Never Let Go

127 2 0
                                    

Perutku terasa aneh seperti ada yang ingin keluar dari dalam. Senyumnya terlalu manis bahkan aku tidak bisa berhenti tersenyum mengingat senyumnya tadi di kedai kopi. Tubuh ini serasa ingin mendekap tubuhnya lebih dekat aku ingin dia berada di pelukanku, aku tak pernah merasakan hal seperti ini pada wanita manapun, apakah aku jatuh cinta? Apakah mungkin cinta datang secepat ini?

Tanganku tak bisa tenang, ingin rasanya aku menghubungi Baverly untuk menemuiki. Aku ragu, aku takut dia tidak ingin menemuiku karena apa yang telah aku lakukan padanya. Waktu itu aku terlalu cemburu dan tidak memikirkan hal lain selain persaanku, aku kecewa karena aku pikir Baverly tertarik padaku, aku marah karena dia pergi jalan jalan bersama laki-laki lain

-drrtt drrtt-

Text
From: Baverly
Uhm Dave kurasa kita harus bertemu? Itupun kalau kau mau, kau bisa datang ke condoku kapan saja aku akan berada di sana   -B

Ayolah Dave jangan menjadi seorang pengecut! Dia sudah berusaha untuk mengajakmu bertemu! Dia tidak membencimu Dave!
Aku berusaha meyakinkan diriku bahwa Baverly tidak benar benar membenciku. Aku harus menemuinya, kalau tidak aku akan gila memendam perasaan ini sendiri.

few moments later..

Aku sudah berdiri disini kurang lebih 15 menit, tepatnya aku berdiri di depan pintu condominium milik Baverly, hati ini tidak karuan jantungku seakan ingin jatuh ke bawah, kenapa aku se gugup ini?
Tanpa berpikir panjang lagi aku menbunyikan belnya, kudengar langkah kaki mendekat dan pintu terbuka. Pemandangan yang sungguh indah, B hanya mengenakan kimono transparant sehingga aku dengan sangat jelas melihat lingerie merah yang dikenakannya

" Hmm maaf aku cepat-cepat lari dari kamar mandi, semoga kau tidak risih melihatku seperti ini" katanya dengan ekspresi wajah tersipu

"Tidak apa, maaf mengganggumu malam malam seperti ini"

"Tak apa Dave, toh aku yang meminta agar kita bertemu, aku ingin membicarakan sesuatu" B berjalan mengarah ke ruang tamu dan menginstruksikan ku untuk duduk di sofa berdampingan dengannya

"Jadi apa yang ingin kau bicarakan?" tanyaku sambil menatap matanya

"Aku tahu ini hal yang tidak penting bagimu, cuma aku ingin tahu apakah kau juga merasakan hal ya sama? Dave, semenjak aku pulang aku tidak tenang tapi disisi lain aku terlalu gengsi untuk mengetahui keadaanmu secara langsung, yang ada di pikiranku hanya kau Dave? Apa yang kurasakan? Aku tidak tahu" katanya dengan suara yang makin pelan, dia tidak berani menatapku

"Entahlah B, aku juga merasakan hal yang sama. Maaf aku terlalu bodoh untuk tidak menghubungimu, maaf" kataku dengan suara parau, aku mendekap tubuh Baverly dengan erat, aku tidak ingin dia lepas lagi dari pelukanku

Aku mengarahkan pandanganku sepenuhnya untuk nya, kuletakkan tanganku di dagunya membimbing wajahhnya untuk melihat wajahku, dia menangis. Apa aku sejahat itu? Kutangkup wajahnya dan ku kecup bibirnya sebentar, dia terlihat lebih tenang dari sebelumnya
Dia menarik wajahku dan melumat bibirku tanpa ampun, dia menginginkan aku

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang