Dear Meguro,

1.8K 172 42
                                        



Surat seekor kucing betina untuk anaknya

Dear Meguro,

Ibu menulis surat ini dengan air mata yang telah habis. Mungkin seminggu menangis menyebabkan air mata kering kerontang. Bagaimanalah Ibu harus mengungkapkan kesedihan kehilangan anak lelaki kesayangan yang pergi begitu saja.

Meguro, sebelumnya Ibu ingin menceritakan bagaimana kelahiranmu. Semua dimulai dari kelahiran sungsang yang terlalu cepat. Manusia mengatakan sebagai kelahiran prematur. Ibu tidak paham dengan itu semua Meguro. Ibu hanya merasa perut ini begitu sakit, terlebih dengan pengalaman yang minim sebab ini kelahiran pertama. Jangan tanya bagaimana sakitnya melahirkan tiga ekor kucing dengan posisi yang sulit sebelum HPL. Yang Ibu ingin katakan adalah Ibu begitu senang melihat 3 ekor kucing jantan. Kau yang tergendut, Meguro. Lalu Megumi dan saudaramu Megoki yang tidak sampai sehari menghirup udara. Megoki lahir tanpa bulu, begitu kecil, dan rapuh. Ia meninggal dalam pelukan Ibu, Meguro. Di sampingmu. Ibu hanya bisa menangis. Berusaha kuat demi dirimu dan Megumi.

Waktu berlalu. Alangkah senang hati Ibu melihat sebulan kemudian kau dan Megumi mulai lincah berlari. Hingga suatu petang Megumi yang sedang senang-senangnya berlari memilih diam. Lesu sekali dan tidak mau menyusu. Ia memilih tidur dan alangkah kagetnya Ibu, Meguro. Esoknya Megumi sudah terbujur kaku. Mulutnya sedikit terbuka. Mungkin ia kedinginan. Ibu begitu menyesal tidak menemaninya tidur. Ia memang tidak mau didekati sore itu, namun harusnya Ibu memeluknya dengan hangat dan menjilatinya. Memaksanya untuk menyusu. Ya, harusnya Ibu begitu kan? Bukan meninggalkanmu ketika kamu meminta Ibu menjauh. Meguro, Ibu sangat sedih ketika Megumi dikubur. Tapi ketika itu kau menguatkan Ibu.

Kau makin lincah Meguro, kau pun ramah dan mau bermain dengan kucing siapa saja. Tom Buntal kau ajak main. Boydine yang pemalu kau ganggu. Bahkan Moscino, Si Kelinci Tua itu pun kau sapa. Ibu bangga padamu, Meguro. Kau tidak pernah pilih-pilih makanan dan pup di tempat yang disediakan. Kau pun tidak nakal meski seringkali mengomel tiap Ibu berulang kali memandikanmu.

Ibu sangat mengapresiasi bagaimana kau tidak merebut makanan kucing lain ketika makanan bagianmu telah habis. Bahkan setelah Ibu menyilakan kau baru memakan snack rasa tuna kesukaanmu itu.

Meguro, adalah menyedihkan ketika kaleng makanan kita habis dan pemilik kita belum membelinya. Toh, masih ada kepala ikan, kulit ayam, dan nasi telur. Kita tidak boleh manja Meguro.

Tetapi, adalah yang paling menyedihkan melihatmu mulai lesu. Tidak mau lagi kau kuberi susu ketika itu. Meski sosis kemasan itu masih kau kudap lamat-lamat. Tubuhmu lemas. Malam itu kita tidur bersama di kamar pemilik kita yang pergi ke luar kota. Tetapi pagi hari, aku nyaris terjengkang menemukanmu tidak bergerak. Badanmu dingin dan tidak ada lagi dengkuran halus. Ibu panik, sayang. Ibu takut kehilangan dirimu. Ibu berlari mencari manusia. Ayah pemilik kita sedang di dapur, Ibu mengeong. Terus mengeong memberi pertanda. Kalau-kalau kau bisa diselamatkan. Dia menatap Ibu dengan tatapan yang penuh tanda tanya. Hingga Ibu memutuskan untuk menggiringnya ke kamar. Menunjukkan dirimu yang terbujur itu.

Ibu ingat sekali, Meguro. Ia memanggil Ovi dan berkata,"Ovi... kucingnya mati."

Ibu tersentak. Tidak mungkin kau meninggalkan Ibu, Meguro. Ini tidak mungkin. Ibu terus mengeong, namun manusia-manusia di rumah itu sepakat bahwa Meguro memanglah mati. Ibu terkulai lemas hingga Tom Buncit, Boydine, Miko, Edo, dan Nenek Tomitom datang menenangkan.

Mereka menimbunmu. Kau dimasukkan ke dalam tanah seperti Megumi dan Megoki. Ibu ingin ikut saja rasanya, Meguro. Ibu sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Ibu kesepian. Tidak ada lagi yang mengomel minta susu namun tidak segera Ibu berikan karena gatal ingin memandikanmu. Tidak ada yang melirik Ibu minta diberikan snack tuna. Tidak ada yang bergelung minta dipeluk setiap malam. Meguro, Ibu rindu.

Hari-hari semakin suram tanpamu, Meguro. Rasanya makanan kucing menjadi hambar dan tujuan hidup sudah melayang. Hingga Tom Buncit menelusup di malam hari. Ibu tidak mengerti, Meguro. Ibu kasian padanya. Kau tentu tahu bagaimana Mama Tom meninggalkannya padahal masih menyusu demi pejantan sialan itu. Ibu merasa Tom butuh sosok ibu yang menyayanginya.Maka Ibu memutuskan mengangkat Tom menjadi anak Ibu. Maafkan Ibu, Meguro. Ibu tentu tidak akan melupakanmu. Tetapi, Ibu yakin kau senang mendengar Ibu sekarang dekat dengan Tom. Dulu, kau pernah bilang bersyukur memiliki Ibu sebab Tom sendiri tanpa seorang ibu.

Meguro, berbahagialah di surga bersama saudara-saudaramu. Ibu tidak akan pernah melupakan kalian. Jika suatu hari ada bayi-bayi lucu yang lahir dari perut Ibu, akan Ibu ceritakan perihal seekor kakak bernama Meguro yang baik hati dan penurut. Juga Megumi dan Megoki yang lucu

Sampai sini saja Meguro sayangku. Tenanglah bersama Sang Pencipta.

Peluk jilat,

Mika, Ibumu.

(7/6/2016)


Juni untuk JuliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang