DEJA VU(3)

62 2 1
                                    


Aku terdiam beberapa detik merasa heran orang seperti dia melakukan hal seperti ini.

''Icaa..''

Suara kanaya yang memanggil ku membuat ku sadar dari rasa heran ku.
Aku merasa jantungku berdebar debar, aku pikir mustahil orang yang tidak punya hati seperti dia memberi ku bunga tulip secantik ini.

''Ada siapa ca..?

'' itu ada guru less gue ka. ''

''Terus itu apa di tangan lo?. ''

''Ini bunga. gatau kenapa dia jadi aneh. dia tuh orangnya galak dan sarkastis ka. Padahal menurut gue si dia ganteng, ganteng banget malah.''

''Ogitu.. Kalo gitu nanti lo kenalin dia ke gue yah ca ''

''yeee.. Enak aja, nanti yang ada lo naksir wleee.. ''

Celoteh ku seraya menjulurkan lidah ku meledeknya.

''Aissh.. Anak itu. ''

Seru naya yang terlihat jengkel karna perkataan ku.

#Taiyo pov

Apa? Apa yang aku lakukan? Memberi bunga pada gadis ceroboh dan aneh kaya dia cuma buat minta maaf?
Aku.. Aku rasa aku mulai ga waras sekarang.batin ku.

Hanya itu yang ada dalam fikiran ku selama di perjalanan.
Benar atau salah yang ku lakukan? Aku hanya berniat meminta maaf atas kekasaran ku. Aku mengerti itu hanyalah sikap spontanitas yang terjadi karna dorongan psikologis yang mendorong keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu kepada orang yang sangat di sukainya. Dan karna hal itu juga benar benar mengganggu fikiran ku entah mengapa otak ku tidak bisa berfikir jernih. Padahal aku sama sekali tidak memiliki perasaan apapun terhadap gadis manja dan ceroboh itu tapi jantungku berdebar debar seakan logika ku benar benar tidak berfungsi.
aku merasa itu hal biasa yang dapat terjadi karna kami adalah lawan jenis dan aku ini adalah pria normal.
Akan tetapi rasa bersalah karna telah tidak sengaja berbuat kasar padanya terus mengganggu ku.

#ica pov

Bunga tulip ini pemberian orang aneh dan sedingin taiyo. Aku merasa hal ini sama sekali tidak nyata. Aku merasa dia sudah kehilangan akal sehatnya atau juga ada yg salah dari nya
Berbagai pertanyaan terlintas dalam benak ku. Namun hatiku merasa sangat bahagia, aku merasa dia mulai sedikit menghargai perasaan ku.
Bunga itu sengaja ku simpan dalam pas bunga dan ku taruh di meja dekat jendela agar aku dapat melihatnya kapanpun aku ingin melihatnya.

''Ica.. ''
Sapa kanaya yang membuat ku sedikit terkejut.

''Ish.. Kenapa si lo itu selalu aja muncul tiba tiba kalo gue jantungan lo mau apa tanggung jawab. ''

'' Ahelah sensian banget si lo ah, lagian gue liat lo bengong mulu liatin bunga itu. Hati hati tu bunga ngajak lo ngomong! ''

Celotehnya seraya mencubit hidung ku akupun memeluknya erat, dengan bahagia kami pun menghabiskan hari dengan berbincang bincang seraya bernostalgia tentang masa lalu kami.

Tidak terasa langit mulai berubah warna, bintangpun menunjukan kecantikannya. Namun aku tidak berhenti sama sekali memperhatikan bunga tulip putih yang cantik itu. Aku merasa sudah tidak waras memperhatikan bunga yang bahkan tidak bisa ku ajak bicara, tapi aku rasa bukan bunga cantik ini yang membuat ku memandanginya namun seseorang yang ku kagumilah yang memberikan bunga cantik ini kepada ku.

''Ca, lo mau gue masakin apa? ''

Seru kanaya dengan menunjukan setengah badannya di balik pintu yang membuat ku mengalihkan pandangan ku dari bunga cantik itu.

''E..e.. Gue mau makan apa aja yang lo masakin ka. ''

''Lo sakit ca? Muka lo ko merah gitu. ''

''Hah, ngga ka ini.. Gue.. Gue.. ''

''Yaudah udah, nanti biar gue masakin aja menu yang bakalan bikin lo suka oke.''
Seru kanaya dengan menunjukan senyumnya yang manis seraya mengangkat kedua ibu jarinya.

Gue blushing cuma karna mikirin bunga? Yaampunn.. Batin ku.

Beberapa menit kemudian makanan yang kanaya buat sudah siap akupun segera turun ke meja makan untuk menyantap makan malam yang kelihatan lezat dan menggugah selera.

''Nyam..nyam.. Sashimi buatan lo enak banget ka. ''

''Ini makanan yang bertahun tahun gue buat di jepang sana. Mana mungkin ga enak. ''
serunya seraya menunjukan sumpit ke arah wajah ku.

''Makan yang banyak yah ca, mulai sekarang gue akan masakin lo apapun yg lo minta tiap hari. ''

''U..u..u baiknya. ''

Kamipun berbincang bincang membahas ini dan itu, suasana di jepang sekolahnya dan banyak hal lain yang menyenangkan untuk di dengar.

''ca?..''

''Iya ka..''

''Lo pernah suka sama cowo ga?. '' Pertanyaannya yang tiba tiba membuat ku menghentikan suapan ku.

'' Pernahlah ka, cowo yang gue suka itu orang yang kemaren ngasih gue bunga ka. ''

''Bukannya kedengarannya dia itu cowo yang berkepribadian jelek yah? Ko lo bisa suka?.''

''Ngga kaya yang lo pikir ko ka, dia itu smart, handsom, cool, goodboy ka. ''
Seruku dengan ekspresi yang berseri seri.

''Kalo lo?, siapa cowo yang lo suka?.''

''Gue dulu pernah punya orang yang amat spesial ca, dari kecil kita sama sama semenjak di jepang. dia tampan,dia pinter, dan romantis dia sosok sempurna buat gue ca. Tapi sayang sekarang kenangan itu udah berakhir.''

''kenapa ka? Dia kedengeran kaya pangeran di cerita cinderella. ''

''Emang dia itu pangeran ca buat gue, karna salah gue. Gue yang minta dia pergi dengan alesan pengen lupain persabatan kita. Gue kesel dia yang ga pernah faham soal perasaan gue padahal gue tau dia juga suka sama gue ca. Dan gue gatau alesan dia ga pernah mau ngomong atau nyatain perasaannya ke gue. ''

''Ehem..ehh.. Sabar yah ka, gue juga tau ko lo sedih, gue faham banget tentang perasaan lo itu.''

Aku menghampirinya dan langsung merangkulnya. Akhirnya aku melihat kesedihan itu lagi, sungguh menyayat hati melihat wajah nya yang murung. Sepertinya pria itu sungguh berarti baginya.


Bersambung..

I ADORE YOU TAIYO KUN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang