5

105 6 0
                                    


Revan berada di pintu BP tapi ia sungguh malas untuk masuk sementara disebelah BP ada ruangan kepsek. Ia bingung memilih antara BP dan Kepsek. Kalau ia masuk ruang BP ia sudah menerka bakal disuruh tobat dan mengucapkan janji agar tidak mengulanginya lagi. Padahal, Revan yakin ia tidak akan bisa tobat sementara ia dipaksa tobat. Itu sama aja dia melanggar janjinya pada tuhan kan? Makanya ia malas masuk BP.

Jika masuk ruang kepsek palingan ia hanya dikasi SPO dan masalah selesai. Disaat ia sedang berpikir keras. Tiba-tiba saja ada yang menepuk punggungnya membuatnya kaget. Ia melihat siapa yang menepuk punggungnya.

"Ehh pak wiguna. Sore, pak." Sapa Revan ramah pada orang yang menepuk punggungnya.

"Sore, kenapa kamu kemari?" Tanya kepsek yang sedang memegang map berwarna merah ditangan kanannya.

"Ahh ituu saya bingung mau masuk BP atau keruang bapak. Jadi saya mikir dulu disini," ucap Revan jujur. Kepsek pun hanya menggeleng-geleng kepalanya dan mengajak Revan untuk masuk kedalam ruanganya saja.

Revan menurut apa kata kepseknya. Ia berjalan dibelakang kepsek dengan tangan yang dimasuki ke dalam kantongnya. Dengan santai ia menduduki kursi yang berhadapan dengan kepsek tanpa dipersilahkan. Kepsek yang bernama Wiguna itupun diam memandang sikap tidak sopan dari murid kurang ajarnya.

"Jadi, kenapa lagi kamu?" Tanya pak wiguna yang sedang bersandar dikursi kebesarannya.

"Gak napa-napain sih pak. Cuman tidur di kelas saja," jawab Revan santai. Ia mengeluarkan handphone nya dari dalam saku dan membuka aplikasi game favoritenya.

"Yaudah, kamu pilih mau di SPO atau sumpah tobat?" Ucap kepsek. Revan berdiri dari duduknya sambil matanya menatap handphone tanpa menjawab pertanyaan kepsek.

"Revan?" Panggil kepsek yang tidak diindahkan Revan. Ia malah asik menggeser-geser jarinya diatas hp.

"Ekhem!" Panggil kepsek sekali lagi.

"Tunggu pak, ada pikachu disini!" Jawab Revan yang masih memandang handphone. Beberapa saat kemudia Revan berteriak kegirangan sambil lompat-lompat dan memeluk kepsek. Disaat yang bersamaan Derrio membuka pintu dan terperangah melihat Revan dan kepsek berpelukan.

"Maaf jika saya mengganggu," Derrio yang kikuk langsung pamit dan lari tanpa mendengar penjelasan dari mereka. Revan yang merasa malu melepaskan pelukannya dan duduk di kursinya kembali.

***

"Derrio!"Panggil Dellya yang melihat adiknya lari-lari seperti dikejar setan. Derrio yang sepertinya tidak mendengar panggilan Dellya hanya lari tanpa melihatnya.

"Lo manggil siapa?" Tanya Syahira yang akrab dipanggil Yaya.

"Itu anak SMP yang lari-larian," jawab Dellya. Yaya mangut-mangut menanggapi ucapan Dellya.

"Emang dia siapa lo?" Tanya Yaya lagi disela-sela memakan kripik kentangnya.

"Pacar gue," jawab Dellya yang sukses ngebuat Yaya tersedak kripik kentang akibat keterkejutan yang berlebihan. Dellya dengan sigap menepuk-nepuk punggung Yaya.

"Gila anjir. Lo anak baru udah dapat pacar seganteng itu? Sama-sama anak baru pula tuh! Atau jangan-jangan kalian pindah sekolahnya bareng?"

Dellya mengangguk menanggapi ucapan Yaya. Walaupun berbohong akan status nya dengan Derrio tetapi ia sangat menikmati kebohongan ini.

"Eeh btw si io io itu gimana sih?" Tanya Yaya yang baru saja selesai memakan kripik kentangnya dan sedang mengemut-emut jari-jarinya yang tertempel sisa-sisa bumbu kripik kentang.

Behind The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang