Tanpa dialog, narasi pendek. I don't know what this called, but this is my first time tryin it. lol.
Adaptation from my old title I never use, 'Di bawah pohon hari itu'
POV 2 (This is my first time too asdfghjkl!)
21 September 2012
***
Aku melihatmu di bawah pohon beringin hari itu, sendirian.
Kau tampak kesepian, memperhatikan sebuah buku di tanganmu dengan tatapan kosong. Kau nampak sedih, kecewa dan begitu terpukul akan sesuatu, membuatku ingin menghampirimu.
...Aku melihatmu di sana, termenung menatap langit biru yang tak tak berawan hari itu. Entah memikirkan apa.
Matamu menyiratkan luka yang teramat dalam.
Hanya menyaksikan saja, diriku pun tak sengaja ikut merasakan luka yang sama.
Aku ingin menemanimu, berharap kita terluka bersama dan berbagi cerita. Aku ingin menceritakan sebuah cerita yang akan membuatmu tertawa, aku akan berusaha membuatmu menekuk senyum, atau mungkin tepatnya, aku ingin melihatmu senang.
Tapi waktu telah berlalu,
Aku kini berdiri di bawah pohon beringin itu, menatap ke arah sepatuku dengan tatapan dalam, penuh penyesalan.
Andai saja waktu itu aku punya keberanian untuk menegur sapa dirimu, andai saja waktu itu aku punya keberanian mendekatimu, andai saja waktu itu kita bisa bersahabat...
Semua ini tak akan berakhir sangat menyedihkan seperti ini.
Di bawah pohon beringin, kini tak hanya memiliki tanah dan rerumputan liar.
Di bawah pohon beringin, ada batu nisan yang mengukirkan namamu yang kucari tahu secara inisiatif. Namamu terukir di sana, dan aku hanya bisa terus bertanya-tanya, mengapa bisa kau kembali secepat itu kepada-Nya.
Kita bahkan belum pernah berbicara.
Lalu, seseorang memberitahuku kenyataan pahit.
Dirimu telah tahu keberadaanku, dirimu selalu menungguku menyapamu, dirimu juga ingin berteman denganku.
Semua itu membuatku hancur.
Penyesalan lagi-lagi datang mengelilingiku, membisikkan kata-kata yang membuatku makin menyesal.
Lalu, aku bertanya pada langit... apakah di kelahiran mendatang, kita punya kesempatan untuk bertemu lagi?
Tapi langit tak menjawab. Hanya ada awan yang bergerak cepat, pusat tata surya yang kini memalingkan wajahnya dariku, biru yang berubah kelam, dan rintik air yang turun menampar seluruh diriku.
Seandainya aku menyapamu hari itu, apakah semua ini akan berakhir sama?
Seandainya kita berteman baik, apakah aku tetap akan menyesal dengan kepergianmu?
Andai saja waktu dapat terulang,
Di bawah pohon hari itu...
***Fin***
Cerita sebenarnya: tentang laki-laki yang mengidap kanker mematikan, berteman dengan secret admirer yang selalu menyemangatinya lewat surat. Cerita juga berakhir sama. Jika ingin menggunakan ide ini, silahkan kontak di akun satu lagi
300 words.
Cindyana
KAMU SEDANG MEMBACA
Full Of Fools
Short StoryJangan dibuka, HAHAHA. Semua yang ada di dalam sini semuanya adalah cerita yang pernah saya buat, dan TANPA Perencanaan plot, jadi kalau gamau mata sakit, jangan dibuka, HAHAHA. Semua ini diambil dari note Facebook saya dulu. Ceritanya dipastikan A...