Mataku #flashfiction

575 50 3
                                    

Dari segala hal yang ada di bumi, aku ingin mengutuk... Oh! Tidak. Mengutuk terdengar seperti kurang mensyukuri karunia Tuhan. Jadi... dari segala macam yang ada di tubuhku, kadang, atau lebih tepatnya seringkali aku mau mengganti mataku atau mungkin otakku. Aku tidak buta, aku bisa melihat. Aku pun cukup waras dan tidak bodoh setidaknya aku bisa menulis dan membaca, menghitung uang, dan menggambar angsa liar.
Jadi beginilah yang terjadi.
Ehem.
Aku mohon kau tidak terkejut.
Aku memutuskan menarik napasku dalam-dalam. Sungguh, aku takut kau akan menganggap aku aneh. Tetapi apalah peduliku.
Jadi sebenarnya. Ah aku bingung menjelaskannya. Kuambil contoh saja. Kau lihat lelaki tambun bertopi merah dengan kemeja hitam dan celana abu-abu? Mungkin kalian akan merasa ia biasa saja tapi tidak denganku. Tolong, aku tidak sedang membahas dia terlihat 'tidak biasa' yang dihubungkan dengan dada berdendang dan langit merah jambu. Di mataku, lelaki itu memiliki lengan yang lebih besar dari lengan kirinya, dua kali lipat. Dan matanya terlihat keluar dan membesar. Topinya mengecil seperti topi bayi. Dan sebenarnya, tidak hanya lelaki itu yang tampak aneh di mataku.
Jalan-jalan kadang tampak lebih berkelok. Kodok-kodok menyeramkan karena membesar seperti raksasa. Pohon-pohon beberapa tampak miring, sebagian mengecil dan sebagian lagi menyentuh langit. Kau mungkin akan melihat hal-hal semacam itu di mimpi, atau di film mungkin. Tetapi
... ah aku melihatnya seumur hidupku. Jadi... ah sebentar ibu memanggil.

Juni untuk JuliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang