40

7.8K 345 35
                                    


It don't make sense, but nevertheless, 

You gotta believe us, it's all for the best 

It don't make sense, The way things go, 

Son you should know 

– When you love someone by JamesTW



Tidak ada yang berbicara dalam ruangan itu. Sebastian mengadakan pertemuan di rumahnya, bersama The Klan dan para istri mereka tentu saja. Bersama Anita yang baru saja tiba dan Amanda yang duduk agak jauh dari meja bundar tempat para pria berkumpul.

Clarisa dan Clarin hanya menghela nafas kemudian memandang satu sama lain. Laura hanya duduk dengan tenang, tapi dia bisa melihat Mariana juga melakukan hal yang sama, duduk tenang dan sesekali menyesap tehnya. Oktavia hanya mengedarkan pandangannya tak peduli, sesekali hanya memainkan cincin di jemarinya yang ramping. Dewi sama saja, dia tidak peduli dengan urusan para pria yang sedang bersitegang disana.

Hanya satu orang wanita yang tampak mengatur ritme nafasnya berkali-kali sedari tadi. Tentu saja, Nia Pratama dengan gusar berusaha menenangkan degub jantungnya yang tak karuan. Pertemuan The Klan sebelum ini, membuatnya semakin was-was dengan keputusan yang akan The Klan ambil kali ini. Lebih burukkah dari dugaannya? Nia tidak ingin mencari tahu. Dia harus menyelamatkan putrinya Sophia Pratama dari keputusan berat yang akan mereka ambil.

Damas Hugo menatap Crhistian Salvia dengan sesekali menghela nafas. Arthur Delano duduk di samping Sebastian Iris berdekatan dan menunggu waktu yang tepat untuk bicara. Restu Singgih melipat kedua tangannya di meja persis seperti anak sekolah karena tidak tahu harus berkata apa. Stevan Wijaya yang menunggu Raihan Pratama tampak kesal kemudian mengambil langkah sebagai mediator kali ini.

"Raihan..." Panggil Stevan

Lelaki paruh baya itu hanya berdehem pelan kemudian menegakkan tubuhnya, menghela nafas sesaat, "Pertemuan kali ini, aku minta maaf karena sekali lagi pertemuan kita akan membahas sesuatu yang tidak menyenangkan. Terutama karena kali ini, untuk kedua kalinya menimpa keluarga sahabat kita Sebastian. Aku sebagai orang tua dari Sophia, meminta maaf dan..." Raihan menghela nafas, "Aku akan mengambil tindakan yang bijaksana sesuai dengan aturan The Klan"

Stevan menghela nafas, "Mari kita kembali pada awal kejadian, Arthur bisa menjelaskan?"

Selanjutnya, Arthur juga menghela nafas, "Baiklah, baru-baru ini mungkin kalian mendengar kabar perpisahan Anita dan Sebastian"

Tentu saja, seisi ruangan tampak menegang terkejut, kecuali Anita, Sebastian dan Amanda. Mereka, Anita dan Sebastian tampak begitu serasi dan tidak pernah memiliki masalah yang begitu pelik yang tentu saja The Klan akan tahu gerak-gerik mereka jika ada masalah. Para anggota itu tidak ada yang percaya dengan penjelasan Arthur dan menuntut penjelasan selanjutnya.

Arthur menelan ludah, "Maafkan aku, jika aku baru menjelaskan semua ini pada kalian. Kejadian ini sangat lama, tentu saja kalian mengingat keluarga Mulia bukan? Kita sangat menghormati keluarga itu. Tapi ada yang kami sembunyikan selama ini. Pernikahan antara Anita dan Sebastian tidak benar-benar terjadi selama ini"

Laura segera menajamkan pandangannya pada Anita, "Apa maksudnya ini Anita?"

Wanita itu hanya menghela nafas, "Kita dengarkan Arthur saja, tolong"

CandourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang