Rasi Bintang Eteraux

803 120 34
                                    

.
.
.

Rasi Bintang Eteraux. Dikenal sebagai rasi bintang para Raja.
Di saat bulan dikelilingi oleh 4 bintang yang memutarinya sejajar bagai cincin bagian luar.

Rasi bintang Eteraux adalah salah satu tanda sebelum munculnya Blue Moon.

-----000000------

"Mari kita selesaikan ini, Heram..."

Zora Kei menjadikan dirinya sebagai tameng bagi sang Putri. Sementara Heram, mahluk yang ditugaskan sang Pangeran untuk menjaga belahan jiwanya itu jelas mengincar kesempatan untuk mengambilnya. Heram sudah mendapat perintah untuk menjaga sang Putri dan kehadiran Zora Kei di sisi sang Putri jelas akan membuat sang Pangeran semakin murka.

"Menyingkir dari sana, wahai dewa yang sudah terbuang..." Heram menggeram dengan nada rendah.

"Tugasku adalah untuk melindungi sang Putri."

Heram mengayunkan pedang ke arah Zora Kei. Namun dewa tampan itu dengan cepat menangkisnya. Kemampuan Zora Kei dalam ilmu bela diri memang sudah tidak diragukan lagi. Jendral besar dari pasukan pengawal Dewa Besar Zeus tidak mungkin memiliki kemampuan yang sembarangan.

Yuki merasa tubuhnya diputar dan melayang, entah apa sebabnya karena gadis itu memejamkan matanya rapat-rapat. Gadis keturunan Jepang itu merasa semua ini nyata sekaligus tidak nyata di saat yang sama.

Semua mahluk yang mendadak muncul dalam kehidupannya membuatnya ketakutan. Dia hanya gadis remaja biasa, Demi Tuhan! Apa yang sebenarnya mereka inginkan dari gadis biasa sepertinya? Apa benar dia adalah reinkarnasi Dewi Aphrodite?

"Maafkan hamba, Yang Mulia Tuan Putri." Yuki tidak sempat bertanya untuk apa dia meminta maaf karena detik itu juga tubuhnya seolah melayang saat dilontarkan ke udara. Gadis itu bahkan menutup matanya rapat-rapat, terlalu takut untuk melihat apapun yang ada di hadapannya.

Rasanya sudah sekian detik terlewat dan suasana menjadi begitu sunyi serta senyap. Perlahan, gadis itu memberanikan diri membuka matanya.

Pemandangan yang terhampar di hadapannya ini membuatnya nyaris tak berkedip. Ini surga, bathin gadis itu berbisik pelan. Tempat ini tidak mungkin berada di dunia yang fana karena keindahan yang terhampar jelas tak pernah Yuki saksikan sebelumnya.

Namun tanpa disadari tubuhnya kembali berguncang saat sebuah tangan kekar kembali menariknya,seolah menyadarkannya dari lamunan yang baru saja mengisi pikirannya.

"Maafkan hamba Tuan Putri, apa anda baik-baik saja?" suara bariton itu terdengar berbalut rasa penyesalan dan ketakutan. Yuki mendapati pemuda ( ralat: Dewa muda) itu dengan raut wajah bersalah karena telah melakukan hal yang lancang serta tidak pantas.

"Sekali lagi, hamba mohon ampun atas kelancangan hamba menyentuh Yang Mulia Tuanku Putri..."

Gadis itu hanya bisa menatap wajah di hadapannya ini dengan tatapan bingung. Demi Tuhan, dia tidak tahu apa-apa dalam hal ini, bagaimana mungkin dia bisa mengerti?

"A- Aku..." Yuki bingung bagaimana harus menjelaskannya, karena itu dia hanya bisa pasrah saat Zora Kei membawanya berlari menuju sebuah hutan lebat yang terpencil.

"Kenapa kita kesini?" tanya Yuki dengan nafas yang terengah dan memburu.

"Kita akan bersembunyi disini sementara, Tuan Putri. Maaf, kita tidak memiliki pilihan lain selain hutan ini untuk bersembunyi. Setidaknya hutan ini mengarah langsung pada istana North White dan saya akan membawa Yang Mulia Tuanku Putri kesana, apapun yang terjadi..."

"Kenapa? Kenapa kita harus kesana?"
Yuki bertanya dengan nafas terengah.

"Hamba mohon ampun karena tidak dapat menjawab pertanyaan Tuanku Putri saat ini..." Zora Kei lagi-lagi meminta maaf kepadanya. Sebenarnya, ada apa dengan semua ini?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Anak Dalam RamalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang