Warning!! Typo everywhere
Happy Reading^^
Hari Sabtu merupakan hari dimana Kiara menghabiskan waktunya di atas kasur untuk menghilangkan penatnya setelah seminggu ini dihadapi oleh berbagai macam try out di sekolah dan juga bimbingan belajar yang menghabiskan waktunya sampai larut malam. Kiara berguling kesana kemari untuk mendapatkan posisi tidurnya yang nyaman
"Ra bangun, sarapan dulu" teriak Rani, kakak iparnya. Kiara yang setengah sadar mencoba bangkit dari ranjang lalu berjalan menuju ruang makan tempat Rani berada.
"Wihhh!! Ayam goreng" tangan Kiara terulur untuk mengambil ayam tersebut namun segera di tangkis oleh Rani.
"mandi dulu baru makan. Gak malu liat Naya udah bersih gitu, masa tantenya kalah" sindir Rani membuat Kiara menyipitkan matanya.
"iya deh iya... aku mandi. Tapi itu ayamnya jaga baik-baik yah mba. Takutnya abang habisin jatah ayam aku" dengan cepat Kiara melengos pergi tanpa memperdulikan Rani yang menggelengkan kepalanya.
"Ra, nanti kalau sudah lulus kamu mau ngelanjutin ke mana?" Tanya Rahmat, saat ini semua anggota keluarga kini sedang berkumpul di meja makan.
"Maunya sih fakultas kedokteran UNPAD Yah" Rahmat hanya manggut-manggut mendengar jawaban Kiara
"makanya belajar tuh yang rajin dek.. masa cita-cita nya udah bagus kaya gitu tapi kerjaan nya masih nonton Drama Korea" celetuk Dirga yang berhasil dihadiahi pelototan oleh Kiara.
"Namanya juga refreshing, masa belajar terus bukannya pinter nanti malah stress. Paling parah kalau udah tumpuh uban kayak abang gitu... hihhhh masih muda udah ubanan" Balas Kiara dengan wajah ngeri ke arah rambut Dirga yang tumbuh uban, meskipun hanya beberapa helai, tapi cukup mencolok bagi siapapun yang melihat.
"Biarin.. yang penting laku, emangnya kamu yang sampai sekarang masih sendiri gak punya pacar." Merasa terhina Kiara langsung merenggut kesal.
"Ada kok!! Bang Andrew" jawabnya cepat tanpa berfikir terlebih dahulu, seketika semua mata tertuju pada gadis itu. Rahmat seketika memasang senyuman yang menggoda anaknya tersebut.
"ohhh jadi Kiara beneran suka sama Andrew. Ohhh ya..ya.. ayah ngerti" Kiara langsung meringis karena ucapannya yang baru saja terlontar, bagaimana bisa dia menjawabnya dengan spontan. Jangan-jangan ini karena pertemuannya kemarin di panti jadi Kiara selalu saja memikirkan pria itu.
Acara sarapan berubah menjadi sedikit hening. Kiara lebih memilih melanjutkan makan dalam diam sedangkan Dirga dan Rahmat membahas perusahaan. Sedangkan Rani?? Dia sibuk menyuapi Naya, semuanya sibuk berinteraksi satu sama lain kecuali Kiara.
Suara ponsel menginterupsi Kiara, membuatnya kaget saat mengecek ponselnya
'1 pesan dari Ando'
Mata Kiara terbelalak saat membaca isi pesan tersebut.
"Ayang... aku ada di depan rumah kamu, keluar yahh..." Kiara panik luar biasa, ada apa gerangan pria aneh itu menemuinya. Kiara takut Ando tiba-tiba berkata ngelantur di depan keluarganya,apalagi mendengar Ando memanggilnya saja sudah membuat kuping Kiara panas. segera Kiara berlari menemui pria itu, sebelum membuka pintu Kiara membenarkan letak rambutnya dengan rapi.
"Selamat pagi ay...mmmppphhh" Kiara membekap mulut Ando dengan tangannya, Ando sempat berontak namun saat dirinya sadar bahwa tangan mulus Kiara yang membekapnya seketika badannya berhenti berontak dan matanya berubah menjadi seringaian. Kiara yang menyadari hal itu langsung menarik kasar tangannya.
"Gausah panggil aku ayang disini, kalau ayah tahu aku bisa mati, ck... ngapain kesini? Mau cari mati yahh??" bisik Kiara dengan nada penekanan sambil celingak-celinguk ke dalam rumahnya takut anggota keluarga nya ada yang mendengar. Andrew tiba-tiba memasang wajah super menyebalkan nya ke arah Kiara, kenapa lagi dia?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny (Slow Update)
AcakBEBERAPA PART DI PRIVAT Kiara mencintai Andrew, namun Andrew membenci Kiara. Kiara yang pertama kali melihat Andrew langsung jatuh hati dan meng klaim pria itu sebagai 'pangeran berkuda putih' nya. Berbagai cara telah Kiara lakukan agar bisa berdek...