The Extra Part We've Been Waiting For

18.3K 540 70
                                    


"Gimana?"

Jessica menganggukkan kepalanya dengan tenang. Mereka baru saja selesai meeting dengan salah satu perusahaan china, dan David membutuhkan bantuan Jessica untuk menyampaikan latar belakang perusahaan yang akan menjadi partner bisnisnya itu. Jessica bisa saja menolak, sayang sekali David menggunakan Jevlyn sebagai ancaman. Misalnya saja, Nanti kalau perusahaanku bangkrut, Jevlyn mau makan apa? Selalu begitu, dan sebenarnya mengutuk David dalam hati.

"Oh, iya, di luar konteks pekerjaan. Jevlyn minta satu set rumah-rumahan Barbie lengkap sama pakaiannya"

Jessica melongo, "Kamu mau beliin? Aku sih mending gak. Masih banyak kebutuhan Jevlyn yang lebih penting. Lagian kata kamu, Diva maunya anak-anak main pake imajinasi mereka"

"Itu, masalahnya. Jevlyn minta di buatin rumah pohon"

Sekali lagi, Jessica melongo. "Aku tinggal di apartement, Dav. And my parents won't let me build anything in their backyard. Sorry, kali ini kamu harus lebih tegas ke Jevlyn"

Lelaki itu menghela nafas, "Yeah"

Jessica mengecek smartphonenya lalu tersenyum mengingat foto Jevlyn yang menjadi wallpapernya, "Anyway, kalian ajarin apa aja selama ini Jevlyn? Dress putih aku udah gak suci lagi karena lukisan dia"

Betapa David ingin tertawa mendengar ucapan Jessica. Mungkin perempuan ini belum mendengar mengenai gadis kecil itu yang melukis abstrak di korden putih besar ruang keluarga rumah David dan menggunting kecil-kecil setelan kerja ayahnya karena tidak ingin ayahnya berangkat bekerja. Sungguh David ingin menghukum Jevlyn karena perbuatannya, dan bisa-bisanya Diva hanya tersenyum menanggapi tingkah laku Jevlyn?

"Dan bedcover aku juga, dia gunting" Jessica mendesah lagi, memang beberapa hari lalu setelah menemukan bedcovernya menjadi satu bentuk abstrak tak beraturan Jessica memulangkan Jevlyn ke rumah David karena tidak ingin koleksi gaun lainnya rusak karena perbuatan putrinya itu

"Yah, Diva bilang mungkin itu bakat Jevlyn"

"Melukis? That's okay, tapi ini masalahnya ngegunting, Dav. That's nonsense, bakat macam apa itu" Jessica mendengus

"Ya, sudah. Ayo mampir kerumah, Diva mau ngobrolin soal sekolah Jevlyn"

...

"MAMAAAAAA" Teriak Jevlyn berlarian dari arah ruang bermainnya menuju Jessica yang baru saja masuk ke ruang keluarga rumah David. Gadis kecil itu bergelantungan di kaki Mamanya dan Jessica tertawa kecil melihat penyambutan putrinya. Segala lelahnya berkurang ketika melihat tawa Jevlyn dan celotehan kecilnya

Jangan lupakan Keanu yang mengekor berlari dan ikut berteriak tidak jelas, anak itu masih satu tahun lebih beberapa minggu dan baru bisa berjalan. Dia berlari kecil dan berhasil menangkap salah satu tungkai kaki Jessica. Bersamaan dengan kakaknya, anak lelaki itu juga bergelantungan di sana. Sangat erat hingga Jessica kesulitan berjalan.

"Hati-hati. Ken pegangan!" jerit Jevlyn dan anak lelaki itu hanya nyengir memamerkan giginya yang berjumlah 6 buah itu. "Pegangan! Tahan kaki raksasanya! You would fell down to the river if you're not holding tight!"

David menatap kedua buah hatinya yang sedang memeluk kaki Jessica dengan erat. Apalagi sekarang? Permainan macam apa yang sedang dimainkan kedua anak ini? David tidak habis pikir.

"Yaya!" jerit Keanu kegirangan sambil menunjuk David dengan tangan mungilnya

"Hold on Ken! He's not Yaya!"

Eh? Apa maksud putrinya ini? Iya memang dia bukan, siapapun itu bernama Yaya. Tapi Ken masih belajar memanggilnya Ayah. Itu hanya cara pengucapan Ken yang masih balita dan belum bisa bicara.

CandourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang