Lilyon

4.1K 493 38
                                    

Made : 5 Agustus 2016

Published : 5 Desember 2016

Genre : Teen-Fict, Romance

[Catatan: Anjir ini mah edit banyak!]

***

"Woi, Lyon! Udah pagi!" seruku sambil memukuli Lyon dengan bantal.

Enak aja dia malah enak-enakan tidur di sini. Berasa dayangnya, tau gak sih. Bangun pagi-pagi harus aku yang lakuin, diberlakuin kayak cowok sama Lyon sialan ini. Masak iya aku disuruh manjat ke jendela kamar dia? Iya, aku emang udah kebiasa manjat-manjat di jendela kamar dia, tapi kalau diperintahin langsung rasanya engga banget.

Namaku Lily, aku udah SMA 3. Namaku cantik banget ya? Sayangnya orangnya nggak secantik namanya. Cowok yang tidur kayak kebo itu namanya Lyon. Dia childhood friend-ku sejak kami kecil, gatau deh dari kapan.

"Lyon! Kalau masih tidur, aku tinggalin nih!"

Tetap aja dia masih tidur.

"Lyon!"

Dan kesabaranku yang memang limit pun habis terkikis oleh ulah Lyon yang tak bergerak sedikitpun. Dia memang bakalan jadi mayat kalau udah tidur.

"AKU PERGI!" seruku sambil membanting pintu kamarnya keras-keras, lalu turun ke lantai bawah untuk menyapa Tante.

"Lho, Lily manjat lagi?" tanya Tante begitu melihatku turun ditangga. "Aduh, padahal kan kalau kamu menekan bel, pasti dibukain," ujarnya tak enak hati.

Aku tidak bilang pada Tante bahwa Putra kedua-nya lah yang memintaku memanjat dan membangunkannya pagi-pagi. Habisnya kalau aku nekan bel, Tante pasti nyuruh aku nunggu di sofa yang ada di ruang keluarga, terus naik ke kamar sendiri buat bangunin Lyon. Kata Lyon, cara Tante bangunin dia itu TSADEST pake banget. Ya, aku mengakuinya, soalnya aku pernah lihat Tante membangunkan Lyon dengan cara berteriak, "KEBAKARAN!" atau "ADA KECOAK TERBANG!" Tapi reaksi Lyon lucu deh, dia ngeloncat dari tidurnya tiba-tiba gitu.

"Lyon-nya belum bangun?" tanya Tante sambil mencoba ngintip-ngintip dari bawah.

Aku cuman ngangkat bahu. Harapannya sih, Tante naik sendiri dan bangun Lyon dengan salah satu jurus TSADESTnya, ini gara-gara aku udah kesal sampai pengen banget loncat-loncatin tubuhnya bak trampoline.

Tapi Lyon sedikit beruntung pagi ini, soalnya pas Tante mau naik, dia udah keluar kamar sambil bawa handuk. Rambut-nya acak-acakan kayak singa, wajah dia kusut bak pakaian kusut. Heran aja akunya, kok banyak sih cewek yang suka sama dia?

Aku dipaksa Tante untuk sarapan bersama keluarganya lagi. Di sana Kak Leo sudah makan roti isi selai kacangnya dengan nikmat, sedangkan Lyon sedang menggosok giginya di depan cermin berwastafel dengan malas-malasan.

"Lily nggak makan?" tegur Kak Leo memergokiku sedang memperhatikan Lyon mengusap wajahnya sendiri dengan mimik wajah yang lucu.

"Eh. Aku udah makan di rumah tadi."

"Makan aja lagi, kamu kurus banget kayak lidi," balas Lyon terdengar mengejek. Aku menatapnya dengan tatapan tajam, bahkan sampai dia duduk bergabung di meja makan bersama. "Lily kurus kayak lidi," ulangnya dengan kening berkerut. "Wah, mirip! Aku memang jenius!"

"Hush, Lyon," tegur Kak Leo dengan bijak.

Omong-omong, kak Leo memang bijak, keren, dan sangat-sangat berbeda dengan Lyon yang pencicilan. Ah, sudahlah, aku lelah membandingkan mereka berdua.

Entah bagaimana ceritanya, selang beberapa menit setelah Lyon bahkan sudah menyelesaikan sarapannya, Tante tiba-tiba saja menjerit histeris. Aku yakin bukan cuma aku yang terkaget saking tiba-tibanya itu. Kak Leo dan Lyon juga ikut tersentak dan menoleh horror ke sang Ibu.

Full Of FoolsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang