#08

156 21 12
                                    

''Ikimaaaaasu.''




Yuri melangkah keluar rumah, dia bersenandung pelan menggumamkan lagu favoritnya. Hari ini cukup cerah, Yuri menyukai cuaca seperti ini. Tidak terlalu panas, tapi tidak mendung. Angin bertiup sepoi-sepoi menggelitik kulitnya. Yuri tersenyum, dia merentangkan tangannya membiarkan angin menerpa tubuhnya.




''Near~ Far~ Wherever you are~''




Yuri membuka mata, dia langsung menoleh dan terkejut melihat Keito berjalan kearahnya dengan memberi tatapan jenaka. ''Kau sedang mempraktekkan adegan di film Titanic, ya?'' goda Keito terkekeh, ''kawaii.''




''Uruse!'' sahut Yuri kesal, dia agak malu dan kembali melangkah meninggalkan Keito. Keito tersenyum, dia melangkah di sebelah Yuri. ''Kau kenapa mengikutiku, hah?!'' sahut Yuri ketus, ''sana pergi! Dasar penguntit.''




''What? Hei, kita ini, kan, satu akademi. Arahnya sama,'' jawab Keito.




Oh.




Yuri terdiam, dia mendengus salah tingkah. Benar juga, mereka kan satu akademi. Arah yang dilalui pasti sama. ''Chinen-San,'' panggil Keito.




''Apa?'' sahut Yuri tanpa menoleh.




''Kau ada acara tidak hari Sabtu ini?''




Yuri berhenti, dia langsung menatap Keito. Kenapa Keito bertanya soal itu? Ini bukan kode ajakan kencan, kan? ''Memangnya kenapa?'' tanya Yuri.




''Ano....'' Keito menggaruk tengkuknya dan terkekeh, ''ajari aku main biola, dong.''




Ming.




Yuri diam. Keito diam. Suasana mendadak sunyi. Hanya suara angin yang terdengar. ''Kau.... Apa?'' Yuri bertanya, dia tidak yakin dengan pendengarannya. Keito tadi minta apa?




''Ajari aku main biola,'' Keito mengulangi ucapannya.

Perfect HarmoniesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang