"Harry! Kau bisa kan berjalan pelan sedikit? Kantin tidak akan lari kemana-mana." Protes seorang pemuda berambut pirang platinum yang tertata rapi, putra tunggal dari keluarga Malfoy, keluarga yang terkenal akan kekayaannya yang melimpah ruah. Nama pemuda itu, Draco Malfoy.
Di depannya, berjalannya seorang pemuda lain berambut hitam berantakan dan memakai kacamata. Harry Potter. Putra tunggal keluarga Potter yang dikenal sebagai keluarga seniman yang mendunia, karena itu pula Harry memutuskan untuk masuk ke Hogwarts Institute of Arts di London, untuk meneruskan bakat yang mengalir kental dalam darah keluarganya.
Di masa inilah Harry dan Draco menjalin kisah terindah mereka.
HARRY POTTER © J.K Rowling
Love so Sweet © aicchan
Draco M. X Harry P.
Romance - Alternative Universe
"Lama sekali kalian ini?" seru seorang gadis berambut coklat mengembang berkacak pinggang pada Draco dan Harry, Hermione Granger, mahasiswa jurusan musik. Di sebelahnya, ada pemuda jangkung berambut merah, Ron Weasley, jurusan musik juga, kekasih Hermione.
"Maaf. Kami tertahan dosen, tadi." Kata Harry. "Mana dapat tugas pula. Menyebalkan sekali." Harry membenahi kacamatanya sebelum masuk ke kantin, "Aku dengar orchestra kampus akan tampil di balai kota, benar?"
Hermione mengangguk, "Aku akan main piano solo dan Ron masuk ke grup inti. Dia sedang stress sekarang." katanya sambil tertawa.
Ron memandang Hermione dengan sebal tapi tak bisa membantah karena memang benar kalau saat ini dia sedang stress.
Setelah mengantri membeli makan siang, mereka duduk di bagian kantin yang dekat dengan jendela besar yang menyentuh langit-langit gedung kantin. Karena keseluruhan kampus itu adalah bangunan kuno, jadi pemandangan di dalamnya sungguh membuat inspirasi siapapun muncul. Dengan dinding batu maupun bata merah, jendela kaca mozik yang indah, koridor yang dihiasi berbagai ukiran dan bentuk seni lain. Memang cocok menjadi tempat bagi mereka yang ingin mendalami dunia seni.
"Oh iya, Draco. Ku dengar lukisanmu masuk ke galeri nasional, ya. Selamat. Aku selalu tahu suatu saat nanti lukisanmu pasti dapat penghargaan." Ujar Hermione.
"Yeah . Yang aku heran, kenapa justru lukisan kelam begitu yang terpilih? Melihatnya saja aku merinding." Kata Harry mengingat rupa lukisan hitam putih karya Draco yang berisikan laut pada waktu malam hari. Tapi memang kesan mistis di lukisan itu terasa sekali, sampai Harry pernah bercanda kalau Draco melukisnya sambil kesurupan hantu penghuni kampus.
Mereka mengobrol sejenak sambil menghabiskan waktu istirahat sebelum masuk jam pelajaran sore. Meski beda jurusan, Harry dan Draco sudah akrab dengan Hermione dan Ron karena mereka teman sejak SMA yang sama-sama tertarik pada seni.
"Dengan kesibukan kuliah macam ini, aku ragu aku bisa hadir di pernikahan Bill dan Fleur, tapi kalau sampai tidak hadir, entah apa yang akan Mum lakukan padaku." Ron meminum isi gelasnya.
"Iya juga sih." Sahut Hermione, "Kita sibuk dengan pementasan di sana sini. Harry dan Draco juga sibuk menghadiri pameran karena ada lukisan mereka yang terpilih. Ahh... pusing jadinya."
Harry dan Draco tak berkomentar banyak, karena diakhir masa kuliah begini, justru kesibukan mereka makin banyak. Apalagi mereka termasuk dalam daftar mahasiswa yang berprestasi jadi sering diikutkan dalam kegiatan kampus.
"Semoga saja pementasan kali ini cepat selesai, jadi aku bisa pulang barang satu dua hari." Kata Ron lagi, lalu dia melirik jam tangannya, "Bloody hell... sudah jam segini. Aku harus pergi. Aku ada latihan. Sampai nanti." Menyambar tas dan juga nampannya yang sekarang tinggal berisikan piring dan gelas kosong, Ron menuju ke konter kantin untuk mengembalikan nampan dan kemudian melesat keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DraRy OneShoot
फैनफिक्शनAicchan kumpulan one shoot dari Aicchan untuk penggemar HarryxDrarry