14

12.5K 417 8
                                    


Seminggu kemudian. Diva sudah mau makan dan mulai berbicara sepatah dan dua patah kata. Harus David akui, Arian memang salah satu dokter kejiwaan terbaik walaupun dia memiliki orientasi seksual yang dianggap menyimpang. Baru satu minggu dan Diva berhasil tidak membanting makananya, tidak melemparkan barang-barang dan kadar histerisnya berkurang. Dia sangat berterima kasih pada Arian.

Diva sedang makan disuapi Mbok Yem ketika David berangkat kerja. Ah lelahnya berkurang ketika melihat Diva makan sambil tersenyum pada Mbok Yem. Dia jadi semangat bekerja. Sementara Arian? Sibuk menyiapkan bahan-bahan pekerjaannya dan berkutat dengan laptopnya.

David sepertinya melupakan seseorang. Seorang yang sama memiliki cinta yang sangat buta untuk David. Sophia memandanginya dari jauh dibalik kaca mobil sambil sesekali tersenyum. Dia mengikuti Arian beberapa hari lalu dan mendapati Arian mengobrol dengan Diva yang terdiam duduk di taman depan rumah itu. Walaupun pagar yang cukup tinggi Sophia bisa melihat jelas Diva yang memandang arah jalanan dengan tatapan kosong.

Sophia mengikuti mobil David yang memasuki pelataran parkir kantornya. Dia sengaja menunggu David menghilang kemudian mengirimkan pesan singkat pada David.

Sophia : You Promised me dinner David

David mengernyit membaca pesan Sophia. Astaga, satu lagi wanita yang harus dia urus. David harus memutuskan hubungannya dengan Sophia sebelum gadis itu terluka karenanya. Seharusnya dia sudah menyadari kalau cintanya pada Sophia tidak sedalam cintanya pada Diva. David dilema.

David : Tempat biasa

Sophia tersenyum pahit. Oh dia sudah kalah. Sekali lagi, David menuruti kemauannya. Apa yang harus dia lakukan. Diam saja? Ini bukan pertanda baik. David pasti akan memutuskan hubungan mereka. Sophia ingin mempertahankannya. Disini, dia yang sepantasnya menang. Diva sudah merebut kekasihnya. Diva adalah orang ketiga yang meracuni pikiran David. Padahal hubungan mereka baik-baik saja, tapi seorang Diva bahkan bisa menghancurkannya dengan rapi.

Sophia memutuskan melajukan mobilnya ke apartemen Julian. Julian sedang istirahat ketika Sophia masuk dengan mudahnya. Saat ini, Nuha sedang dirawat di rumah sakit dan Julian terlalu bosan dengan keadaan rumah sakit. Julian sudah menjadi direktur rumah sakit di perusahaan keluarganya. Dia memang memilih kesehatan dibanding dengan anggota keluarganya yang lain. Perusahaan keluarga Salvia memang memiliki saham yang besar di rumah sakit ini sehingga Julian bisa dengan mudah menjadi direktur.

"How?" Tanya Sophia sambil melirik sahabatnya

"Masih di rumah sakit, entahlah. Mereka lagi ada masalah jadi Nuha milih disana"

Sophia terkekeh, "Istri lo itu sejenis ular, bahkan suaminya sendiri dihindarin"

Julian meliriknya tajam, "Lo sendiri? Gimana? Medusa kayak lo udah diputusin David?"

Sophia memandang sahabatnya sengit, "Fine. Sorry soal yang tadi"

"It's okay..."

Sophia membaringkan dirinya di sofa, "I'll stay here, mertua lo gak kesini kan?"

"Lo gak bosen? Udah seminggu nginep sini"

"Biasa aja"

Julian menaikkan kedua alisnya, "Gimana lo sama Dav Dav"

Sophia meringsek di sofa, "Gue mau bikin perhitungan sama dia"

Julian melirik penasaran "Apa?"

"Rahasia"

...

David memandang Sophia yang berjalan menuju mejanya. Sepertinya gadis di depannya ini memiliki sesuatu yang disembunyikannya. Benar saja, Sophia mengeluarkan sebuah amplop dari tasnya. David menerimanya lalu membuka dengan perlahan.

CandourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang