"Piala Dunia Sepak Bola muggle katamu?" Draco Malfoy memandang Harry Potter, rekan kerja sekaligus kekasihnya itu dengan pandangan sangsi, "otakmu itu memang terganggu atau ada yang memantraimu?"
Pria muda berkacamata itu berkacak pinggang, "ayolah! Jarang juga kita dapat libur satu minggu. Daripada bosan melihat pertandingan Quidditch yang begitu-begitu saja, lebih baik kita cari pengalaman baru."
Draco masih memandang wajah di depannya. Jelas dia ragu, seumur hidup Draco tak pernah bersentuhan langsung dengan dunia muggle, dan sekarang, mendadak diajak menonton pertandingan entah apa itu. Yang benar saja.
"Kau ingat Dean Thomas? Temanku di Gryffindor."
Draco hanya mengangguk sekedarnya, antara ingat dan tidak.
"Dia sekarang bekerja di Departemen Olah Raga dan sedang ditugaskan untuk mengawasi jalannya Piala Dunia muggle itu."
"Kenapa juga penyihir sepertinya mengawasi pertandingan muggle?" Draco membereskan dokumen-dokumen yang berserakan di meja kerjanya.
Harry duduk di sisi meja, "memangnya kau tidak tahu? Lumayan banyak lho komunitas penyihir yang suka dengan olah raga muggle itu. Makanya staff dari Kementrian juga dikirim untuk mengawasi keadaan."
"Kau yakin mau kesana?" tanya Draco akhirnya setelah Harry terdiam cukup lama, tandanya kalau dia memang menginginkan ini.
"Iya. Dean mengirimiku dua tiket. Amerika melawan Inggris. Bagaimana? Kita mendukung negara sendiri, nih?"
Tahu kalau nada suara Harry itu pertanda kalau dia tak bisa menang, Draco akhirnya menyerah, "baiklah. Kapan dan di mana tempatnya."
"Kita bisa berangkat lusa. Ke Rustenburg, Afrika Selatan."
Draco terdiam.
***
"Kau yakin tentang ini, Harry?"
Yang diajak bicara menghela nafas, "kau tahu, ini sudah dua puluh kali kau tanya hal yang sama padaku dalam sehari," Harry menmeriksa tiket di tangannya, "ayolah... ini tak akan terlalu buruk."
Draco menggerutu, "menyuruhku naik kendaraan muggle yang entah apa namanya ini. Kenapa tidak berApparate saja, sih?"
"Apparate ke negara lain itu bukan pekara gampang. Lagi pula ini kan liburan. Kita harus menikmatinya dengan santai," kata Harry, "ah! Itu dia," Harry menghampiri seseorang yang dia kenal yang berdiri di dekat pemeriksaan tiket. Salah satu pegawai Kementrian yang bekerja di instalasi Muggle. Untuk perkara ini, di bandara.
Setelah menerima penjelasan singkat mengenai proses penerbangan nanti, akhirnya Harry dan Draco pun memulai petualangan mereka di dunia muggle. Kedua penyihir itu tampak sebisa mungkin tidak tampak mencurigakan saat mereka memasuki badan pesawat. Setelah pramugari menunjukkan dimana tempat duduk mereka, Harry dan Draco pun segera beranjak dari pintu masuk pesawat.
"Heran... senang sekali memakai cara merepotkan begini untuk berpergian," Draco bersandar di tempat duduknya yang, diluar dugaan, empuk.
"Sudah—jangan menggerutu terus. Kita nikmati saja perjalanan ini," Harry mengeluarkan sebuah iPod dari tas ranselnya.
Draco memandang alat itu dengan heran, "apa itu, Harry?"
"Ini?" Harry menunjukkan gadget berwarna putih di tangannya, "ini namanya iPod. Alat yang bisa menyimpan dan memutar musik."
"Alat muggle?" Draco hampir saja bersuara keras, tapi untung bisa dia tahan, "kau sampai beli alat muggle?" desisnya menahan emosi.
Harry nyengir, "ayolah, Draco! Tidak usah terlalu over reacted begitu. Biasa sajalah," Harry menyodorkan satu headset pada Draco, "dengarkan! Lagu-lagu muggle juga lumayan enak, kok."

KAMU SEDANG MEMBACA
DraRy OneShoot
FanfictionAicchan kumpulan one shoot dari Aicchan untuk penggemar HarryxDrarry