#14

127 20 29
                                    

Yabu membereskan barang-barangnya, dia menoleh dan mengerutkan dahi melihat Hikaru berjalan melewatinya. Yabu berlari, dia menahan Hikaru. "Kau tidak mau bercerita kepadaku, Hika?" tanya Yabu, "kau terlihat berbeda beberapa hari ini, kau baik-baik saja?"

"Hm," jawab Yabu singkat.

Yabu terdiam, dia tahu persis Hikaru sedang kesal dan berusaha menyembunyikannya. "Aku tidak mengenalmu sehari atau dua hari," ucap Yabu, "kau juga terbiasa menceritakan semua masalahmu kepadaku. Katakan saja, siapa tahu aku bisa membantu."

"Tidak semua hal harus diceritakan," Hikaru membalas.

"Tapi..."

"Diamlah! Kau membuatku semakin stres!" sentak Hikaru, dia menyentakkan tangan Yabu dan menatap marah pemuda itu. "Kau merasa aku berbeda dari biasanya, hah? Ya, aku berubah! Dan itu semua karena kau!" Hikaru mendorong Yabu. "Kau adalah sumber dari semua kekesalanku! Dengar itu!"

"Oi, oi. Ada apa ini?"

Hikaru menoleh, dia menatap kesal Yuto dan Keito yang melangkah mendekat sambil menatap heran Hikaru dan Yabu. "Kalian ini kenapa, sih?" tanya Yuto, "kalian ada masalah?" "Suara kalian terdengar dari luar," sambung Keito, "sorry, maksudku suaramu, Hika."

Hikaru berdecih, tanpa bicara dia melangkah meninggalkan yang lain. "Ada apa dengannya?" tanya Keito sambil membantu Yabu berdiri, "beberapa hari ini dia terlihat berbeda. Apa terjadi sesuatu?" "Haaah, ada-ada saja," ucap Yuto menghela napas, "masalah Takaki belum selesai, sekarang Hika ikut-ikutan."

Yabu diam saja, matanya lurus menatap pintu. Apa maksud Hikaru tadi? Hikaru berbeda karena dirinya? Hikaru mengatakan Yabu sumber utama kekesalannya? Memangnya Yabu berbuat apa? Yabu menghela napas, dia menatap Yuto dan Keito dengan senyum khasnya. "Ayo kita pergi," ucap Yabu, "ah, ayo ikut aku mengambil pesanan. Nanti kutraktir, deh."

Kei berjalan keluar kelas, dia berhenti melihat Hikaru melintas di depannya. "Yaotome-Kun," Kei berlari, "Yaotome-Kun, matte."

Hikaru berhenti, dia menoleh kearah Kei. Kei mendekat, dia menyadari ekspresi kesal yang terukir di wajah Hikaru. "Ano..." Kei berucap pelan, "kulihat beberapa hari ini kau seperti sedang kesal. Apa kau sedang ada masalah?"

Hikaru diam saja, tapi ketegangan di wajahnya sedikit memudar. Kei merogoh tasnya, dia menyerahkan sebuah CD kepada Hikaru. "Mungkin aku terkesan sok tahu dan terlalu ikut campur," ucap Kei, "tapi aku mendengarkan lagu-lagu ini setiap kali aku merasa resah." Kei tersenyum. "Coba kau dengarkan," ucap Kei, "mungkin suasana hatimu bisa lebih baik nanti."

Hikaru menerima CD itu, selama beberapa saat dia diam mengamati CD itu. "Arigatou," ucap Hikaru, dia menatap Kei yang tersenyum, "ano, Inoo-San, aku......"

"Yaotome."

Hikaru dan Kei menoleh bersamaan. Kei mendadak merasa tidak nyaman melihat Kizuna melangkah santai kearah mereka. "Baguslah, kukira kau sudah pulang," ucap Kizuna, "temani aku ke kafe, yuk. Ada yang tertinggal disana."

"Ah, baiklah," ucap Hikaru, dia menatap Kei dan berkata, "gomen ne, Inoo-San. Lain kali kita bicara lagi. Dah." Hikaru tersenyum, dia melangkah menjauh. Kizuna melirik sekilas Kei, dia menghela napas dan berlari menyusul Hikaru.

Kei diam menatap kepergian Hikaru dan Kizuna, dia perlahan memegang dadanya. Ada rasa tidak nyaman bergejolak disana.

Ada apa ini?

Kenapa Kei tidak suka melihat Hikaru dan Kizuna bersama-sama?
*
Yuya duduk diam, tangannya memutar-mutar ponsel sejak tadi. Yuya bingung, dia harus menghubungi Daiki atau tidak. Yuya merindukan suara Daiki yang memanggilnya manja, merindukan tawa renyah Daiki yang selalu sukses menenangkannya.

Perfect HarmoniesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang