Perfect Harmonies

#11

Yuri berjalan pelan sambil bersenandung, dia menoleh lalu berhenti melihat Keito sedang mengobrol dengan seorang gadis anggota Aozora. Yuri diam, perlahan senyum lebar terukir di wajahnya. Yuri diam memperhatikan, dengan cepat dia mendekati Keito saat gadis itu berlalu pergi. ''Oh, jadi dia gadis yang kau sukai,'' ucap Yuri, kemunculannya mengejutkan Keito, ''kau sudah tahu namanya, belum?''

''Ee..... Namanya Rei,'' jawab Keito, dia masih shock dengan Yuri yang muncul tiba-tiba.

Yuri terkikik, dia menatap jahil Keito yang juga menatapnya. ''So?'' tanya Yuri. Pertanyaan itu membuat Keito bingung. ''So what?'' Keito ganti bertanya.

''So,'' Yuri menatap Keito, ''what will you......''

''CHII!''

''Oi, Okamoto!''

Yuri menghentikan ucapannya, dia dan Keito menoleh kearah Daiki yang berlari kearahnya bersama Yuya. ''Benar-benar pasangan serasi,'' gumam Yuri, ''kemana-mana selalu berdua.'' Yuri berdehem, dia bertanya, ''Kalian berdua kenapa?''

Daiki berhenti, dia mengatur napasnya yang terengah-engah. ''Kizuna,'' Yuya menjawab dengan napas tersengal, ''dia ada di ruang latihan.''

Yuri dan Keito saling pandang terkejut, mereka langsung berlari ke ruang latihan. ''Aaaaa, mou,'' Daiki mengerang, ''aku capek berlari.'' Daiki baru saja akan berjalan saat Yuya menahannya. ''Naiklah ke punggungku,'' kata Yuya sambil setengah berjongkok, ''hayaku.''

Daiki termangu, dengan perlahan dia naik ke punggung Yuya. Yuya berdiri, dia kembali berlari sambil menggendong Daiki.

Yuri dan Keito berlari masuk ruang latihan, mereka sudah bisa merasakan aura ketegangan disana. Tampak Hikaru, Yabu, Yuto, Ryosuke, dan anggota orkestra lain menatap tegang Kei yang berhadapan dengan Kizuna. Ryosuke mendekap erat biolanya, dia takut pertengkaran tiga tahun lalu akan terulang lagi. Kei memang terlihat tenang, Kizuna juga. Tapi tetap saja Ryosuke merasa takut.

''Maaf aku datang terlambat,'' ucap Kizuna tenang, ''aku harus menyelesaikan beberapa urusan, makanya aku tidak datang beberapa hari ini.''

''Oh, kau bisa bicara rupanya,'' sindir Kei, ''kukira karena kau bisu kau tidak memberitahu alasan ketidakhadiranmu.''