DEJA VU (2)

61 3 0
                                    

sejak saat itu kami mulai jauh tapi aku bahagia melihatnya tumbuh menjadi gadis cantik dan pintar walawpun sudah tidak mempunyai orangtua. Berbeda dengan ku yang penuh kasih sayang dan bahagia.

''Udah sore nih ca, lo udah beresin barang barang yang lo bawa kan?''

''Udah dari kemaren ka, momy yang beresin ''

''Dasar ica. Lo itu masi sama cerobohnya yah kaya waktu kecil ''
Seru kanaya seraya mengacak pelan rambut ku.

Aku merasa seperti mimpi bertemu dengannya. Benar benar mengingat masa lalu melihatnya tersenyum seperti ini membuat ku lupa bagaymana dia menangis ketika upacara pemakaman kedua orangtua nya.

Setelah selesai bersiap siap kami bergegas pergi dari rumah sakit menuju ke parkiran di mana pak raden tengah menunggu di mobil yang akan membawa kami pulang.

''Pak raden bantu ica angkat koper dong masukin ke bagasi yah. ''
Seruku kepada pak raden yang terlihat sedikit kaget melihat ku telah masuk ke dalam mobil.

''Iya non, maaf yah bapa lagi ngelamun ''
Serunya seraya bergegas keluar dari mobil dan mengangkat koper ku.
Aku hanya tersenyum melihat pa raden sopir yang sudah cukup tua namun masih sigap dan bersemangat melakukan tugasnya.

Hampir 1 jam berlalu, akhirnya aku dan kanaya telah sampai di rumah ku yang terlihat sepi karna momy sedang ke luar negri entahlah, untuk menjemput dady atau sekedar jalan jalan. aku pun tidak begitu perduli karna aku merasa baik baik saja bersama seseorang yang sudah ku anggap kaka ku sendiri walaw perbedaan umur kami hanya satu tahun.

''Ayo ka masuk, inilah rumah gue emang udah banyak berubah si, tapi kenangan gue sama lo tetep abadi ko hehe. ''

''Eummm.. Bisa aja lo ini rumah perasaan makin gede aja yah. ''

Seru kanaya seraya bola matanya melihat kesana kemari menelisik setiap sudut rumah ku.

''Ca, gue pengen liat kamar lo yah? ''

''Okelah. Ayo ikut gue ke atas kamar gua ada di lantai 2 soalnya. ''

Akupun langsung menarik tangan nya menuju kamar ku kami menaiki tangga bersama mengingatkan ku pada masa kecil kami.

''Ca, kamar lo indah banget. Kayanya kalo mentari pagi keluar cahayanya bakalan terpancar lewat jendela ini yah. ''

Kanaya tersenyum dengan manis seraya menatap ke arah jendela yang membuat wajah cantiknya terlihat indah bagay lukisan.

Tingtongg...

Suara bel yang tiba tiba membuat ku terhenyak dan segera berlari ke lantai bawah untuk membuka pintu.
Sementara kanaya ku tinggal di kamar ku.

''Ica. ''

''..............''

''Caa maafin saya''

Aku hanya terdiam melihat pria yang tengah berada di hadapan ku sekarang.

'' lo.. Lo ngapain kesini dan minta maaf? Emangnya lo salah apa?.''
Seruku seraya mengernyitkan dahi ku.

''Sa.. Saya.. Saya cuma, ini buat kamu. ''

Diapun berlari berlalu dari hadapan ku.

''Bunga? Taiyo ngasih gue bunga? ''

Aku terdiam beberapa detik merasa heran orang seperti dia melakukan hal seperti ini.

''Icaa...''

I ADORE YOU TAIYO KUN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang