Escaped

1.5K 255 24
                                    

Dibuat tanggal: 24/2/2017

***

Aku terus berlari memasuki lorong-lorong tanpa mempedulikan apakah aku pernah melewati tempat ini sebelumnya. Aku hanya bisa terus berpikir bahwa aku harus lolos dari mereka. Ya, aku harus lolos.

Aku berhenti berlari dan menyandari tubuhku di dinding lorong, beberapa kali mengintip keberadaan dari arah aku datang tadi. Semoga saja tidak ada yang menemukanku di sini.

Ingatanku kembali mengenang kejadian tadi, saat aku dan semua saudaraku tengah bermain bersama. Tiba-tiba saja ada yang menyerang saudaraku dengan sebuah alat yang asing bagi kami dan membuatnya tergeletak. Mati. Kami semua menoleh ke arah asal, mereka serba putih. Jumlah mereka tidak terlalu banyak, tapi alat yang mereka bawa, dipastikan cukup berbahaya.

Semua saudaraku panik, termaksud aku. Aku sudah berlari sejauh ini, hanya bisa berharap semoga mereka baik-baik saja di suatu tempat. Setelah semua ini berakhir, aku akan mencari mereka satu persatu dan kami akan berkumpul kembali, melanjutkan kebahagiaan kami yang terputus.

Suara janggal yang terdengar membuatku berinisiatif bersembunyi. Aku ketakutan saat melihat salah satu dari sekelompok yang menyerang kami tadi, dia nampak sedang mengawasi tempat di sekitar sana dengan waswas.

"Sudah ketemu?" Suara lain terdengar, dia juga bagian dari mereka. "Bisa bahaya kalau mereka berada di sini, kan?"

"Karena itu kita ditugaskan kemari."

Aku tidak mengerti tentang hal yang mereka maksud, aku hanya bersembunyi di sini, menunggu waktu yang tepat untuk keluar.

"Kau sudah membunuh berapa, tadi?"

"Aku tak menghitung."

Suara janggal lain terdengar lebih kuat dari yang pertama kalinya. Aku makin ketakutan saat melihat sekelompok yang menyerang kami tadi telah berkumpul di sana. Jumlah mereka memang tidak banyak, tapi jika dibandingkan dengan aku yang hanya seorang diri, tentu saja aku kalah telak.

"Lapor, semua yang di sana sudah terbunuh."

Mendengar itu, rasanya aku ingin membunuh mereka semua. Apa yang mereka lakukan pada keluargaku?!

"Baiklah, itu melegakan. Tapi sebaiknya kita berjaga di sini sebentar."

Aku menunduk, meratap nasib diriku selanjutnya. Jika aku selamat dari maut, maka aku hanya akan tinggal di dunia ini seorang diri. Jika aku tidak selamat, aku akan mati.

...lebih baik aku mati, kan?

Aku keluar dari tempat persembunyianku, aku tak peduli soal hidup atau mati. "Mengapa kalian melakukan itu?!" teriakku lantang.

Semuanya menoleh ke arahku, bersiap-siap mendekat dan mempersiapkan alat yang mereka bawa.

"Kenapa kalian ingin membunuh kami? Apa salah kami?!"

Salah satu dari mereka menjawab tanpa merasa bersalah, "Karena kalian pengganggu!"

Aku tidak mengerti mengapa mereka mengatakan bahwa kami adalah pengganggu. Setahuku apa yang kami lakukan tak pernah mengganggu mereka.

"Kalian siapa?!" tanyaku tak tahan dengan situasi ini. Matipun, biarlah. Asal aku tak mati penasaran seperti ini.

Alih-alih menjawab pertanyaanku, semuanya malah menusuk alat itu ke perutku tanpa merasa kasihan. Tubuhku melemah dan aku tergeletak, memperhatikan mereka dengan tajam.

"Kami pasukan antibodi yang ditugaskan untuk menjaga tubuh ini. Memang tugas kami, membunuh para bakteri yang berkeliaran di sini."

Terjawab. Jawaban itu menjadi hal terakhir yang kudengar sebelum semuanya menggelap.

***

A/N

Cerita ini dibuat jauh sebelum aku tahu anime Hataraku Saibou! And I am proud of it. 

Hm, aku tidak tahu apakah ada yang masih membaca cerpen abal paus, tapi semoga kalian sukaa yaaa. Aku akan mulai memublishkan satu persatu cerpen yang pernah kutulis~


Salam hangat, 

Cindyana

Full Of FoolsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang