Called

363 8 0
                                    

Bradd memandang Baverly dengan tatapan yang menurutku tidak dapat diartikan. Apa dia tidak suka dengannya? Tapi apa urusannya? Saat ini semua terasa tambah aneh,Bradd menanyakan hal-hal yang tidak penting. Dan Bradd itu ayah dari Samantha,ya dia wanita yang akan dijodohkan untukku nantinya. Bradd mengatakan bahwa orang tuaku menyetujui perjodohan ini sejak aku duduk di JHS.

Ini aneh,mereka menyetujui tanpa ada persetujuanku. Mereka pikir mereka yang akan menjalani hubungan tidak jelas ini?

"Jadi kalian benar berpacaran?" tanya Samantha dengan nada yang sedikit meremehkan
"Benar,dan sebentar lagi kita akan bertunangan" jawabku sambil menggenggam tangan Bav diatas meja.Maafkan aku Bav. Aku merasakan Bav menginjak kakiku dan yang kulakukan menggenggam tangannya lebih erat.
"Kalian baru saja mengenal,lantas mengapa menikah?" tanya Bradd
"Kita sudah lama mengenal,dan sudah lama kita memiliki hubungan tetapi baru saat ini saja terungkap"
"Apa kau hamil?" tanya Samantha pada Bav
"Tidak" jawab Bav santai
"Lalu kenapa kalian ingin cepat menikah?" tanya Samantha tidak terima. Baru saja aku ingin membuka mulutku untuk menjawab pertanyaannya,Bav sudah menjawab
"Menangnya kenapa? Kita saling mencintai,kita sudah sangat mengenal satu sama lain baik luar maupun dalam. Lalu kenapa?" jawabnya santai
"Jadi apa ibumu setuju dengan ini?" tanya Bradd pada Bav
"Tentu,dia selelau menyetujui apapun keputusanku"
"Dan Dave,apa kau benar-benar serius dengan hubungan ini?"
"Sangat serius Bradd"
"Baiklah,aku tidak bisa memaksa perjodohan ini dan aku rasa aku akan membatalkan perjodohan ini. Karena kulihat kalian berdua sangat serasi dan saling mencintai. Jadi kuharap hubungan kalian bisa berjalan dengan lancar"
"Ayah!!" teriak Samantha
"Ayah tidak bisa melakukan ini,aku menyukai Dave!" lanjutnya
"Kau dan aku tidak bisa memaksa mereka untuk berpisah Sam,mereka saling mencintai" kata Bradd
"Kalau begitu aku permisih,selamat malam Bradd"
aku berdiri dari kursiku dan mengajak Bav untuk meninggalkan restaurant ini.

•••

Baverly POV's

Apa dia gila? Memutuskan perjodohannya? Tidak waras. Dia menggunakanku lagi? Ugh pria gila ini!
Aku tidak tahu kalau mereka sedang membahas perjodohan,tapi saat melihat wajah wanita itu dia sangat menyebalkan. Wajahnya ingin ku cakar,makanya aku menjawab hal seperti tadi. Tuhan. Seharusnya aku tidak mengatakan hal itu. Damn it!

"Aku mau pulang" kataku dingin saat dimobil
"Kita belum makan"
"Aku tidak lapar,aku mau pulang"
"Oh ayolah Bav,aku lapar"
"Aku mau pulang,Dave"
"Oke"

Saat di mobil aku hanya menjawab pertanyaan dengan "ya" atau "tidak" atau aku menjawab hal yang perlu ku jawab saja. Aku muak. Aku merasa bersalah dengan semua ini. Bradd sangat baik,dia merelakan perjodohan ini dibatalkan karena aku. Bodoh. Tapi entahlah itu urusannya dengan Dave. Saat sampai di depan lobby condoku aku mengucapkan terima kasih dan langsung turun,tanpa melihat wajahnya.

Melepaskan high heelsku dan menghempaskan tubuhku keatas sofa. Memejamkan mataku dan menari nafasku panjang. Semuanya terasa janggal saat ini. Aku merasa bersalah sekaligus merasa senang. Aku merasa bersalah karena Bradd sangat baik dan merasa senang karena dia tidak dijodohkan. Ponselku berdering,mencoba mengambilnya dari dalam tasku tanpa membuka mata dan menjawabnya tanpa membuka mata.

"Halo?Bav?"
"Siapa ini?"
"Aku Sisil ibumu"
"Apa lagi?"
"Kumohon Bav,kenapa kau pergi?"
"Apa pedulimu? Kau mau meminta apa lagi dariku? Mendatangi acara pernikahanmu agar karirmu tetap bagus?"
"Ya aku ingin kau datang pada hari pernikahanku,tapi bukan untuk karirku. Kau satu-satunya anakku Bav dan aku janji ini yang terakhir. Aku hanya ingin melihat anakku untuk terakhir kalinya. Lagi pula tidak akan ada media yang masuk dalam acara"
"Yaya"
"Aku akan menghubungimu lagi saat acaranya sudah dekat"

Aku tidak membalas perkataannya dan langsung memutuskan panggilan telepon. Ponselku berdering lagi.

"Apa lagi? Apa tanggal pernikahanmu sudah dekat? Atau kau mau membatalkan undanganmu untukku?"
"Buka pintu dan aku tidak menikah"
"Buka saja sendiri tidak dikunci" jawabku
"Kau pikir aku tau apa passwordnya?"
"Jangan pura-pura bodoh,kemarin kau masuk ke condoku sendiri saat jelas-jelas aku sudah mengantarmu turun"

Tak lama kudengar pintu terbuka dan aku bisa mendengar langkah kakinya. Aku sangat malas untuk membuka kedua mataku. Kurasakan bagian sofa yang lain bergerak dan setelah itu hening.

"Mau apa kau?" tanyaku malas dan tanpa membuka mata
"Kau kenapa?"
"Aku baik baik saja"
"Kau tiba-tiba dingin B"
"Tidak,hanya perasaanmu saja"
"Apa kau marah?"
"Sedikit"
"Kenapa?"
"Karena aku merasa bersalah sudah memutuskan perjodohanmu. Bradd sangat baik"
"Lalu kenapa kau mengatakannya tadi"
"Aku tidak tahu kalau kau akan dijodohkan dengannya,hanya saja wanita itu sangat menyebalkan. Jadi ya kujawab seperti itu"
"Ya memang dia menyebalkan,dan terima kasih kau membantuku memutuskan perjodohan ini"
"Aku tidak membantumu dan aku tidak tahu"

Aku membuka mataku dan membenarkan posisi dudukku. Dia masih mengenakan pakaian yang sama.
Dia menatap kearahku dengan tatapan datar. Aku beranjak dari kursi dan berjalan menuju kamarku,untuk mengganti pakaian.

Berjalan kearah dapur,mengikat rambutku dan memulai untuk memasak. Kurasa dia lapar,karena aku juga lapar. Karena aku lapar aku akan membuat sesuatu yang cepat. Jadi aku memasak spaghetti. Tidak sampai 15 menit semuanya sudah selesai.

"Dave"
"Apa?"
"Kau tidak lapar? Ayo makan"
"Aku sudah kenyang melihatmu"
"Fine then aku akan makan ini semua sendirian"

Dia berjalan mendekat kearahku dan mengambil piring di tanganku. Dia tersenyum dan langsung duduk di meja makan. Dave memakan makanannya dengan lahap. Dia selapar itu?

"Ternyata kau bisa memasak"
"Aku wanita Dave"
"Kebanyakan wanita juga tidak bisa memasak"
"Tidak termasuk aku"

Dia terkekeh dan menghabiskan makanannya. Sementara aku masih memikirkan apakah aku akan datang ke acara pernikahan Sisil atau tidak.

•••

Dave POV's

Baverly wanita sialan,apa tidak bisa dia memakai celana? Dia hanya mengenakan kaos dan celana dalam? Dan dia tidak menggunakan bra. Apa dia tidak tahu bahwa kaosnya itu sangat tipis dan aku bisa melihatnya? Dia membuatku on dan aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang.

Melihatnya seperti ini membuatku gila. Semuanya terlihat jelas,dia mengikat rambutnya dan aku bisa melihat leher jenjangnya itu. Rasanya aku ingin mendaratkan lidahku disana dan memberi tanda kepemilikan disana. Ini sungguh gila. Tapi dia hanya diam saja,dia bahkan tidak menyentuh makanannya. Dia sedang memikirkan sesuatu.

"Hey B!"
"Apa lagi?"
"Kenapa kau tidak makan?"
"Aku bingung"
"Ceritakan"
"Sisil menelepon,dia memintaku datang ke acara pernikahannya tapi aku tidak tahu. Dia berkata ini adalah permintaan terakhirnya setelah itu aku boleh pergi"
"Hmm,apa kau ingin pergi?"
"Aku bingung,Dave. Satu sisi aku masih memiliki hati seorang anak. Aku tidak sekuat yang kau bayangkan. Aku juga ingin melihat Sisil,tapi saat melihatnya selalu ada rasa benci yang muncul"
"Kurasa kau harus datang,untuk terakhir kalinya,B. Mungkin juga bukan untuk terakhir kalinya,kau bisa menemuinya kapanpun. Lagi pula dia tida mengusirmu kan?"

I'm The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang