8

97 7 0
                                    

"Haah Haaah. Ternyata cuma mimpi." Derrio terbangun dengan nafas tersenggal dan keringat bercucuran dari pelipisnya. Ia melihat ranjang Dellya yang sudah kosong.

Takut mimpinya menjadi kenyataan. Ia memanggil-manggil nama kakaknya berulang kali. Saat hendak keluar, pintu kamar mandi terbuka dan muncullah Dellya yang menatapnya kebingungan.

"Kenapa manggil-manggil?" Tanyanya. Ia melihati Derrio dari atas sampai bawah. Rambut Derrio sedikit basah akibat keringat dan baju nya yang acak-acakan membuat Dellya khawatir sama adiknya.

"Kakak," Derrio berucap dengan lesu lalu memeluk kakaknya yang lebih pendek darinya. Ia menenggelamkan wajahnya di lekukan leher Dellya.

"Kenapa sih? Mimpi yaa?" Dellya menerka dan ia yakin 100% benar karna Derrio jika sudah mimpi buruk pasti menghampirinya dan memeluknya lalu mereka akan tidur bareng. Derrio mengangguk. Ia masih tidak mau melepaskan pelukannya dan Dellya membiarkannya karna ia tahu kalau adiknya sedang membutuhkannya.

Setelah merasa cukup. Derrio membawa Dellya menuju kasur dan mereka berbaring dengan posisi menyamping.

"Kamu mimpi apa tadi?" Dellya berucap lembut. Jika saat seperti ini, Dellya selalu bersikap lembut pada adik yang ia cintai karna Derrio juga bersikap sama padanya.

"Gapapa kok," Dellya mengernyit heran mendengar jawaban Derrio. Tidak biasanya Derrio menyembunyikan isi mimpinya pada Dellya.

"Dibalik kata 'gapapa' pasti ada apa apa nya," kata Dellya.

"Itukan untuk cewe. Lagian aku gak mau mimpi nya jadi kenyataan, jadi yaa gitu, gak kuceritain," ujar Derrio.

"Dulu kamu selalu ceritai mimpi kamu yang dikejar-kejar hantu,"

"Yaa kan yang jadi hantu nya kakak,"

Mendengar jawaban Derrio, Dellya memcemberutkan bibirnya dan membalikkan badannya hingga mereka berhadap-hadapan.

"Jadi kamu bilangin kakak hantu gitu?" Dellya berucap manja. Ia sudah mulai manja jika sudah seperti ini.

"Emang gitu kan, My Harley Ghost?" Dellya menahan senyumnya. Dellya memang lernah meminta untuk dipanggil Harley saat mereka menonton Suicide Squad dibioskop yang disetujui Derrio tapi dengan tambahan 'ghost' dan Dellya menerima itu dengan senang hati.

"Kenapa ghost? Kenapa gak barbie? Uuuu, barbie Harley. Kan lebih unyuk."

"Karna barbie terlalu cantik untuk seorang Dellya Putri Kusuma."

Senyuman dibibir Dellya memudar. Ia membalikkan badannya lagi, membelakangi Derrio, lalu berpura pura tertidur.

Bukan itu sebenarnya maksud Derrio. Ia memang tidak menyukai karakter barbie yang sungguh anggun berbanding terbalik dengan sikap kakaknya. Lagian maksud ghost itu simple, ghost yang artinya hantu sama seperti kakaknya. Bedanya, hantu selalu membayang-bayangi mimpinya, sementara Dellya selalu membayang-bayangi hari-hari nya.

"Tapi, Harley Queen bakalan kalah pesona sama seorang Dellya Putri Kusuma." Lanjut Derrio membuat Dellya kesemseman sendiri. Ia mengulum senyumnya sebelum tertidur lagi dengan Derrio memeluknya.

***

Sejak kejadian tadi malam. Derrio dipaksa Dellya untuk memanggilnya Queen sementara Dellya memanggil Derrio sebagai Joker.

"My joker," panggil Dellya dengan nada alay nya.

"Yaa, ada apa my Queen," sahut Derrio dengan nada lembut karna Dellya sedang masa sensitiv. Jika saja Derrio berkata ketus padanya sudah dipastikan kalau Dellya bakalan menangis.

"Potongin apel dong," Derrio langsung melakukan permintaan kakaknya. Tak sampai 5 menit potongan buah apel tanpa kulit langsung tersaji di hadapan Dellya. Ia memakannya dengan senyum dan sesekali menutup matanya menikmati rasa manis apel didalam mulutnya.

Behind The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang