Musim panas sungguh menyengat tahun ini, tak seperti musim panas biasanya di Inggris. Di tengah sengatan matahari, tampak seorang pemuda berambut pirang platinum yang berdiri di halaman belakang sebuah manor megah. Draco Malfoy saat ini sedang mengalami pergolakan batin yang seru sekali. Sampai akhirnya dia pun membuat satu keputusan. Dengan langkah tergesa, dia kembali ke kamarnya di lantai dua manor yang merupakan rumahnya itu, menyambar sapu dan tongkat sihirnya, lalu dia pun bergegas turun.
Melihat kehebohan putranya itu, Narcissa, sang ibu, mau tak mau jadi heran juga, "Draco sayang, kau mau kemana, son?" tanya wanita cantik berambut pirang panjang itu.
"Menemui Harry, Mum. Mungkin aku akan melakukan tindakan kriminal dengan menculik anak orang."
Hanya bisa terpana, Narcissa tak mampu menghentikan Draco yang sudah keluar dari pintu depan manor dan melesat pergi dengan sapu terbangnya.
Harry Potter © JK ROWLING
Summer Heat © aicchan
Modified Canon – Draco Malfoy x Harry Potter
(BoyxBoy stuff. GOMBAL Warning.)Privet Drive, sebuah perumahan membosankan dan monoton, tampaklah seorang pemuda berkacamata dengan rambut hitam berantakan sedang berdiri di salah satu halaman rumah yang ada di jajaran bangunan yang serupa. Dia sedang mencabuti rumput liar yang tumbuh di sana atas perintah Petunia, bibinya. Meski sebenarnya enggan, dia hanya bisa patuh karena itulah nasib orang yang hanya menumpang hidup di rumah keluarga Dursley. Peraturannya hanya satu, 'jangan membantah'. Selama Harry mematuhi peraturan itu, dia bisa hidup dalam damai.
"Ahh... tiga hari itu terasa lama sekali." Gumamnya entah pada siapa.
Mengusap peluhnya yang bercucuran, Harry terus mencabuti rerumputan kering di sana. Setelah selesai, dia mengintip dari pintu dapur dan bersyukur saat melihat tiga Dursley sepertinya sedang bersiap untuk pergi. Memasang tampang cuek, pemuda itu masuk ke dalam. Itu membuat Vernon, pamannya yang bertubuh luar biasa gemuk, menoleh. Muka pria itu masam melihat Harry.
"Kau. Jangan mengacau di sini selama kami pergi. Ada satu barang saja yang bergeser dari tempatnya, aku pastikan kau tidak akan kembali ke... ke tempat aneh itu."
"Namanya Hogwarts, Uncle Vernon."
Wajah Vernon dan Petunia juga Dudley putra semata wayang mereka, berubah ungu pucat saat Harry mengucapkan nama sekolah sihir tempatnya menuntut ilmu selama ini.
"Jangan pernah ucapkan kata dari duniamu di bawah atap rumahku!" geram Vernon.
Harry pun tak bicara apa-apa lagi sampai keluarga Dursley meninggalkannya sendirian di rumah. Itu sungguh kemewahan tersendiri bagi Harry, tak ada paman bibinya yang cerewet, tak ada sepupu gendutnya yang suka mengganggu. Harry sangat suka saat dia ada sendiri di rumah ini.
"Ah... semoga saja mereka tidak cepat pulang." Harry pun menuju ke ruang keluarga, duduk di sofa dan menyamankan diri menonton televisi. Benar-benar mewah. Mendadak merasa haus, Harry pun menuju ke dapur untuk mengambil segelas air dingin. Baru saja sampai di ambang pintu dapur, langkah Harry terhenti saat melihat ke halaman belakang yang tampak dari sana.
"... Draco?"
Nyaris saja Harry berpikir kalau dia sedang berilusi melihat sosok kekasihnya di sana. Tapi sosok Draco yang berdiri dengan membawa sapu terbangnya plus dengan setelan resmi khas keluarga Malfoy, membuat Harry tahu kalau itu bukan sekedar khayalannya. Saking terpananya, Harry sampai tak bisa berbuat apa-apa saat Draco masuk ke dalam, melintasi dapur seolah dia itu mahkluk transparant yang tak terhalang benda-benda di sana, hingga akhirnya tubuh Harry berada dalam pelukan Draco.
"I miss you."
Masih separuh binggung dan tak menyangka, Harry membalas pelukan Draco. "A-apa yang kau lakukan di sini, Draco?"

KAMU SEDANG MEMBACA
DraRy OneShoot
FanfictionAicchan kumpulan one shoot dari Aicchan untuk penggemar HarryxDrarry