#03

119 23 0
                                    


Ryosuke berjalan pelan kearah gedung akademi, bibirnya menggumamkan melodi musik yang didengarkannya melalui earphone. Ryosuke tersenyum, tenang hatinya mendengarkan alunan biola yang lembut. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada mendengarkan alunan biola. Ryosuke berbelok, dia menoleh dan berhenti melihat seseorang duduk bersila sambil memainkan gitar.




Ryosuke termangu, dia tahu itu adalah gitaris Party Monsters, Keito. Si Bodoh yang dengan mudahnya mengiyakan ucapan Master Sakurai hanya dengan iming-iming debut. Ryosuke mendengus, dia kembali berjalan sambil mendengarkan musik.




''Oi, Chibi.''




Ngek.




Ryosuke berhenti, dia menoleh dan menatap Keito yang berjalan kearahnya dengan dahi berkerut. ''Rokmu tersibak, tuh,'' ucap Keito sambil menunjuk Ryosuke, ''awas jadi tontonan.''




Ryosuke terbelalak, dia menoleh dan langsung membetulkan roknya. ''Dasar hentai!'' sahut Ryosuke, ''aku tidak akan memaafkanmu!'' Ryosuke menghentakkan kakinya dan langsung berlari meninggalkan Keito yang cengo. ''Memangnya aku salah apa?'' gumam Keito, ''aku, kan, cuma memberitahu kalau roknya tersibak.'' Keito menghela napas, dia menenteng gitarnya dan berjalan menjauhi tempat itu. ''Gadis-gadis itu memang aneh,'' komentarnya.


*


Yuri berbelok, dia seketika berhenti dan mendengus melihat Yuto memukul-mukul meja dengan stik drumnya. ''Heh, kau berisik,'' sahut Yuri, ''jangan memukul-mukul meja. Kau pikir itu drum?'' Yuto yang mendengar suara Yuri menoleh dan membalas santai, ''Yang penting bisa menjadi irama yang bagus. Kau urusi saja biolamu itu, tidak usah ikut campur urusanku.''




Yuri menghela napas, dia melipat tangannya di dada. ''Dengar, ya, Nakajima-San,'' ucap Yuri, ''karena kalian akan berkolaborasi dengan Aozora, maka kalian harus menyesuaikan jadwal latihan dengan kami. Latihan diadakan setiap hari pukul duabelas, tidak boleh terlambat. Kalau terlambat, kalian tidak diijinkan untuk ikut latihan dan bahkan tidak diijinkan ikut dalam pertunjukan.''




''He?!'' Yuto terbelalak, ''mana boleh begitu?! Itu tidak adil!'' Yuto mengacung-acungkan stik drumnya kearah Yuri dan berujar, ''Kalian tidak bisa seenaknya begitu! Ini latihan bersama, jadi kalian juga harus menyesuaikan dengan jadwal kami!''




''Kami ini grup kebanggaan Inokura,'' ucap Yuri, ''berbeda dengan kalian yang populer di kalangan murid saja. Jadwal kami teratur, tidak bisa berubah seenaknya. Jadi kalau ada yang berkolaborasi dengan kami, maka mereka yang harus menyesuaikan diri.'' Yuri tersenyum penuh kemenangan melihat Yuto yang tampak mati kutu. 'Rasakan,' batinnya, 'setelah ini kalian pasti akan menyerah dan memilih mundur dari Final Jam.'

Perfect HarmoniesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang