31

7.5K 328 37
                                    

 I'd like to say we gave it a try,

I'd like to blame it all on life

Maybe we just weren't right 

- Almost is never Enough by ArianaG ft NathanS 




Waktu memang cepat berlalu baginya. Kenapa? Karena tak ada Diva disana dan David sibuk mencari sesuatu. David bahkan jarang bekerja dan menyerahkan semua pekerjaannya pada asisten kepercayaannya saja. Termasuk mengurus semua aset pribadinya. David tidak bisa banyak berpikir. Dia terlalu fokus pada hal lain. Jika tidak bisa mengembalikan Diva kesisinya, setidaknya mencari dalang pembunuh adiknya terlebih dahulu dan tentu saja perlahan-lahan menggeser Sebastian dari pemimpin perusahaan.

Jessica menemuinya siang ini, gadis itu memiliki akses terbuka terhadap perusahaannya, perusahaan Papanya dikarenakan kerjasama yang Papanya buat untuk menggantikan perusahaan Diva. Membawa seorang anak kecil, Jessica tergesa dan menyuruh anak gadisnya itu duduk manis di sofa ruang kerja David.

David melangkah mendekati kedua orang itu, "Jadi..."

"Jevlyn, he is..." kemudian melirik David seolah meminta persetujuan, "Ini, Papa..." ucapnya sedikit serak

David memandang gadis kecil itu dengan pandangan meneliti. Kemarin dia menyetujui untuk bertemu dengan Jevlyn karena bagaimana pun juga, Jevlyn adalah putrinya. Gadis itu berhak bertemu dengannya dan mendapat perhatiannya. Lagi pula, David sudah tidak memiliki apapun. Setidaknya dia berharap gadis kecil itu mau menerimanya.

Ada banyak kemiripan yang Jessica lihat disana. Tatapan Jevlyn yang menyelidiki David dan bagaimana David melakukan hal yang sama. Menahan isakannya karena akhirnya David mau bertemu dengan Jevlyn. Hanya bertemu, dan mengjinkannya memperkenalkan lelaki itu sebagai ayah Jevlyn.

Gadis kecil itu mendekatinya, mengayunkan satu tangannya keudara lalu David merasakan Jevlyn menarik celananya. Mata gadis itu memiliki tatapan Jessica, tapi sungguh David terhenyak karena anak itu mewarisi bentuk wajahnya. Seolah bercermin pada dirinya ketika kecil dulu, bedanya, dalam bentuk perempuan. Mengingatkannya akan seseorang... Diva. Semakin mengingatkan kalau mereka adalah saudara kembar membuatnya meringis

David menunduk dan meraih Jevlyn dalam pelukannya,

"Papa..."

Suara kecil itu, terdengar begitu tulus dari mulut anak kecil seusia Jevlyn, David menatapnya. Ada rasa getir di dalam hatinya mengingat hampir enam tahun dia mengabaikan keberadaan malaikat kecilnya. David merasakan menemukan surga kecilnya begitu Jevlyn tersenyum, ah selalu saja mengingatkannya pada gadis yang sangat dia rindukan saat ini

Jessica bisa melihatnya, David hampir saja meneteskan airmata ketika Jevlyn menyentuh pelan pipi David dengan jemari kecilnya. Jessica menghela nafas menunduk menahan tangisnya. Setidaknya, saat ini, Jevlyn bisa menikmati setiap detik bertemu dengan David

"Papa... why are you crying...?" Tanya Jevlyn polos sambil mengusap air mata David dengan tangan mungilnya

Jessica terkejut, terdiam memandang Jevlyn yang berada dalam gendongan David. Matanya beralih menatap pria yang sangat dia sayangi sampai saat ini meneteskan air mata tapi juga tersenyum getir. Ada ketakutan di mata David, dan Jessica seolah tahu apa yang dipikirkan pria itu

"You want to know the reason why, J? Kenapa aku gak pernah mengakui Jevlyn anakku?"

Jessica menunggu, tidak mungkin apa yang dipikirannya benar kan?

CandourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang