Yuya berlari kencang di koridor, dia berbelok dan akan masuk ICU namun Yabu langsung menahannya. “Apa yang terjadi?!” sahut Yuya panik, “kenapa semua ini bisa terjadi?!” Yuya menatap gusar kearah ICU, dia ingin sekali masuk dan mendekap Daiki. “Kau tenanglah, Takaki-San,” ucap Kei, “Dai-Chan sudah mendapat penanganan dari dokter.”
Ryosuke, Yuri, Yuto, dan Keito duduk bersebelahan. Mereka semua sangat cemas, terutama Ryosuke yang berkali-kali menengok kearah ICU. “Apa yang ada di otak Dai-Chan?” Yuri berucap gusar, “dia alergi kacang, lalu kenapa dia memakan kacang sebanyak itu?” “Dia tidak mungkin melakukannya tanpa alasan,” sahut Yuto, “maksudku, kalau dia sudah tahu alergi kacang, kenapa dia masih memakannya?”
“Mungkinkah…”
Mereka menoleh kearah Keito. “Mungkinkah Arioka-San sengaja melakukannya untuk mengulur waktu?” gumam Keito, matanya lurus menatap lantai rumah sakit, “dia akan berangkat ke China dalam waktu dekat, bisa saja dia mengulur waktu dan sengaja memakan kacang agar dia tidak jadi berangkat.” Keito menoleh menatap tiga temannya. “Atau setidaknya mengundur jadwal keberangkatan,” sambungnya.
“Benar juga,” ucap Ryosuke, dia semakin cemas dan beranjak mendekati ICU. Yuya semakin gusar, dia menggedor pintu ICU dan berteriak, “Dokter! Kumohon lakukan apapun untuk menyelamatkannya!”
Kei menatap cemas kearah ICU. ‘Tuhan, selamatkan Dai-Chan,’ batinnya. Setahunya, alergi kacang juga bisa membahayakan nyawa. Dia pernah mendengar kasus kematian akibat alergi. Kei tidak mau Daiki mengalami kejadian yang sama. Kei menoleh, dia segera berlari saat Kizuna datang bersama Hikaru. “Kizuna-Chan, bagaimana ini?” Kei berucap panik, “aku tidak mau terjadi hal buruk kepada Dai-Chan. Aku tidak mau kehilangan Dai-Chan.”
“Tenanglah, Inoo-Chan,” sahut Kizuna sambil memegang bahu Kei, “kau sudah benar dengan langsung membawanya kemari. Sekarang tenang, biarkan tim medis berkonsentrasi menanganinya. Suara panik kalian akan merusak konsentrasi mereka.”
“Bagaimana bisa aku tenang disaat seperti ini, Kizuna-Chan?!” Kei berteriak, “nyawa sahabatku dalam bahaya!”
“Lalu apa kau pikir kepanikanmu akan menyelesaikan masalah?” balas Kizuna, dia menghela napas dan menggiring Kei duduk. Kizuna duduk disamping Kei, dia menggenggam tangan gadis itu dan berkata, “Sekarang kau hanya perlu berdoa dan mempercayai kinerja tim medis. Tenang saja, alergi kacang tidak semematikan itu. Kecuali kau memakan satu ton kacang sekaligus, kurasa tidak akan ada hal buruk.”
Hikaru cengo, dia menoleh menatap Yabu yang juga cengo. Keito, Yuto, Ryosuke, dan Yuri juga tidak percaya dengan penglihatan mereka. “Mereka… akur?” tanya Yuri cengo, dia menatap yang lain. Yang lain hanya menggeleng pelan, mereka sendiri tidak percaya dengan situasi didepan mereka. Yabu tersenyum kecil, dia senang Kei mulai dekat lagi dengan Kizuna. Dia tahu, jauh didalam hati Kei masih menganggap Kizuna sahabatnya, begitupun sebaliknya. Mereka hanya dikuasai ego masing-masing.
Pintu ICU terbuka. Yang lain langsung berdiri mendekati dokter yang keluar. “Bagaimana keadaan putri saya?” tanya Tuan Arioka panik. Dokter tersenyum, dia menjawab, “Arioka-San baik-baik saja. Untung dia segera dibawa kemari, jadi kami bisa menanganinya sesegera mungkin. Jangan khawatir, dia sudah dipindahkan ke kamar inap.” Dokter itu memberi salam, dia meninggalkan yang lain. “Yokatta,” Ryosuke menghela napas lega, Yuto merangkul Ryosuke yang terisak senang.
Kizuna beranjak, dia berkata, “Ne, Takaki-Kun, bagaimana kalau kau menjaga Arioka-San malam ini?”
Ming.
Yang lain menahan napas, mereka memberi tatapan kau-ingin-memancing-keributan-disini-ya kepada Kizuna. Yuya melirik kearah Tuan Arioka yang menatapnya tidak suka, dia berkata, “Aku sibuk. Aku harus pergi.” Yuya membungkuk memberi salam, dia berdehem gugup dan melangkah menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Harmonies
Hayran KurguParty Monsters adalah band beraliran rock yang terkenal di Akademi Seni Inokura. Sedangkan Aozora adalah grup orkestra terbaik di akademi yang sama. Dua grup ini bersaing meraih popularitas, tapi Master Sakurai--Kepala Sekolah Akademi Inokura--malah...