#10

137 23 6
                                    

Kei dan Yabu diam, keduanya sama-sama menulis dengan konsentrasi penuh. Sesekali Yabu memainkan gitar dan bersenandung, lalu kembali menuliskan sesuatu di kertasnya. Kei sendiri bersenandung pelan sambil menulis, sesekali dia berhenti seperti memikirkan sesuatu, lalu menulis lagi.




Kei menoleh, tangannya berhenti bergerak kala matanya menatap Yabu yang masih asyik dengan gitarnya. Yabu terlihat sangat tampan saat dia berwajah serius seperti itu. Kei perlahan tersenyum, ada rasa bahagia dan berdebar-debar melihat ekspresi wajah Yabu saat ini. Kei menunduk, dia merasakan pipinya agak memanas. Sama seperti saat dia jatuh cinta dulu.




Eh?




Kei memegang pipinya perlahan. Jatuh cinta, sudah lama Kei tidak merasakannya. Kei kembali menatap Yabu, jantungnya kembali berdebar dan pipinya kembali memanas. Apa Kei jatuh cinta dengan Yabu? Tapi kenapa? Kei sudah lama tidak jatuh cinta, dan kali ini dia merasakannya lagi. Dan kepada seorang rocker lagi.




''Inoo-Chan?''




Kei mengerjapkan mata membuyarkan lamunannya, dia menatap Yabu yang menatapnya heran. ''Kau kenapa? Kau sakit?'' Yabu memegang kedua pipi Kei. Kei kembali merasakan pipinya memanas, jantungnya semakin berdegup kencang. ''Daijoubu, Yabu-Kun,'' jawab Kei sambil menunduk.




''Tapi pipimu panas,'' sahut Yabu.




Krik.




Kei terkejut, dia cepat-cepat menepis tangan Yabu. Kei sangat malu mengetahui Yabu merasakan pipinya panas. Jangan sampai Yabu tahu kalau Kei menyukainya. Yabu pasti akan mentertawakannya nanti. ''Ayo pulang,'' ajak Yabu.




''Eh? Tapi bagaimana dengan liriknya?'' tanya Kei.




''Masih ada hari esok, Inoo-Chan,'' sahut Yabu, ''lagipula sepertinya kau demam. Tuh, pipimu panas begitu. Kau harus istirahat.''




Kei kembali salah tingkah mendengar ucapan Yabu. Dia membereskan barang-barangnya, lalu berjalan bersama pemuda jangkung itu. Yabu menggandeng tangan Kei, dia mengerutkan dahi dan lantas menatap Kei. ''Pipimu panas, tapi tanganmu kok dingin?'' tanya Yabu, ''kenapa suhu tangan dan pipimu berbeda?''




''Ano....'' Kei gugup, ''itu karena.... Karena.....''

Perfect HarmoniesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang