(4) Perjodohan??

1.1K 93 1
                                    

Warning!! Typo everywhere

Happy reading^^

"Makasih udah nganter sampe rumah" ucap Kiara datar pada Ando

"Sama-sama ay..." Kiara hanya berdecak sebal sambil menyerahkan helm milik Ando yang baru saja ia pakai. Kiara berjalan melewati Ando menuju rumahnya mengabaikan Ando yang sedang bertopang dagu di depan kemudinya sambil memperhatikan Kiara yang perlahan menjauh.

"See you tomorrow Ay... " teriak Ando yang tidak digubris Kiara. Kiara mempercepat langkahnya meninggalkan Ando yang saat ini tertawa geli.

Bisa-bisa Kiara gila jika berlama-lama berhadapan dengan si Sandal jepit itu.

"Assalamualaikum" salam Kiara, namun tidak ada sahutan.

'Pada kemana sih??' Batinnya.

Kemudian Kiara melangkah menuju kamar ayahnya dan mendapati kamar tersebut kosong. Dia pun pergi ke kamar kakak nya dan hasilnya sama, nihil. Akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi ayahnya,

"Hallo, ayah dimana?"

"Salam dulu Ra..."

"Hhhh... assalamualaikum ayah, ayah dimana? Ko aku ditinggal sendiri sihhh" rengeknya manja, Kiara mendengar ayah nya itu hanya tertawa geli.

Emangnya aku lagi ngelawak yah? batinnya.

"Walaikumsalam, Ayah lagi di Banten sayang, ada yang perlu di urus disini kamu sendirian gapapa kan?"

"Emangnya mas Dirga sama sekutunya kemana?" Tanya Kiara sambil tertawa geli saat menyebut kata 'sekutu'.

"Hushh.. masa kamu ngatain Rani sama Naya sekutunya Dirga sih"

"Hehe maaf yah..."

"Mereka lagi liburan ke Bali. Mungkin pulangnya minggu depan"

"Yaaahh... terus Ara sendiri dirumah dong?" Desahnya yang membuat Rahmat lagi-lagi tertawa geli.

"Kan ada bu Siti dirumah, nanti kamu minta masakin buat sarapan nanti sama bu Siti"

"Ga bisa ayah... asam uratnya bu Siti lagi kambuh , seharian ini bu Siti di kamarnya" gerutunya kali ini sambil memajukan bibirnya.

"Yasudah, kamu masak sendiri saja yaa... ayah mau ngurus berkas dulu."

"Iya, ayah selamat kerja yaaa. jangan lupa istirahat. Love you ayah.. Assalamualaikum"

"Love you too... walaikumsalam"

Kiara menghela nafasnya kasar, waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam.
Kiara kemudian berjalan ke kamarnya untuk mengganti seragamnya yang sudah bercampur dengan keringat. Hari ini ia ingin berendam sebentar untuk merileks kan badan nya. Seharian ini ia sangat kelelahan karena banyaknya tugas yang ia harus kerjakan ditambah pr dari pak Bambang yang sangat bejibun.

*******

"Mas..." Suara manja dari wanita semampai dengan polesan wajah yang cukup tebal itu membuat Andrew mendongak ke asal suara. Saat Andrew mengetahui siapa orang tersebut, ia langsung menghela nafas panjang.

Dirasa tidak aja jawaban, wanita itu mulai melangkah mendekati Andrew dan mengambil posisi tepat di pinggiran kursi presdir miliknya.

"Aku mau belanja, anterin yahh... " kali ini tangan wanita itu sudah melingkar di leher Andrew dengan manja. Andrew tetap diam dan tetap pada posisinya menyibukkan diri dengan laptop kesayangannya. Wanita itu mendengus sebal karena kekasihnya tidak merasa tergoda sedikit pun. Hening beberapa saat, terbesit ide muncul dalam fikiran wanita itu. Dia meraih rahang tegas milik Andrew agar menoleh, kali ini wajah Andrew berada tepat berhadapan dengan kedua gunung kembar miliknya yang berukuran besar mengingat posisinya lebih tinggi dari Andrew. Andrew menelan ludahnya susah payah yang membuat si wanita menyeringai kemenangan. Di angkatnya wajah Andrew agar bisa saling menatap, wanita itu sedikit membungkuk agar bisa meraih bibir tebal milik Andrew yang sedikit kehitaman karena kegemarannya menghisap rokok.

My Destiny (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang