(9) Break Up

1.1K 102 2
                                    

Warning!!!

Typo everywhere

Happy reading

Andrew sedari tadi hanya mengikuti langkah sang kekasih yang membawanya berkeliling mall. Wanita itu memeluk lengannya membuat Andrew risih. Tadi pagi wanita itu mengunjunginya ke kantor untuk bertemu dengan Andrew dan merengek memintanya untuk menemani belanja dan disinilah mereka berada.

"mas aku lapar, kita makan dulu di restaurant favorite kita yah..." ucapnya manja sambil bergelayutan di lengan Andrew

Tanpa membalasnya pun Andrew langsung berjalan ke arah restaurant membuat Olivia tersenyum kegirangan. Saat mereka memasuki restaurant, tak sengaja mata Andrew menangkap seorang gadis yang selama ini mengusik ketenangannya, disebelahnya terdapat pria yang terlihat mencoba membantunya berjalan. Namun Andrew merasa tak asing pada pria disamping gadis itu.

"aku ke toilet dulu" ucapnya dingin dan langsung melepaskan tangan Olivia yang masih bertengger di lengannya dengan kasar. Olivia menekuk wajahnya kecewa dan membiarkan pria itu berlalu begitu saja.

Entah dorongan dari mana tanpa sepengetahuan Olivia Andrew menghampiri kedua orang itu, Andrew hanya berniat untuk memastikan bahwa pria itu adalah sepupu nya, anak dari adik angkat ayahnya yang selama ini menetap di Bandung.

"Ando??" panggilnya untuk memastikan. Ando dan Kiara menengok ke arah Andrew. Andrew bisa menangkap ekspresi kaget dari gadis itu namun dia seakan tak memperdulikannya.

"Kak Andrew... ahhh yaampun sudah lama kita tidak bertemu kak" ucap Ando yang berusaha menopang tubuh gadis disampingnya, ekspresi gadis itu terlihat seperti menahan sakit namun Andrew tak perduli dengan hal itu.

'kena kau anak tengil, cih bisa-bisa nya aku akan dijodohkan oleh gadis yang sudah memiliki kekasih seperti anak ini' umpat Andrew dalam hati. Kiara menatap datar ke arah Kiara yang tertunduk salah tingkah.

"ehm kak, maaf aku buru-buru. Lain kali aku akan berkunjung ke rumah om Thomas. Kalau begitu aku permisi dulu" pamit Ando, Andrew menatap punggung gadis itu tajam.

"murahan" ucapnya hampir tak terdengar

"mas kamu dari mana aja sih lama banget ke toiletnya" rajuk Olivia membuat Andrew jengah dan tak menghiraukan kekasihnya itu.

"mas lihat deh... bagus kan?" Olivia memamerkan cincin nya yang baru saja Andrew beli untuknya meski dengan paksaan Olivia. Cincin berlian itu sangat mewah dan elegan dilengkapi permata di tengahnya.

"hmmm..." Olivia menatap kekasihnya itu sendu namun tetap berusaha mengajaknya berbicara.

"Mas kapan mengajakku ke rumah? Aku pengen banget ketemu dengan keluarga mas" kini topik pembicraan berubah menjadi serius. Andrew menatap datar Olivia sambil menyesap hot capucino nya yang sudah dipesan Olivia.

"Kau sudah siap ku nikahi?" Tanya Andrew mendadak membuat Olivia diam membisu, itu adalah pertanyaan yang tidak tepat untuknya, walau bagaimana pun Olivia belum siap berkomitmen, itu sama saja merelakan popularitasnya yang sedang naik daun. Olivia tidak ingin itu terjadi, dia masih ingin bebas menikmati kepopuleran nya tanpa dibatasi oleh suaminya kelak.

Menyadari perubahan ekspresi Olivia, Andrew tersenyum miris padanya.

"jika kau siap bertemu orang tua ku itu berarti kau siap untuk kunikahi, kau tahu betapa seringnya mereka mendesakku untuk segera menikah. Melihat ekspresimu kurasa aku tahu jawabannya" Andrew berdiri dari duduknya.

"Mas kamu mau kemana?" sergah Olivia mencoba menahan Andrew.

"kita harus putus" perkataan Andrew bagaikan petir di siang bolong bagi Olivia.

My Destiny (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang