"Eehh kucing behel," latah Dellya yang sontak membuat Derrio dan kawan-kawan tertawa keras."Maaf, lo dudukin tempat gue." Ucap cowo bersuara berat yang tadi menepuk pelan pundak Dellya.
"Ta~~ yaudah deh aku minggir," ucap Dellya mengurungkan niat merepeti cowo yang mengageti nya.
Dellya memandangi cowo itu yang sedang memakan bakso dalam diamnya. Walaupun makan bakso tapi tampan nya gak berkurang. Baju nya rapi tidak seperti Putra dan Dion yang berserak. Dan poin plus nya, cowo itu sikapnya cool alias dingin kayak es batu ngebuat Dellya sungguh penasaran.Memandangi cowo ganteng makan ngebuat perutnya jugak berbunyi. Derrio yang mendengar suara alam dari perut kakaknya langsung bergegas membeli makanan tanpa bertanya terlebih dahulu meninggalkan Dellya yang masih setia memandangi cowo yang ia belum tau namanya.
"Lo kenapa ngeliatin gue? Mau baksonya?" Ucap cowo itu yang risih diperhatikan segitu intens nya dari Dellya.
"Ehh Gu~gue lagi nyariin Derrio kok bukan liatin elu!" Ucap Dellya gugup. Cowo itu hanya diam melirik Dellya dan melanjuti makannya yang sempat tertunda.
"Ekhem, kenapa nyariin gue?" Dellya tidak sadar dari tadi jika Derrio ada disampingnya dengan semangku soto dan sepiring nasi.
Dellya ngiler liat makanan yang dibawa Derrio dan tanpa izin ia langsung menyambar makanan itu.
"Nah tuh kan, makanan makanan siapa lo maen embat aja. Pantes lo jadi langganan rumah sakit terus, rupanya lo asal embat doang!" Derrio melihati wajah kakaknya yang sedang cemberut disela-sela makannya. Dellya yang sedang kelaparan tidak memperdulikan ejekan adiknya dan tetap memakan makanannya dalam cemberut.
"Dasar, gue ngomong dikacangi!" Sebal Derrio yang tidak digubris Dellya.
Cowo yang terlupakan pun hanya tersenyum kecil melihat kelakuan mereka. Derrio yang merasa diperhatikan menolehkan wajahnya, "Ren, baksonya bagi satu dong."
Derrio berdiri dari duduknya dan mendekati orang yang dipanggilnya 'Ren' tadi. Dellya memperhatikan kedekatan Derrio dengan 'Ren'. Ia melupakan makanannya sejenak lalu mendekati mereka berdua.
Dellya mencium pipi Derrio sekilas membuat Derrio kaget karna tidak
menyadari kedatangan Dellya"apa-apaan sih? Maen nyosor aja!"
Dellya cemberut mendengar gerutuan adiknya. Ia membuang mukanya dan berkata," kenapa? Gak boleh?"
"Iya iya boleh, kenapa makanannya? Gaenak? Atau mau pesan lagi?" Derrio berkata dengan lembut berniat menghibur kakaknya yang cemberut itu.
"Beliin minum," rengek Dellya yang langsung di turuti Derrio. Cowo dingin tadi tampak memandang Dellya dengan pandangan tidak suka.
"Lo pacar atau majikan?" Ucapnya dengan dingin tanpa melihat sekilas pda Dellya.
"Pacar," ucap Dellya dengan lantang.
"Oh pacar ya? Tapi kok kayak majikan. Asal nyuruh aja," sewot cowo tapi masih dengan mada dinginnya.
"Lo cewe apa cowo? Mulut kok kayak banci! Asal nyerocos aja!" Ucap Dellya yang sudah kehabisan stok kesabaran. Ia ingin memaki-maki cowo yang tadinya ganteng sekarang jadi serupa kayak dugong.
Suara deheman menginterupsi kegiatan panas mereka berdua dengan segelas susu dingin digengamannya.
"Kenapa lagi?" Ucap Derrio lalu memberikan susunya yang langsung di tenggak habis oleh Dellya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Past
RandomDellya hanyalah gadis biasa yang menyukai kebebasan. Tapi keinginannya selalu dikekang oleh adiknya yang over protective, membuatnya melakukan sesuatu secara diam-diam dan berujung pada dirinya yang masuk rumah sakit. Saat keluarga harmonisnya tergu...