriak memanggil namanya, chanyeol tersenyum ditempatnya memunggungi joy.
Dia menghapus senyumannya sebelum berbalik ke arah joy.

" palli, sebelum aku berubah pikiran" pintanya berjongkok kembali memunggungi joy.

Joy tidak punya pilihan dia melingkarkan tangannya di sekitar leher chanyeol. Dan bersusah payah mengangkat badanya dengan kaki kanannya yang tidak terluka. Chanyeol membantu joy dengan menarik paha joy membuat joy membulatkan kedua matanya. Chanyeol berdiri dengan mulus tanpa mendapatkan kesulitan seolah-olah joy seperti kapas yang ringan.

"Yak!! Dasar otak ganggang, mesum,maniac, jelek, suka berbuat- "
omel joy saat chanyeol sedang berjalan menggendongnya. Namun joy tak menyelesaikan kalimatnya karena Chanyeol tiba-tiba berhenti melangkah.

"Mau aku turunkan disini?" Tanyanya tak tahan lagi mendengar ocehan joy yang berteriak di telinganya.

"A a ani-" jawab joy merasa lemah sekarang.

"Kalau begitu diamlah! " pinta chanyeol tegas.

"D d dae~" sahut joy kemudian memiringkan wajahnya menaruh kepalanya di pundak kanan chanyeol. Keduanya pun kembali menciptakan suasana hening yang cukup panjang.

"Geundae apa yang kau katakan semalam sebelum menutup teleponmu?" Kata chanyeol akhirnya memecahkan suasana hening di antara mereka.

"Kau menyuruh ku diam tadi, kau ingat? " kata joy mengingatkan chanyeol yang lupa dengan perkataannya sendiri.

" yak! Aku menyuruhmu diam mengataiku bukan berarti diam untuk selamanya kau bisa berkata semaumu asal tidak mengataiku" jawab chanyeol.

"Kau tak bilang itu tadi " ucap joy kesal.

MY SECRET MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang